commit to user
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pembuatan Keripik Kemangi
Dalam pembuatan keripik kemangi digunakan daun kemangi sebagai bahan baku utamanya. Daun kemangi yang dipilih adalah daun
kemangi yang mempunyai bentuk bulat telur memanjang, berwarna hijau muda dan tidak cacat.
1. Sortasi bahan baku dan bahan tambahan
Sortasi merupakan pemilihan bahan baku dengan tujuan mendapatkan bahan baku yang berkualitas. Sortasi yang dilakukan pada
daun kemangi secara manual. Kriteria daun kemangi yang dgunakan yaitu daun yang berbentuk bulat memanjang, berwarna hijau muda, tidak
cacat tekstur. Kriteria bawang putih yang digunakan berwarna putih, tidak cacat, tidak busuk, bersih dari kotoran. Kriteria garam yang
digunakan adalah bersih, berwarna putih, tidak menggumpal. Kriteria ketumbar adalah bersih, kering. Kriteria air adalah tidak berbau, tidak
berasa. Kriteria tepung beras berwarna putih, tidak berbau apek, tidak ada kotoran. Daun kemangi yang digunakan dalam proses pembuatan keripik
kemangi dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Daun kemangi
22
commit to user
2. Pencucian
Tahapan selanjutnya yaitu proses pencucian, tujuan proses pncucian ini yaitu menhilangkan kotoran yang melekat pada bahan. Air
yang digunakan untuk mencuci harus bersih, sebaiknya digunakan air yang mengalir dan bersih Afrianti dan Herliani, 2008.
3. Pembuatan adonan
Tahapan Pembuatan adonan yang dilakukan dengan pencampuran bahan-bahan yaitu bawang putih, ketumbar, merica, garam, yang
dihaluskan. Setelah halus bumbu tersebut di campur dengan tepung lalu ditambah air. Komposisi untuk air yaitu dalam 1kg tepung beras
membutuhkan air 200cc. Praktek produksi ini dibuat keripik kemangi dengan tiga formulasi berdasarkan komposisi bahan baku yaitu tepung
penyalut. Untuk formulasi yang pertama keripik kemangi dengan penyalut tepung tapioka, formulasi yang kedua keripik kemangi
dengan penyalut tepung beras, dan formulasi yang ketiga keripik kemangi dengan penyalut campuran tepung tapioka dengan tepung
beras. Formulasi keripi kemangi dan gambar adonan dapat dilihat pada
Table 4.1. dan pada Gambar 4.2
Tabel 4.1. Perbandingan Formulasi Kerpik Kemangi
Bahan Formula I
Formula II Formula III
Daun kemangi 1,5kg
1,5kg 1,5kg
Bawang putih 50 gr
50 gr 50 gr
Garam 25 gr
25 gr 25 gr
Merica 5 gr
5 gr 5 gr
Air 200 cc
200 cc 200 cc
Tepung beras Tepung tapioka
- 1 kg
1 kg -
500 gr 500 gr
commit to user
Gambar 4.2 Adonan bahan penyalut
4. Pencampuran adonan dengan bahan baku
Tahapan yg dilakukan selanjutnya yaitu proses pencampuran bahan baku dengan adonan. Pencampuran ini dilakukan dengan cara
mencampurkan bahan baku dengan adonan yg telah dibuat. Proses pencampuran adonan dengan daun kemangi sangat penting karena apabila
adonan terlalu banyak air hasilnya keripik kemangi akan terlihat lembek dan tidak bertahan lama, sehingga komposisi air harus sesuai untuk
menghasilkan keripik kemangi yg berkualitas dan tahan lama. Proses
pencampuran adonan dengan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 4.3
Gambar 4.3 Pencampuran bahan
commit to user
5. Penggorengan
Menggoreng dengan menggunakan minyak adalah salah satu teknik pengolahan pangan dengan memasukan bahan ke dalam minyak panas
sehingga seluruh bagian permukaan menerima panas yang sama. Siklus pindah panas dan pembentukan uap akan meningkat menghasilkan
ledakan gelembung-gelembung pada awal proses penggorengan Hallstrom 1979 diacu dalam Subarna 2003.
Proses selanjutnya yaitu penggorengn. Tehnik menggoreng pada pembuatan keripik kemangi adalah menunggu minyak mendidih baru
adonan di masukan dalam penggorengan.Pada proses penggorengan ini yang perlu dipehatikan adalah pertama api yang digunakan jangan terlau
besar dan kecil. Apabila api terlalu besar maka produk tersebut gosong dan hasilnya akan mempengaruhi rasa produk tersebut dan rasanya
menjadi pahit. Apabila api yang digunakan terlalu kecil sangat mempengaruhi produk dan hasilnya setelah di tiriskan produk tersebut
matang tidak merata dan terkadang ada yang menjadi lembek. Pada proses penggorengan untuk keripik kemangi ini membutuhkan waktu 30
-45 detik. Suhu yang di gunakan dalam penggorengan ini adalah 180 sampai 200
o
C. 6.
Pengemasan Bahan pengemas untuk produk keripik kemangi harus cukup
bersih, tidak mudah ditembus lemak dan minyak. Bahan pengemas harus disimpan ditempat khusus yang saniter dan higienis, serta bahan
pengemas tersebut tidak boleh mencemari produk yang dikemas Winarno, F.G, 1997. Bahan pengemas yang digunakan untuk keripik
kemangi adalah plastik berjenis PolipropilenPP. Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya juga serupa.
