rata-rata jangka panjang menurun dan kemudian meningkat sejalan dengan meningkatnya luas lahan yang ditanami.
Faktor keuangan lebih ditunjukkan pada harga yang harus dibayar dan diterima oleh perusahaan. Banyak perusahaan membeli input dengan
harga yang didiskon karena membeli dalam jumlah besar. Perusahaan akan melakukan negosiasi kontrak atau membuat kesepakatan dengan pemasok
untuk mendapatkan diskon tersebut, menekan biaya pengiriman, atau penghematan lainnya. Oleh karena itu, perusahaan besar dapat memperoleh
keuntungan yang lebih besar dalam penjualan dengan mencapai efisiensi pada kontrak pemasaran, muatan, dan penjualan. Biaya produksi minimum
terjadi ketika manajer mengkombinasikan antara faktor teknis dan keuangan, sehingga ukuran optimal industri akan berbeda-beda Seitz et al. diacu dalam
Puspitawati, 2004.
2.4 Pola Kemitraan
Direktorat Pengembangan Usaha, Departemen Pertanian 2002 memberikan panduan mengenai beberapa jenis pola kemitraan yang telah
banyak dilaksanakan di Indonesia, yaitu: 1 Inti Plasma
Merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, dimana perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan
kelompok mitra bertindak sebagai plasma. Pola kemitraan ini dapat dilihat dalam Gambar 2.1.
Plasma Plasma
Perusahaan Mitra
Plasma Plasma
Gambar 2.1. Skema Pola Kemitraan Inti Plasma
Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha 2002
Dalam pola kemitraan inti plasma, kewajiban bagi kelompok mitra adalah: 1 berperan sebagi plasma, 2 pengelola seluruh usaha bisnisnya
sampai dengan panen, 3 menjual hasil produksi kepada perusahaan mitra, 4 memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang telah
disepakati. Sedangkan perusahaan mitra wajib: 1 berperan sebagai perusahaan inti, 2 menampung hasil produksi, 3 membeli hasil produksi, 4
memberi bimbingan teknis dan pembinaan manajemen kepada kelompok mitra, 5 memberikan pelayanan kepada kelompok mitra berupa
permodalankredit, sarana produksi dan teknologi, 6 mempunyai usaha budidaya
pertanianmemproduksi kebutuhan
perusahaan, dan
7 menyediakan lahan.
2. Subkontrak Pola kemitraan subkontrak merupakan kemitraan antara kelompok
mitra dengan perusahaan mitra, dimana di dalamnya kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan oleh perusahaan mitra sebagai
bagian dari produksinya. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat pola kemitraan subkontrak.
Kelompok Kelompok
Mitra Mitra
Memproduksi Memproduksi
Komponen Komponen
Produksi Produksi
Perusahaan Mitra
Memproduksi Memproduksi
Komponen Komponen
Produksi Produksi
Kelompok Kelompok
Mitra Mitra
Gambar 2.2. Skema Pola Kemitraan Subkontrak
Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha 2002
Pola kemitraan subkontrak mensyaratkan bahwa kelompok mitra
harus: 1 memproduksi kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan mitra sebagai komponen produksinya, 2 menyediakan tenaga kerja, dan 3
membuat kontrak bersama yang mencantumkan volume, harga dan waktu. Sedangkan tugas perusahaan mitra adalah: 1 menampung dan membeli
komponen produksi yang dihasilkan oleh kelompok mitra, 2 menyediakan bahan bakumodal kerja, dan 3 melakukan kontrol kualitas
produksi. 3. Dagang Umum
Di dalam pola kemitraan ini perusahaan mitra berfungsi memasarkan hasil produksi kelompok mitranya atau kelompok mitra
memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra. Pola kemitraan dagang umum dapat dilihat pada Gambar 2.3
Kelompok Memasok
Perusahaan Mitra
Mitra Memasarkan Produksi
Kelompok Mitra Konsumen
Industri
Gambar 2.3. Skema Pola Kemitraan Dagang Umum
Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha 2002
4. Keagenan Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan dimana kelompok
mitra diberi hak khusus untuk memasarkan barang atau jasa usaha perusahaan mitra seperti diilustrasikan pada Gambar 2.4.
Kelompok Pemberian Hak Khusus
Perusahaan Mitra
Mitra
Memasarkan Konsumen
Industri
Gambar 2.4. Skema Pola Kemitraan Keagenan
Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha 2002
5. Kerjasama Operasional Khusus KOA Dalam kerjasama kemitraan ini kelompok mitra menyediakan lahan,
sarana dan tenaga. Perusahaan mitra harus menyediakan biaya atau modal dan atau sarana untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu
komoditi pertanian. Pola kemitraan KOA dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Kelompok Perusahaan
Mitra Mitra
ƒ Lahan ƒ Biaya
ƒ Sarana ƒ Modal
ƒ Tenaga ƒ Teknologi
Pembagian hasil sesuai kesepakatan
Gambar 2.5. Skema Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Khusus
Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha 2002
6. Pola Kemitraan Penyertaan Saham
Dalam pola kemitraan ini, penyertaan modal equity antara usaha kecil dengan usaha menengah atau besar, penyertaan modal usaha kecil dimulai
sekurang-kurangnya 20 persen dari seluruh modal saham perusahaan yang baru dibentuk dan ditingkatkan secara bertahap sesuai kesepakatan kedua
belah pihak.
2.5 Manfaat dan Kelemahan Pola Kemitraan