Perilaku Asertif Remaja PENINGKATAN PERILAKU ASERTIF MELALUI TEKNIK PSIKODRAMA PADA SISWA KELAS VII D DI SMP NEGERI 2 MOYUDAN.

31 manapun dimana terjadi interaksi atau hubungan dengan orang lain. Penyesuaian sosial yang baik akan membawa pribadi yang sehat dan mental yang sehat. Dengan perilaku asertif, komunikasi dengan orang lain dapat berlangsung secara efektif dan lancar karena tidak adanya perasaan cemas dan takut, serta mendukung perkembangan motivasi berprestasi seseorang, sehingga memudahkan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

6. Perilaku Asertif Remaja

Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia yang terentang sejak anak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia file span development. Pada masa remaja terjadi ketegangan emosi yang bersifat khas sehingga masa ini disebut masa badai dan topan storm and stress, masa yang menggambarkan keadaan emosi remaja yang tidak menentu, tidak stabil dan meledak-ledak. Menurut Monks,dkk Desiani Maentiningsih, 2008 remaja adalah suatu periode peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa. Sejalan dengan hal tersebut, Santrock 2003: 26 berpendapat bahwa masa remaja dimaksudkan sebagai masa perkembangan peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial- emosional. Perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berfikir abstrak sampai pada kemandirian. 32 Siti Partini Suardiman 1995: 121-122 berpendapat masa remaja dibagi ke dalam masa remaja awal yang berlangsung kira-kira usia 13-16 tahun, sering disebut usia belasan dan masa remaja akhir dimulai pada usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, berlangsung sangat singkat, yaitu usia yang secara hukum dianggap sudah matang. Sedangkan menurut Papalia dan Olds dalam Yudrik Jahja, 2011: 220, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai Papalia Olds dalam Yudrik Jahja, 2011: 220. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak Hurlock dalam Yudrik Jahja, 2011: 220. Dilihat dari perkembangan sosialnya, masa remaja termasuk pada tahap kelima dari teori psikososial dari Erikson yaitu pencarian identitas versus kebingungan identitas . Dimana pada masa itu remaja dihadapkan pada pencarian pengetahuan tentang dirinya, apa dan dimana serta bagaimana tentang dirinya. Sedangkan menurut Anna Freud dalam Yudrik Jahja, 2011: 220 berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi 33 proses perkembangan meliputi perubahan – perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di masa pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja ini merupakan satu masa penting dimana terjadi masa peralihan atau masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang disertai dengan berbagai perubahan seperti perubahan biologis, sosial dan psikologis yang berlangsung antara umur 12 atau 13 dan berakhir pada usia belasan tahun atau dua puluhan tahun yaitu usia yang matang secara hukum. Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dengan masa sebelumnya atau sesudahnya, Menurut Hurlock Rita Eka Izzaty dkk, 2008: 124-126 menjelaskan ciri-ciri tersebut yang meliputi: a. Masa remaja sebagai periode penting Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru. b. Masa remaja sebagai periode peralihan Masa remaja harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak – kanakan serta mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. Pada 34 masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. c. Masa remaja sebagai periode perubahan Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. Sebaliknya jika perubahan fisik menurun maka diikuti perubahan sikap dan perilaku yang menurun juga d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri atau tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman – teman dalam segala hal, seperti masa sebelumnya. Namun adanya sifat yag mendua, dalam beberapa kasus menimbulkan suatu dilema yang dapat menyebabkan krisis identitas. Pada saat ini remaja berusaha untuk menunjukkan siapa dirinya dan peranannya dalam kehidupan masyarakat. e. Usia bermasalah Pada saat remaja, masalah yang dihadapi akan diselesaikan secara mandiri, mereka menolak bantuan orang tua dan orang lain. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan atau kesulitan Pada masa remaja sering timbul pandangan yang kurang baik atau bersifat negatif dan hal tersebut mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja pada dirinya. Dengan demikian remaja sulit melakukan peralihan menuju masa dewasa 35 g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja lebih memandang dirinya dan diri orang lain sebagaimana apa yang diinginkannya, terlebih pada cita – cita sehingga mengakibatkan emosi mereka meninggi dan mudah marah apabila keinginannya tidak tercapai. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional remaja memandang diri dan orang lain semakin realistik. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Menjelang menginjak dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya, mereka belum siap berperilaku sebagai orang dewasa sehingga mereka mulai berperilaku seperti status orang dewasa. Terdapat perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Havighurst Rita Eka Izzaty dkk, 2008: 126 , bahwa ada beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja yaitu : a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita b. Mencapai peran sosial pria dan wanita c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab e. Mempersiapkan karir ekonomi 36 f. Mempersiapkan perkawinan dalam keluarga g. Memperoleh perangkat nilai-nilai dan sistem etika sebagai pegangan untuk berperilaku Memasuki jenjang dewasa telah terbayang oleh remaja berbagai hal yang akan dihadapi tidak hanya yang berkaitan dengan perubahan fisik, sosial dan ekonomi akan tetapi juga menghadapi tugas yang berkaitan dengan faktor psikologis seperti pencapaian kebahagiaan dan kepuasan, persaingan, kekecewaan dan perang batin yang dapat terjadi karena adanya perbedaan norma masyarakat dalam sistem kehidupan sosial dan kata hati setiap individu. Perkembangan pada masa remaja merupakan perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan yang dapat terjadi secara kuantitatif, seperti pertambahan tinggi dan berat badan; dan secara kualitatif, mengenai perubahan tentang cara berpikir konkrit menjadi abstrak Papalia Olds, dalam Yudrik Jahja, 2011: 221. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang terjadi pada masa remaja, antara lain: a. Perkembangan fisik Merupakan perubahan-perubahan yang meliputi pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan ketrampilan motorik yang ditandai dengan pertambahan tinggi-berat badan, pertumbuhan tulang-otot, dan kematangan organ seksual serta fungsi reproduksi. 37 b. Perkembangan kognitif Perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa Piaget dalam Yudrik Jahja, 2011:232 mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif yang terjadi, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas yang cenderung memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak, disebutkan juga bahwa tahap perkembangan kognitif ini merupakan tahap operasi formal, yaitu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak yang tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan demikian mencapai tahap tersebut seorang remaja dapat dikatakan telah mampu berpikir secara fleksibel dan kompleks. c. Perkembangan kepribadian dan sosial Perkembangan kepribadian merupakan perubahan tentang cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang syarat pada masa remaja adalah pencarian identitas diri yaitu proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup Erikson dalam Yudrik Jahja, 2011: 234. 38 Yudrik Jahja 2013: 225-226 Masa remaja adalah masa datangnya pubertas 11-14 sampai usia sekitar 18 tahun, masa transisi dari kanak- kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada sejumlah alasan : a. Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan sendiri. Hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan menjauhkan dari keluarga b. Remaja lebih mudah dipengaruhi teman, ini berarti pengaruh orangtua melemah. Usia remaja berperilaku dan memiliki kesenangan sendiri dan bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga c. Remaja yang sedang mengalami perubahan fisik yang luar biasa baik pertumbuhan maupun seksualitasnya dapat menjadi sumber perasaan bersalah dan frustasi d. Remaja menjadi terlalu percaya diri dan emosionalnya yang tidak terkontrol menyebabkan remaja sulit menerima nasihat dari orang lain. Sunarto 1995: 56-58 menguraikan berbagai permasalahan yang dihadapi remaja sebagai berikut : a. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap dan 39 perilaku yang besar. Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan dapat mengakibatkan menurunnya harga diri dan akibatnya remaja bersikap agresif atau sebaliknya bersifat kurang percaya diri, pendiam dan memiliki harga diri yang kurang. b. Remaja seringkali kesulitan dalam menerima perubahan fisiknya karena pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi, ketidakserasian proporsi tubuh menimbulkan kejengkelan karena sulit mendapatkan pakaian yang pantas. Hal itu juga terlihat dari gerakan ataupun perilaku yang keliatan kurang pantas c. Perkembangan fungsi seks pada remaja apabila tidak mendapatkan arahan ataupun penyaluran yang tepat dapat berakibat negatif pada remaja karena menimbulkan kebingungan untuk memahaminya serta pandangan terhadap teman sebaya lain jenis kelamin menimbulkan kesulitan dalam pergaulan sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menentang norma d. