Biochemical Oxygen Demand BOD

10 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU mgl adalah perairan yang kurang produktif, sedangkan kandungan oksigen terlarut lebih besar dari 7 mgl adalah perairan yang tergolong produktif.

2.6.3. Biochemical Oxygen Demand BOD

5 Nilai BOD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerob dalam proses penguraian senyawa organik yang diukur pada temperatur 20 o C. Dalam proses oksidasi secara biologis ini tentu saja dibutukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan dengan proses oksidasi secara kimiawi. Pengukuran BOD didasarkan kepada kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik, artinya hanya terhadap senyawa yang mudah diuraikan sudah mencapai kurang lebih 70, maka pengukuran yang umum dilakukan adalah pengukuran selama 5 hari BOD5. Disamping itu bisa juga dilakukan pengukuran selama 1 sampai 2 hari, sesuai dengan kebutuhan dan faktor waktu yang tersedia. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran BOD adalah jumlah senyawa organik yang akan diuraikan, tersediannya mikroorganisme aerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian itu Barus, 2004. 2.6.4.Derajat Keasaman pH Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, didefenisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion.Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan meyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Di samping itu nilai pH yang sangat rendah akan meyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion Aluminium yang bersifat toksik, semakin tinggi nilai ini akan mengancam kelangsungan hidup organisme air. Nilai pH tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu. Kenaikan pH di atas netral akan Universitas Sumatera Utara 11 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme Barus, 2004. 2.6.5.Penetrasi Cahaya Faktor cahaya yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat mengalami pembiasan yang menyebabkan kolam air yang jernih akan terlihat berwarna biru dari permukaan. Kondisi optik dalam air selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, juga dipengaruhi oleh substrat dan benda-benda lain yang terdapat di dalam air, vegetasi yang ada di sepanjang aliran air juga dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam air Barus, 2004. Jubaedah 2006, menjelaskan bahwa penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap sebagai faktor pembatas.Kekeruhan dan kedalaman air mempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan akuatik.Cahaya dibutuhkan ikan untuk memangsa, menghindar dari predator atau untuk beruaya.Pada umumnya ikan berada pada daerah-daerah yang penetrasi cahanya masih baik, sedangkan daerah yang gelap dimana penetrasi cahaya sudah tidak ada hanya dihuni ikan buas atau predator yang menyukai tempat gelap. Universitas Sumatera Utara 12 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB 3 BAHAN DAN METODE