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi
dan cukup mengkilap.
commit to user
7. Labelling
Label pangan yang jujur dan bertanggung jawab bukan semata- mata untuk melindungi kepentingan masyarakat yang mengkonsumsi
pangan namun juga menjaga kepentingan produsen untuk menjaga bahkan memperluas pasar hasil produksinya seperti tercantum di dalam
Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen Anonim
a
, 1999 Labeling ditunjukkan agar konsumen dapat memperoleh
informasi tentang
komposisi bahan,
kandungan zat,
cara penggunaanpengolahan, masa simpancara penyimpanan dan lain-lain
dari suatu produk Anonim
b
, 2012. Keterangan pada label sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama produk
b. Daftar bahan yang digunakan
c. Berat bersih
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau pelaku usaha
yang memasukkan ke dalam wilayah RI. e.
Kode produksi f.
Tanggal, bulan, tahun, daluwarsa Anonim
c
, 2012
Kemasan dan Label dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5.
Gambar 4.4 a. Keripik kemangi Gambar 4.5 b. Labelling
commit to user
B.
Analisis Sensori Kerpik Kemangi
Uji organoleptik ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap keripik kemangi yang dibuat dengan konsentrasi yang
berbeda. Uji organoleptik didasarkan pada kegiatan pengujian rasa oleh panelis yang tugasnya mengamati, menguji, dan menilai secara
organoleptik. Jadi pengujian sensoris atau organoleptik mempunyai pengertian dasar melakukan suatu kejadian yang melibatkan pengumpulan
data-data, keterangan-keterangan atau catatan mekanis dengan tubuh jasmani sebagai penerima. Uji organoleptik ini menggunakan tiga formulasi
yang berebeda, yaitu formulasi 1 penambahan tepung tapioka, formulasi 2 penambahan tepung beras, formulasi 3 penambahan campuran tepung beras
dan tepung tapioka. Dalam uji organoleptik produk keripik kemangi ini menggunakan metode uji kesukaan dan uji ranking. Pada metode uji
skesukaan umumnya digunakan untuk mengetahui bahwa produk tersebut bisa diterima atau tidak dan dapat membantu dalam penetapan formulasi
yang paling tepat untuk mendapatkan selera konsumen dipasaran. Metode uji ranking nilai yang diberikan panelis tidak sama dan secara langsung
memberikan tingkat kesukaan formulasi yang paling tepat.
Tabel 4.2. Hasil Analisis Sensori Terhadap Uji Skoring
Sampel Rasa Warna Aroma
Over all Keripik dengan tepung tapioka
3.60
a
3.43
a
3.83
a
3.50
a
Keripik dengan tepung beras 4.50
b
4.60
c
4.27
a
4.57
b
Keripik dengan tepung beras dan tapioka 3.90
a
3.97
b
3.90
a
3.97
c
Skala nilai : 1 = tidak suka 2 = kurang suka
3 = agak suka 4 = suka
5 = sangat suka
Dari tabel 4.2. dapat diketahui bahwa keripik kemangi dengan pemakaian tepung tapioka, tepung beras, campuran tepung beras dan
tapioka, nilai rerata yang berbeda-beda. Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa konsentrasi penambahan jenis-jenis tepung pada keripik
kemangi memberikan pengaruh terhadap penerimaan konsumen. Hasil analisis sensori terhadap uji skoring dapat dilihat pada Tabel 4.2
commit to user
1. Rasa
Rasa dapat diketahui dengan indera perasa. Dari tabel 4.2 pada uji kesukaan untuk penambahan tepung beras beda nyata dengan
penambahan tepung tapioka dan campuran antara tepung beras dan tepung tapioka, sedangkan dengan penambahan tepung tapioka dan
campuran tepung beras dengan tapioka tidak beda nyata. Dari hasil tabel 4.2 dengan parameter rasa dapat diambil kesimpulan yaitu dengan
penambahan dengan formulasi penambahan tepung beras yang paling disuka karena rasa keripik dengan penambahan tepung beras memiliki
rasa kemangi yang paling kuat. Perbedaan rasa antara keripik satu dengan yang lain disebabkan oleh penambahan tepung sehingga
memberikan pengaruh beda nyata terhadap penerimaan keripik kemangi yang dihasilkan.
2. Warna
Warna menjadi atribut yang paling penting, walaupun suatu produk bernilai gizi tinggi, enak apabila warna kurang menarik bagi
konsumen maka produk tersebut akan kurang diminati. Dari tabel 4.2 pada uji kesukaan 3 keripik mengalami beda nyata Dari tabel 4.2 hasil
uji kesukaan diambil kesimpulan untuk keripik yang paling disukai warna dengan penambahan tepung beras warna keripik lebih menarik
dibandingkan dengan penambahan tepung tapioka dan campuran tepung beras dan tapioka. Warna pada keripik dipengaruhi oleh penambahan
tepung, selain itu proses produksi juga mempengaruhi warna yang dihasilkan.