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat remaja yang terlalu mendambakan kemandirian dan menganggap dirinya cukup mampu mengatasi permasalahan dalam kehidupan kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah. Kehidupan bermasyarakat banyak menuntut remaja untuk menyesuaikan diri namun tidak semuanya selaras sehingga remaja merasa selalu disalahkan dan akibatnya mereka frustasi dengan perilakunya sendiri. 40 e. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial-ekonomi akan berkaitan dengan masalah menetapkan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja karena bukan hanya keragaman norma dalam kehidupan masyarakat akan tetapi juga norma baru dalam kehidupan sebaya dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya f. Berbagai norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja, sedang remaja merasa memiliki norma dan nilai kehidupan yang lebih sesuai. Perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dianut membuat remaja dianggap “nakal” Perubahan remaja secara aspek biologis, sosial dan psikologi harus sama-sama mengalami perkembangan yang optimal, kerena aspek – aspek tersebut saling terhubung dan tidak bisa dipisahkan. Yang artinya aspek biologis akan berkembang optimal ketika aspek yang lain juga sama berkembangannya. Perilaku asertif merupakan perilaku yang perlu dikembangkan remaja terutama untuk mengembangkan aspek sosialnya, maupun perkembangan aspek biologis dan psikologi. Perilaku asertif membuat remaja akan memiliki perilaku yang jujur, relatif terus terang, dan mampu mengekspresikan perasaan, pikiran, serta keyakinannya secara tepat. Maka perilaku asertif perlu dikembangkan remaja, untuk menghadapi tuntutan penyesuaian perilaku dan memenuhi harapan sosial dilingkungannya untuk lebih dewasa atau 41 mandiri. Dengan kata lain, perilaku asertif dapat membentuk seorang remaja untuk mencapai kemandiriannya. Remaja yang mandiri salah satunya adalah remaja yang memiliki perilaku asertif yang baik, karena telah mampu menentukan pilihan yang baik untuk dirinya tanpa menyakiti atau mengambil hak orang lain tetapi justru lebih menghargainya. Dengan pengambilan keputusan atau pilihan yang tepat untuk dirinya akan menumbuhkan perasaan bahagia, kepuasan hidup yang tinggi dalam diri individu dan mendapatkan penghargaan sosial dari orang lain. Kepuasan hidup dan rasa dihargai bagi remaja teramat penting dan bermakna untuk didapatkannya, dengan kondisi tersebut akan terhindar dari perasaan cemas, depresi, dan rasa rendah diri atau minder dengan orang lain. Sebab kecemasan, stres, dan depresi merupakan kondisi mental yang kurang baik, yang akan menghambat tumbuh kembang remaja secara optimal. Perilaku asertif juga dapat membantu remaja untuk mencapai tugas – tugas perkembangannya dengan baik, yaitu membantu remaja melakukan penyesuaian dengan perubahan fisik, sosial-emosional, kognitif dan perilaku dengan baik. Selain itu, membantu menemukan solusi – solusi yang tepat untuk menghadapi masalah – masalah yang akan datang maupun yang sedang dihadapi. Pada pencapaiaan akhirnya remaja yang asertif akan mampu memenuhi kebutuhan untuk aktualisasi diri yang baik, karena aktualisasi dicapai dengan keterbukaan, kesadaran diri, menyesuaian diri dan menghargai hak-hak orang lain. 42

B. Psikodrama 1.

Pengertian Psikodrama Psikodrama merupakan permainan peranan yang dimaksud agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan – kebutuhan, dan menyatakan reaksinya terhadap tekanan – tekanan terhadap dirinya Corey dalam Tatiek Romlah, 2006: 107. Tatiek Romlah 2006:107 menjelaskan di dalam psikodrama klien memerankan situasi – situasi dramatis yang dialami pada waktu lalu, sekarang dan yang diantisipasikan akan dialami pada waktu yang akan datang, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai dirinya dan melepaskan tekanan-tekanan yang dialami atau katarsis. Kejadian-kejadian yang penting dimainkan kembali agar klien dapat mengenali perasaan-perasaannya dan dapat mengungkapkan perasaannya sepenuhnya sehingga terbuka jalan untuk terbentuknya perilaku baru. Dalam psikodrama individu yang mempunyai masalah memerankan dirinya sendiri. Anggota kelompok yang lain dapat menguji kenyataan karena kelompok terdiri dari situasi kehidupan yang nyata dan 43 dapat memberikan saran untuk memecahkan masalah yang dihadapi yang belum terfikirkan oleh individu yang memiliki masalah.

2. Tujuan Psikodrama