Hubungan indeks syok dengan KKvM

4.2. KKvM selama perawatan

Pada pemantauan selama pasien dirawat, dijumpai 5 orang pasien meninggal 10.2. KKvM lain yang dijumpai adalah syok kardiogenik pada 5 orang pasien 10.2, dan gagal jantung akut pada 1 orang 2. Pasien yang tidak mengalami KKvM berjumlah 38 orang 77.6. Penyebab kematian pada pasien adalah 3 orang 60 dikarenakan aritmia ganas dan 2 orang 40 karena gagal jantung akut. Tabel 4.2. KKvM yang terjadi selama perawatan KKvM Frekuensi Kejadian Kematian 5 10.2 Gagal jantung akut 1 2 Syok kardiogenik 5 10.2

4.3. Hubungan indeks syok dengan KKvM

Indeks syok memiliki hubungan dengan terjadinya KKvM selama perawatan. Kelompok pasien dengan indeks syok tinggi terlihat mengalami kemungkinan risiko lebih tinggi mengalami KKvM 38.1 berbanding 10.7. Risiko pada kelompok dengan indeks syok tinggi sebesar 38.1 dan risiko pada kelompok indeks syok rendah sebesar 10.7. Risiko relatif sebesar 0.3810.107 = 3.56. Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien dengan indeks syok tinggi memiliki risiko 3.56 lebih besar jika dibandingkan dengan pasien dengan indeks syok rendah untuk mengalami KKvM selama perawatan. Tabel 4.3. Hubungan Indeks Syok dengan KKvM Mann Whitney U test, Fisher exact test Karakteristik Keseluruhan subyek n=49 Indeks Syok Nilai p KKvM + n=11 KKvM - n=38 Indeks syok 0.63 0.32-1.2 0.84 0.4-1.2 0.63 0.32-1.2 0.054 Kategori Indeks Syok - Indeks syok 0.7 - Indeks syok ≤ 0.7 21 43 28 57 8 38.1 3 10.7 13 61.9 25 89.3 0.037 Universitas Sumatera Utara Pada pasien kemudian dibagi menjadi kelas berjenjang berdasarkan rumus pembagian interval kelas dengan rumus K = 1 + 3,33 log N. Dari rumus tersebut didapatkan panjang kelas interval adalah 0.1. Oleh karena itu, klasifikasi indeks syok kemudian dibagi menjadi 6 kelas yakni: 1. IS ≤ 0.7 2. IS 0.71 – 0.80 3. IS 0.81 – 0.90 4. IS 0.91 – 1.00 5. IS 1.01 – 1.10 6. IS 1.11 – 1.20 Uji regresi logistik antara ke enam kelas ini menunjukkan bahwa peningkatan indeks syok secara berjenjang tidak memiliki perbedaan signifikan dalam menyebabkan terjadinya KKvM . Tabel 4.4. Hubungan Peningkatan Berjenjang Indeks Syok Dengan KKvM Pada Seluruh Kelompok Subyek Penelitian Syok Index Kejadian KKVM Nilai p Risk 95 CI = 0.7 0.36 1 1 0.71 – 0.80 2 orang 0.11 5.55 0.64 -47.8 0.81 – 0.90 3 orang 0.81 1.33 0.11 – 15.7 0.91 – 1.00 1 orang 0.74 0.67 0.06 – 7.35 1.01 – 1.10 0 orang 0.85 1.33 0.06-26.6 1.11 – 1.20 2 orang 1 na na1 Uji regresi logistik kemudian dilakukan kembali dengan mengeluarkan kelompok dengan indeks syok normal dan menjadikan kelompok indeks syok 0.71- 0.8 sebagai pembanding. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan indeks syok secara berjenjang tidak memiliki perbedaan signifikan dalam menyebabkan terjadinya KKVM . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Hubungan Peningkatan Berjenjang Indeks Syok Dengan KKvM pada Kelompok dengan indeks syok tinggi Syok Index Kejadian KKVM p-value Risk 95 CI 0.71 – 0.80 2 orang 0.93 1 1 0.81 – 0.90 3 orang 0.48 2.5 0,19 – 32,19 0.91 – 1.00 1 orang 1 1 0.08 – 12.5 1.01 – 1.10 0 orang 0.6 2 0.09 – 44.3 1.11 – 1.20 2 orang 1 na na Indeks syok terlihat tidak memiliki hubungan dengan terjadinya kematian. Nilai rerata indeks syok pada kelompok yang mengalami kematian lebih tinggi yakni 0.78 namun tidak memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik. Tabel 4.6. Hubungan Indeks Syok dan Kematian Mann Whitney U test Fisher exact test

4.4. Faktor prediktor terjadinya KKvM selama perawatan

Dokumen yang terkait

Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Pasien dengan Infark Miokard Akut Non Elevasi Segmen ST

0 0 9

Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Pasien dengan Infark Miokard Akut Non Elevasi Segmen ST

0 2 8

Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Pasien dengan Infark Miokard Akut Non Elevasi Segmen ST

1 6 23

Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Pasien dengan Infark Miokard Akut Non Elevasi Segmen ST

0 4 5

Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Pasien dengan Infark Miokard Akut Non Elevasi Segmen ST

0 0 2

Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Pasien dengan Infark Miokard Akut Non Elevasi Segmen ST

1 16 18

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

0 0 17

Penambahan Nilai Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri pada Skor Grace Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskuler Mayor Pada Pasien Infark Miokardium Akut Non Elevasi Segmen ST

0 4 18

Penambahan Nilai Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri pada Skor Grace Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskuler Mayor Pada Pasien Infark Miokardium Akut Non Elevasi Segmen ST

0 0 2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor (KKM) pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA) Chapter III VI

1 3 22