penyusutan kandang atau bangunan building depreciation, penyusutan peralatan, bunga pinjaman bank apabila peternak mendapat modal dari bank.
2.7 Pendapatan Peternak
Pendapatan peternak sangat berpengaruh bagi keberlangsungan sebuah usaha peternakan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka
semakin besar kemampuan peternak untuk membiayai segala pengeluaran
dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh peternak tersebut. Selain itu
pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi usaha peternakan. Menurut Zaki Baridwan 1997 dalam Buku Intermediate Accounting
merumuskan pengertian pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang atau kombinasi dari
keduanya selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan
kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama dan usaha. Sementara menurut Munandar 1981 : 16 pendapatan adalah sutau pertambahan assets yang
mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan karena
panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya liabilities. Selain itu C. Rollin
Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess 1992:56-57 menyatakan pendapatan sebagai kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang
dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan
untuk memperoleh penghasilan. Sofyan Syafri Harahap 2001:236 mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa
yang dibebankan kepada langgananmereka yang menerima. Dalam hal ini, pendapatan peternak dapat dilihat dalam analisa usaha ternak.
Analisis usaha ternak sangat tergantung pada perhitungan biaya produksi, harga pasar dan pendapatan penjualan, serta perhitungan bonus
usaha. Berikut ini dijelaskan mengenai analisis usaha ternak broiler: 1. Perhitungan Biaya Produksi
Besarnya biaya produksi ayam broiler komersial hidup di suatu farm, di suatu negara, atau pada suatu musim sangat bervariasi. Banyak faktor
yang mempengaruhi biaya produksi. Namun faktor terbesar yang berpengaruh terhadap biaya produksi adalah pakan, sehingga besar
kecilnya biaya produksi yang dikeluarkan, bergantung pada biaya pakan yang dikeluarkan. Biaya per ekor atau per kilogram berat hidup ayam
akan semakin tinggi jika performa pemeliharaan tidak baik. Performa dapat diukur dari tingkat mortalitas dan penggunaan pakan Fadilah,
2006. Dalam usaha kemitraan ayam broiler, biaya produksi yang
dikeluarkan oleh peternak plasma setiap periode pemeliharaan adalah biaya pembelian sekam, gas LPG, listrik, air dan tenaga kerja. Sementara
biaya pakan, DOC, dan obat-obatan ditanggung oleh perusahaan inti. 2. Harga Pasar dan Pendapatan Penjualan Ayam
Harga ayam ketika dijual ditentukan oleh harga pasar yang berlaku pada saat itu. Informasi harga yang berlaku biasanya diperoleh dari Pusat
Informasi Pasar Broiler PINSAR atau dari harga posko yang dibentuk oleh para broker ayam. Harga ayam broiler bervariasi dari waktu ke waktu
tergantung pada pasokan produksi, daya beli masyarakat, variasi berat
ayam, dan kondisi kesehatan ayam. Harga ayam juga sangat dipengaruhi oleh peringatan hari-hari raya Fadilah, 2006.
Pendapatan penjualan ayam adalah total pendapatan kotor suatu usaha ayam broiler komersial selama satu periode dari hasil penjualan
ayam yang dipelihara, sedangkan hasil penjualan sampingan by product seperti karung dan kotoran ayam disebut dengan pendapatan lain-lain.
Beberapa perusahaan kemitraan ayam broiler biasanya memberikan insentif kepada peternak plasmanya ketika harga jual ayam hidup di
pasaran lebih tinggi dari nilai kontrak yang telah disepakati, yang lebih dikenal dengan Bonus pasar. Masing
–masing perusahaan memiliki mekanisme pengaturan dalam pemberian bonus pasar kepada peternaknya
sesuai prestasi pemeliharaan. 3. Perhitungan Laba Rugi
Beberapa faktor yang mempengaruhi laba rugi suatu usaha ayam broiler komersial adalah sebagai berikut:
a. Prestasi produksi
Semakin tinggi nilai performa, maka biaya produksi makin rendah. Tinggi rendahnya prestasi akan berpengaruh terhadap besar
kecilnya laba rugi yang akan diperoleh. Prestasi yang buruk, erat kaitannya dengan adanya masalah di farm yang bersangkutan,
misalnya ayam terkena sakit, kualitas DOC rendah, pakan jelek, atau terjadi kesalahan manajemen. Dalam usaha kemitraan, prestasi
produksi setiap pemeliharaan ayam broiler dinyatakan dengan IP Indeks Prestasi. Metode perhitungannya adalah sebagai berikut:
Panen x Umur
FCR BW
x Hidup
Daya
IP Keterangan :
Daya Hidup = Persentase ayam hidup yang terpanen
BW = Berat ayam saat panen Kg
FCR = Jumlah pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan
satu kilogram bobot ayam hidup Umur Panen
= Rata –rata umur panen hari
Sumber : PT. X, 2014 b.
