15
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
3.6. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan
Faktor fisik dan kimia perairan yang diukur mencakup:
a. Temperatur
Temperatur air diukur dengan menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan kedalam sampel air selama lebih kurang 3 menit. Temperatur dibaca
pada skala termometer tersebut.
b. Penetrasi Cahaya
Penentrasi cahaya diukur dengan menggunakan keping seechi yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping seechi tidak terlihat. Panjang tali
yang masuk ke dalam air menunjukkan kedalaman penetrasi cahaya.
c. Derajat Keasaman pH
Nilai pH diukur dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air. Pembacaan dilakukan pada saat angka yang tertera
pada pH meter tersebut konstan.
d. Kandungan Oksigen Terlarut Disolved Oxygen
Kandungan oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode winkler.Sampel air yang diperoleh dimasukkan kedalam botol winkler kemudian
dilakukan pengukuran oksigen terlarutLampiran A.
e. Biochemical Oxygen Demand BOD
5
Pengukuran BOD
5
dilakukan dengan menggunakan metode winkler. Sampel air yang diambil dari dasar perairan dimasukkan ke dalam botol winkler. Bagan
kerja terlampir Lampiran B.
Universitas Sumatera Utara
16
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
W = aL
b
Secara keseluruhan pengukuran faktor fisikkimia berserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor FisikKimia Perairan
No. Parameter
Fisik – Kimia Satuan
Alat Tempat
Pengukuran 1
Temperatur air C
Termometer Air Raksa In-situ
2 Penetrasi
Cahaya Cm
Keping Seechi In-situ
3 pH air
- pH meter
In-situ 4
DO mgl
Metode Winkler In-situ
5 BOD
5
mgl Metode Winkler
Laboratorium
3.7.Analisis Data a. Hubungan Panjang Berat Ikan
Hubungan panjang berat ikan contoh dapat dianalisis dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Effendie 1992:
Keterangan: W = berat ikan
L = panjang total ikan
a dan b = konstanta Nilai b yang diperoleh digunakan untuk menduga kedua parameter yang
dianalisis. Bila b = 3 menunjukkan pola pertumbuhan isometrik dan b ≠ 3 menunjukkan pola pertumbuhan allometrik. Pertambahan berat lebih cepat
allometrik positif bila nilai b lebih besar dari 3 b3 dan pertumbuhan panjang lebih cepat allometrik negatif bila b lebih kecil dari 3 b3.
b. Kebiasaan makanan Food Habits atau Nilai