ix
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke sampai saat ini masih merupakan masalah besar, sekaligus tantangan di bidang kesehatan,  baik  di  negara  maju  maupun  negara  berkembang,  termasuk  di  Indonesia.  Stroke
menyebabkan  banyak  komplikasi  dan  keterbatasan  aktivitas  pasien  paska  mengalami serangan stroke.
Data epidemiologi dari seluruh dunia saat ini menunjukkan bahwa stroke menduduki peringkat kedua penyebab kematian dan di Amerika Serikat merupakan penyebab kematian
ketiga  setelah  penyakit  jantung  dan  keganasan  Sacco  dkk.,  2006;  Donnan  dkk.,  2007; Ropper dan Samuels, 2009.
Mortalitas stroke iskemik lebih kecil dibandingkan dengan stroke perdarahan, stroke iskemik  akut  dengan  defisit  neurologi  yang  berat  terjadi  kurang  lebih  2-10  dan
berhubungan  dengan  prognosis  yang  buruk  baik  jangka  pendek  ataupun  jangka  panjang. Penanganan stroke iskemik pada awal serangan masih belum memuaskan Bill dkk., 2012.
Kekurangan vitamin D hampir ditemukan pada hampir separuh populasi  lanjut usia. Peranan klasik  dari vitamin  D adalah sebagai  regulator dari kalsium  dan hemostasis tulang,
namun  berbagai  penelitian  melaporkan  bahwa  penurunan  kadar  vitamin  D  terkait  dengan berbagai  penyakit,  seperti  hipertensi,  diabetes  mellitus  dan  penyakit  jantung.  Data  dari
berbagai  studi  populasi  menunjukkan  bahwa  populasi  lanjut  usia  dengan  asupan  vitamin  D yang rendah dan konsentrasi kadar plasma 1,25OH2D meningkatkan risiko kejadian stroke
Pilz dkk., 2008. Penelitian klinis menunjukkan berbagai aspek yang berbeda dari defisiensi vitamin D,
dan  hingga  saat  ini  masih  menjadi  molekul  yang  misterius.  Beberapa  hasil  penelitian mengenai  fungsi  imunologis,  sindrom  metabolik,  diabetes  mellitus  tipe  2,  infark  miokard,
stroke,  demensia,  gangguan  ginjal  kronis,  penyakit  paru  kronis  dan  beberapa  tipe  kanker terkait dengan abnormalitas kadar vitamin D Kuyumcu dkk., 2014.
Vitamin D merupakan salah satu hormon yang berperan dalam regulasi gen, meliputi imunomodulasi,  proliferasi,  regulasi  pertumbuhan  sel  dan  diferensiasi  sel.  Meskipun  jalur
sintesis  kanonik  aktivasi  vitamin  D,  yang  dikenal  sebagai
calcitriol
atau  1,25-OH
2
-vitamin
x
D
3
berakhir  di  ginjal,  berbagai  tipe  sel  lainnya  seperti
vascular  smooth  muscle  cells
, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan memiliki reseptor vitamin D.
Berbagai  faktor  risiko  stroke  seperti  usia  dan  hipertensi  berhubungan  dengan rendahnya  kadar  25-
hydroxyvitamin  D
25-OHD  plasma  dan  hal  ini  merupakan  prediktor independen  untuk  terjadinya  serangan  stroke.  Namun,  hasil  penelitian  metaanalisis  terbaru
melaporkan  pemberian  suplemen  vitamin  D  tidak  bermakna  secara  statistik  dalam menurunkan  risiko  kejadian  penyakit  serebrovaskular  ataupun  risiko  kematian.  Balden,
dkk.,2012. Rendahnya  kadar  vitamin  D  berhubungan  dengan  meningkatnya  risiko  kejadian
stroke  dan  penelitian  eksperimental  melaporkan  vitamin  D  mampu  melindungi  neuron  dari injuri eksitotoksik. Iskemik serebral telah terbukti menimbulkan aktivasi reseptor vitamin D
dan  menyebabkan  peningkatan  translokasi  nukleus  pada  hewan  model  dengan  stroke. Balden, dkk.,2013.
Cedera  otak  akut  akan  memfasilitasi  terjadinya  sindrom  respon  inflamasi  sistemik melalui mediator sitokin, aktivasi jalur neuroimun, yaitu hypothalamic-pituitary-adrenal axis
aksis  HPA  maupun  sistem  saraf  otonom  dan  menurunkan  kemampuan  sistem  imunitas tubuh  Chamorro  dkk,  2007.  Hasil  akhir  dari  aksis  HPA  adalah  glukokortikoid,  yang
memiliki  efek  imunosupresif,  diakibatkan  karena  terjadi  penurunan  sitokin-sitokin proinflamasi,  peningkatan  sitokin  antiinflamasi  serta  peningkatan  proses  apoptosis  limfosit
Meise dkk. 2012. Penurunan  kadar  vitamin  D  plasma  mampu  menunjukkan  pengaruh  yang  kuat  pada
perubahan  proses  secara  biomolekuler  pada  saat  terjadi  stroke.  Namun  sangat  sedikit penelitian  yang  menggambarkan  prognosis  selama  perawatan  pasien  stroke  akut,  untuk  itu
diusulkan penelitian terhadap pengaruh kadar vitamin D pada penderita stroke iskemik akut sebagai prediktor luaran selama perawatan, sehingga apabila penelitian ini memberikan hasil
yang positif mampu memberikan pemahaman  yang  lebih mendalam tentang proses  dinamis pada  stroke  dan  apabila  memungkinkan  dapat  menjadi  dasar  bagi  penelitian  sejenis  dan
diharapkan  menunjang  pengobatan  stroke  konvensional  sehingga  mampu  memberikan pengobatan  secara  lebih  komprenhensif  yang  berujung  pada  kesembuhan  dan  pemulihan
stroke dengan lebih baik.
xi
1.2 Rumusan Masalah