Harga jual ketika panen Harga jual di atas biaya produksi menandakan usaha yam broiler
komersial menguntungkan. Semakin tinggi selisih jual dan biaya produksi, semakin besar keuntungan yang akan diperoleh. Namun jika
harga jual di bawah biaya produksi, maka usaha ayam broiler komersial akan rugi. Sementara itu, saat ini perusahaan inti yang
membeli ayam dari peternak plasma lebih banyak menggunakan harga kesepakatan sistem kontrak sehingga pendapatan peternak plasma
relatif stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh harga jual dipasaran. c. Harga beli sarana peternakan Sapronak
Tinggi rendahnya harga beli secara langsung berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya produksi, terutama harga beli pakan. Alasannya,
pakan merupakan komponen paling besar dalam usaha ayam. Meskipun faktor penentu laba rugi lainnya stabil, seperti performa
pemeliharaan tetap baik, atau harga jual stabil, belum tentu usaha beternak ayam memperoleh untung besar, jika harga sapronak tinggi.
Tinggi rendahnya
harga sapronak
secara langsung
sangat mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi dan secara otomatis
akan mempengaruhi laba rugi yang akan diperoleh.
d. Faktor lain
Faktor lain yang berpengaruh pada besarnya laba rugi adalah perbedaan kebijakan perhitungan biaya produksi, yang secara otomatis
akan mempengaruhi perhitungan besar kecilnya laba rugi yang akan diperoleh. Kebijakan tersebut meliputi perhitungan sewa kandang,
management fee, dan bonus atau insentif karyawan yang dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi.
4. Perhitungan Bonus Usaha Untuk memberikan motivasi kepada karyawan, setiap akhir periode
pemeliharaan ayam broiler komersial selalu diadakan pemberian bonus. Bonus ini diberikan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
manajemen atau pengusaha. Indikator atau acuan yang dipakai adalah hasil perhitungan performa pemeliharaan Fadilah, 2006. Demikian pula
pada usaha kemitraan, biasanya perusahaan inti memberikan bonus kepada peternak plasma ketika performen pemeliharaan baik, yang bisa
dilihat dari nilai FCR, kemudian disebut bonus FCR dan dihitung sesuai mekanisme perusahaan.
Menurut Suratiyah 2006, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangat kompleks. Faktor-faktor tersebut dapat
dibagi menjadi dua yaitu faktor internal-eksternal dan faktor manajemen. Faktor internal-eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan
pendapatan usahatani. Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalaman
sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya, akan tetapi semakin tua akan semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga memerlukan
bantuan tenaga kerja tambahan. Pendidikan terutama pendidikan non-formal misalnya kursus kelompok tani, penyuluhan, atau studi banding akan
membuka pemikiran peternak, menambah keterampilan dan pangalaman peternak dalam mengelola usahataninya.
Jumlah tenaga kerja dalam keluarga akan berpengaruh pada biaya, semakin banyak menggunakan tenaga kerja keluarga maka semakin sedikit
biaya yang dikeluarkan untuk mengupah tenaga kerja luar keluarga. Petani dengan lahan sempit dengan tenaga kerja keluarga yang tersedia, dapat
menyelesaikan pekerjaan usahataninya tanpa menggunakan tenaga kerja luar yang diupah sehingga biaya per usahatani menjadi rendah.
Modal yang tersedia berhubungan langsung dengan peran petani sebagai manajer dan juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis
komoditas yang akan diusahakan tergantung modal karena ada komoditas yang padat modal sehingga memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk
mengusahakannya Suratiyah, 2006.
2.8 Kepuasan Peternak