Ciri Perilaku Asertif Perkembangan Perilaku Asertif

27 tingkat pendidikan, kebudayaan, tipe kepribadian dan situasi tertentu lingkungan sekitar.

3. Ciri Perilaku Asertif

Dalam tulisan Tjalla Awaluddin 2008: 3 ciri dari perilaku asertif merujuk pada teori Lange dan Jakubowski 1978 adalah sebagai berikut: a. Memulai interaksi b. Menolak permintaan yang tidak layak c. Mengekspresikan ketidaksetujuan dan ketidaksenangan d. Berbicara dalam kelompok e. Mengekspresikan pendapat dan saran f. Mampu menerima kecaman dan kritik g. Memberi dan menerima umpan balik Ditambahkan oleh Palmer Froener 2002 ciri-ciri individu yang asertif adalah: a. Bicara jujur b. Memperlakukan orang lain dengan hormat, begitu pula sebaliknya c. Menampilkan diri sendiri dan menyayangi orang lain d. Memiliki hubungan yang baik dan efektif dengan orang lain e. Tenang dalam keseharian dan memperlihatkan selera humor dalam menghadapi situasi-situasi yang sulit. Seseorang yang memiliki perilaku asertif memiliki rasa percaya diri, mampu menerima diri sendiri sebagaimana adanya maksudnya menerima kekurangan dan kelebihan pada diri individu tanpa merasa 28 rendah diri, berpendirian teguh, tanpa perasaan cemas terhadap orang lain, tanpa mengesampingkan ataupun menyakiti orang lain dan melanggar hak – hak yang dimiliki orang lain, orang yang asertif dapat menjalin hubungan baik dengan orang yang baru dikenal, memiliki perasaan yang positif terhadap orang lain, menghormati orang lain serta memberikan perhatian dengan pujian untuk orang lain.

4. Perkembangan Perilaku Asertif

Usaha mencapai hubungan yang seimbang dengan teman sebaya remaja perlu memiliki kemampuan berperilaku asertif untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan pergaulannya. Seperti yang diungkapkan Qurotul A’Yuni 2010 bahwa remaja yang asertif adalah remaja yang mampu mengemukakan perasaan dengan ekspresi sebenarnya secara tepat dan tegas tanpa rasa takut menyakiti orang lain. Berdasarkan beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah suatu perilaku yang mampu menyatakan pikiran, perasaan yang sebenarnya secara jujur dan langsung kepada orang lain tanpa disertai perasaan cemas dan takut serta tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pada umumnya tidak sedikit remaja dalam berhubungan dengan teman sebaya lebih suka diam, kurang bahkan tidak berani untuk berkata sesuai kehendak hatinya, hal tersebut sering dan biasa terjadi karena remaja merasa minder dan cemas jika tidak diterima dalam kelompok lingkup sosialnya, sehingga cenderung menyebabkan dirinya dijauhi oleh 29 teman sebayanya atau kelompoknya. Calhoun dkk terjemahan Satmoko, 1995 menjelaskan bahwa orang yang berperilaku asertif adalah mampu mengatakan “Inilah saya. Saya perlu diperhitungkan. Saya mempunyai hak untuk menjadi seperti yang saya inginkan, dan menginginkan sesuatu yang memang saya inginkan, serta saya akan jalankan semua keputusan saya”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perilaku asertif yang dimiliki oleh remaja dapat menjadikan para remaja mampu menciptakan hubungan sosial yang baik dengan teman sebayanya dan dalam lingkup pergaulannya sehari-hari. 5. Tujuan dan Manfaat Perilaku Asertif Keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain sangat ditentukan oleh sikap dan tingkah laku individu yang bersangkutan Oleh karena itu, cara berperilaku menjadi penting dalam kehidupan seseorang khususnya perilaku asertif. Kegagalan dalam hubungan sosial sering disebabkan karena seseorang tidak bisa berperilaku asertif, dalam arti tidak mampu mengekspresikan perasaan yang sesungguhnya. Sebagai makhiuk sosial, manusia selalu berhubungan dengan orang lain. Kemampuan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain dalam bergaul bersama orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkannya. Dari beberapa pendapat dan penelitian para ahli dibawah ini dapat diketahui besarnya manfaat berperilaku asertif, antara lain: 30 a. Menurut hasil penelitian Sanchez dan Lewinsohn dalam Retnaningsih,1992 menemukan bahwa semakin tinggi kemampuan seseorang dalam berperilaku asertif akan makin tidak mudah terbawa dalam kondisi depresi. b. Menurut Goddard dalam Prabana, 1997. Perilaku asertif dapat pula membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini disebabkan dalam proses aktualisasi dibutuhkan keterbukaan, kesadaran diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan perhatian terhadap hak-hak orang lain. Selain itu menurut Sugiyo 2005: 110 akibat dari emosi, sikap dan perilaku yang tidak tegas atau tidak asertif akan dijauhi dari lingkungannya, dengan kondisi yang demikian akan mengurangi rasa percaya diri karena tidak bersosialisasi dengan lingkungan yang baik. Dari pendapat tersebut, menunjukkan pentingnya perilaku asertif dikembangkan oleh siswa. Dengan berperilaku asertif mereka akan mendapatkan kehidupan sosial yang baik. Dari beberapa pendapat dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif sangat berguna bagi kehidupan manusia. Dengan memiliki kemampuan berperilaku asertif, seseorang tidak akan depresi, sehingga memungkinkan seseorang memperoleh kepuasan dalam hidup dan membantu dalam mewujudkan aktualisasi diri sehingga memungkinkan tercapainya kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, asertivitas sangat bermanfaat bagi penyesuaian sosial dalam lingkungan 31 manapun dimana terjadi interaksi atau hubungan dengan orang lain. Penyesuaian sosial yang baik akan membawa pribadi yang sehat dan mental yang sehat. Dengan perilaku asertif, komunikasi dengan orang lain dapat berlangsung secara efektif dan lancar karena tidak adanya perasaan cemas dan takut, serta mendukung perkembangan motivasi berprestasi seseorang, sehingga memudahkan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

6. Perilaku Asertif Remaja