3.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah pasien dengan: 1.
Pasien dengan blok AV derajat 2 dan 3 2.
Pasien yang tiba dengan syok kardiogenik Killip IV 3.
Pasien dengan beberapa kondisi lain yang menjadi penyebab utama peningkatan enzim jantung. Kondisi tersebut antara lain:
a. Takiaritmia
b. Gagal jantung dekompensasi bukan dikarenakan SKA
c. Hipertensi emergensi
d. Penyakit kritis termasuk sepsis, syok non kardiogenik, dan luka bakar
e. Myocarditis
f. Kardiomiopati Tako-Tsubo
g. Stenosis aorta
h. Emboli paru
i. Gangguan ginjal akut
j. Spasme koroner
k. Kejadian neurologi akut stroke, perdarahan subaraknoid
l. Prosedur bedah jantung, hipo dan hipertiroid
m. Penyakit jaringan ikat scleroderma, hemokromatosis
n. Rabdomiolisis. Roffi M 2015
3.5 Definisi Operasional Variabel
1. IMANEST adalah subset dari sindroma koroner akut yang didiagnosis jika
terdapat keluhan angina akut dan dijumpai kenaikan enzim jantung dimana EKG menunjukkan tidak ada elevasi segmen ST yang persisten di dua sadapan
yang bersebelahan atau blok berkas cabang kiri bila EKG sebelumnya tidak diketahui, dan dengan atau tanpa disertai perubahan EKG diagnostik untuk
SKA Irmalita, 2015. 2.
Pasien dengan PJK adalah pasien yang telah didiagnosa menderita PJK, antara lain pasien dengan riwayat IMA sebelumnya, pasien dengan keluhan angina
tipikal yang telah terbukti mengalami lesi obstruksi koroner, dan atau pasien
Universitas Sumatera Utara
yang dengan keluhan angina tipikal dan profil risiko nya mengarah ke diagnosis PJK Montalescot, 2013.
3. Merokok didefinisikan sebagai riwayat merokok aktif sampai dengan
dilakukannya angiografi koroner atau subjek baru berhenti merokok dalam 6 bulan terakhir American Council on Exercise, 2016.
4. Riwayat hipertensi didefinisikan apabila memenuhi minimal salah satu kriteria
berikut ini Chobanian, 2004: -
Riwayat pernah didiagnosis oleh dokter menderita hipertensi dengan tekanan darah sistolik 140 dan atau tekanan darah diastolik 90
- Pada anamnesis dijumpai riwayat pemakaian obat anti hipertensi.
5. Diabetes mellitus didefinisikan sebagai berikut Ryden, 2007:
- Subjek selama ini telah atau pernah menggunakan obat hipoglikemik oral atau
insulin, atau hasil pemeriksaan kadar gula darah selama perawatan di rumah sakit memenuhi salah satu dari kriteria berikut; kadar HbA1c ≥ 6.5, kadar gula
darah puasa ≥ 126 mgdl, atau kadar gula darah post prandial ≥ 200 mgdl.
6. Dislipidemia adalah dijumpainya riwayat menderita dislipidemia dengan
kolesterol total 200 mgdL atau kolesterol high density lipoprotein HDL 40 mgdL atau low density lipoprotein LDL 130 mgdL atau dengan pengobatan
menggunakan obat antihiperlipidemia Expert Panel on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults, 2001.
7. KKvM selama perawatan didefinisikan sebagai terjadinya mortalitas
kardiovaskular, gagal jantung akut, syok kardiogenik, henti jantung mendadak dan aritmia mengancam jiwa.
8. Mortalitas kardiovaskular merupakan kematian yang diakibatkan oleh infark
miokard, henti jantung mendadak, atau akibat gagal jantung. 9.
Gagal jantung akut adalah ketidakmampuan jantung secara tiba-tiba memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh ditandai
dengan gejala sesak nafas dan atau tanda-tanda kongesti, kardiomegali pada pemeriksaan foto roentgen dada, dan atau pemeriksaan ekokardiografi
menunjukkan kelainan struktural dan atau fungsional jantung Dickstein, 2008. Pada pasien yang tiba dengan kondisi gagal jantung, maka komplikasi gagal
jantung akut dinilai bila terjadi episode gagal jantung akut berulang.
Universitas Sumatera Utara
10. Syok kardiogenik adalah terjadinya hipoperfusi jaringan yang diinduksi oleh
gagal jantung setelah koreksi yang adekuat dari preload dan aritmia mayor. Syok kardiogenik didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik 90
mmHg atau penurunan MAP 30 mmHg, dan produksi urin yang tidak ada atau menurun 0.5 mlkgjam Hasdai, 2002.
11. Aritmia mengancam jiwa adalah aritmia maligna termasuk fibrilasi ventrikel
dan takikardia ventrikel dengan atau tanpa denyut nadi Amsterdam, 2014. 12.
Tekanan darah adalah tekanan darah yang diukur di instalasi gawat darurat atau saat pasien pertama kali tiba di RS. Pengukuran dilakukan dengan posisi pasien
berbaring dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang di IGD. Pengukuran tekanan darah terdiri dari tekanan darah sistolik dan diastolik.
13. Laju denyut jantung adalah laju denyut jantung yang diukur di instalasi gawat
darurat atau saat pasien pertama kali tiba di RS. Pengukuran dilakukan dengan posisi pasien berbaring dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang
di IGD. 14.
Indeks syok adalah perbandingan antara laju denyut jantung dengan TDS. Bilkova, 2011
3.6 Identifikasi Variabel