3. Aroma
Aroma sebagai segala sesuatu yang dapat diamati dengan indera pembau. Dari tabel 4.2 pada uji skoring untuk ke 3 produk mengalami
tidak beda nyata. Dari hasil tabel 4.2 untuk keripik yang paling disukai aromanya yaitu dengan penambahan tepung beras. Pada tabel 4.2 hasil
uji skoring ke 3 produk menagalami tidak beda nyata. Perbedaan aroma
commit to user
antara keripik satu dengan yang lain pengaruh penambahan tepung dan indera pembau dari panelis.
4. Kesuluruhan Overall
Keseluruhan overal didefinisikan sebagai sesuatu dari keseluruhan baik dari indera penglihatan, indera perasa, indera pembau,
maupun yang digunakan untuk mendeteksi secara kesuluruhan warna, rasa, dan aroma Kandeda, 1999. Dari tabel 4.2 ke 3 produk
mengalami beda nyata. Dari hasil tabel 4.2 untuk keripik yang paling disukai adalah keripik dengan penambahan tepung beras karena dilihat
dari segi rasa, aroma, warna lebih baik dari pada formulasi lainya. Perbedaan overall antara keripik satu dengan yang lain adalah
perbedaan variasi penambahan tepung. Hasil analisis sensori terhadap
uji ranking dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3
Hasil Analisa Sensori Terhadap Uji Ranking
Sampel Rasa Warna Aroma
Over all Keripik dengan tepung tapioka
2.57
c
2.10
b
2.17
a
2.03
a
Keripik dengan tepung beras 1.40
a
1.50
a
1.73
a
1.47
b
Keripik dengan tepung beras dan tapioka 2.03
b
2.40
b
2.10
a
2.03
c
Skala nilai : 1 = nilai yang paling disukai ke 1 2 = nilai tingkat kesukaan ke 2
3 = nilai tingkat kesukaan ke 3
1. Rasa
Rasa dapat diketahui dengan indera perasa. Dari tabel 4.3 uji ranking hasilnya beda dengan uji skoring ke 3 produk mengalami beda
nyata. Dapat diketahui dari tabel 4.3 bahwa pada uji ranking yang memliki tingkat kesukaan nomor 1 yaitu dengan penambahan tepung beras.
Perbedaan rasa antara keripik satu dengan yang lain disebabkan oleh penambahan tepung sehingga memberikan pengaruh beda nyata terhadap
penerimaan keripik kemangi yang dihasilkan.
commit to user
2. Warna
Warna menjadi atribut yang paling penting, walaupun suatu produk bernilai gizi tinggi, enak apabila warna kurang menarik bagi konsumen
maka produk tersebut akan kurang diminati. Pada tabel 4.3 hasil uji ranking dengan penambahan tepung beras beda nyata dengan penambahan
tepung tapioka dan campuran tepung beras dan tapioka. Dari tabel 4.3 hasil uji ranking dapat diambil kesimpulan warna keripik yang paling
disukai adalah dengan penambahan tepung beras. Warna pada keripik dipenagruhi oleh penambahan tepung, selain itu proses produksi juga
mempengaruhi warna yang dihasilkan. 3.
Aroma Aroma sebagai segala sesuatu yang dapat diamati dengan indera
pembau. Dari hasil tabel 4.3 dapat diketahui pada penambahan tepung beras yang paling disukai aromnya dari pada lainya. Perbedaan aroma
antara keripik satu dengan yang lain pengaruh penambahan tepung dan indera pembau para panelis.
4. Kesuluruhan Overall
Keseluruhan overal
didefinisikan sebagai
sesuatu dari
keseluruhan baik dari indera penglihatan, indera perasa, indera pembau, maupun yang digunakan untuk mendeteksi secara kesuluruhan warna, rasa,
dan aroma Kandeda, 1999. Pada tabel 4.3 hasilnya sama degan uji skoring ke 3 produk mengalami beda nyata. Dan dari hasil tabel 4.3
keripik yang paling disukai adalah keripik dengan penambahan tepung beras. Perbedaan overall antara keripik kemangi dengan yang lain adalah
perbedaan variasi penambahan tepung. Dari hasil uji skoring dan uji ranking maka dapat disimpulkan keripik
dengan penambahan tepung beras merupakan keripik yang paling disukai panelis dari segi warna, rasa, kerenyahan dan overall. Oleh karena itu pemasaran keripik
kemangi kedepanya sudah memiliki gambaran tentang selera konsumen terhadap produk ini. Karena keripik secara umum sudah banyak dipasaran, maka dengan
commit to user
adanya diversifikasi yang baru mampu diterima dipasaran. Selain itu uji organoleptik juga membantu untuk membantu untuk mengetahui seperti apa selera
konsumen dipasaran yang ada dalam hal ini telah diwakili oleh panelis.
C. Analisis Kimia Keripik Kemangi