Penyimpanan Dalam Peti Miring Pengemasan dan Pengepakan Penentuan Titik Kritis

commit to user dilakukan terhadap air seduhan dan ampas seduhan teh. Uji organoleptik merupakan kontrol terhadap proses pengolahan sebelumnya. Kesalahan pengolahan teh hitam dapat diketahui dari hasil uji organoleptik teh. Pengujian mutu teh hitam dapat dikategorikan dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kriteria Uji Organoleptik Teh Hitam No Indikator Uji Keterangan 1 Kenampakan : • Bentuk Choppy, Flaky Open, Curly, Grainy, Leavy, Powder, Wire • Ukuran Partikel Bold, Normal, Smaller • Kerataan Ukuran Even, Irragular, Ragged, Mixed • Jumlah Tip Tippy, Some Tip, Few Tip • Warna Tip Golden Tip, Silver Tip • Warna Teh Blackys, Brownish, Greyles, Reddish, • Tulang Daun dan Serat Stalky, Some Stalky, Few Stalky,Some Fibres, Few Fibres • Benda Asing Cleanlines 2 Liquor : • Warna Bright, Colory,Cream, Light, Sweet,Thin,Dull • Rasa Quality, Brisk, BodyThickStrengt, Pungency, Flavoury, Brassy,Flat, Coarse, HarshRawRasping, Sweaty, Greenish, Bitter, Tined, Dry,, Overfired, Smokey, Bakey,Burn,Malty, Fruity,Sour, Case Hardening • Bau Tined 3 Infusion kenampakan ampas seduhan Bright, Coperly,DarkDull, MixedUneven Sumber : Petunjuk Khusus bagi Tea Quality Control PT. Perkebunan Nusantara XVIII dan Petunjuk Teknis Pengolahan Teh Pengambilan sampel untuk uji organoleptik ini juga digunakan sebagai monster sampel kepada pembeli dan sebagai arsip perusahaan. Sampel tersebut dikemas dalam papersack berukuran 100 gram.

6. Penyimpanan Dalam Peti Miring

Tujuan penempatan bubuk pada peti miring adalah untuk menunggu bubuk hingga terkumpul dan siap untuk dikemas. Karena penempatan commit to user bubuk pada peti masih menggunakan cara manual yaitu dengan cara menimbang bubuk dalam jembung tong kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam lubang-lubang sesuai dengan jenis bubuk tersebut. Pengawasan dari mandor sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam memasukkan bubuk teh, karena jika terjadi kesalahan dalam pemasukan bubuk teh maka harus dilakukan pengeluaran secara total pada lubang jenis teh tersebut. Sehingga pengawasan mandor sangatlah penting agar pekerja bekerja sesuai dengan prosedur.

7. Pengemasan dan Pengepakan

Pengemasan bertujuan untuk mencegah terjadinya kenaikan kadar air pada teh, memudahkan proses pengangkutan, dan juga sebagai sarana informasi tentang isi didalamnya. Sebelum dilakukan pengemasan, bubuk teh dimasukkan ke dalam Tea Bulker serta dilakukan pengecekan dengan pengambilan sampel bagian bawah, tengah, dan atas. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bubuk teh yang akan dikemas sudah homogen dalam satu jenis teh. Pengendalian mutu pada tahap pengemasan adalah dengan melakukan uji kadar air, uji organoleptik, dan uji Bulk Density. Setelah dilakukan pengujian kemudian bubuk teh dikemas ke dalam papersack. Dalam penumpukannya, papersack tidak boleh melebihi dua meter atau tumpukan maksimal 10 sack. Jika sudah mencapai 5 chop 100 sack maka dapat dilakukan pengangkutan ke pelabuhan. Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut teh dilengkapi dengan terpal dan alas sehingga dapat menjaga teh tetap kering.

8. Penentuan Titik Kritis

Hazard Analysis Critical Control Point HACCP adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik- titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan preventive yang dianggap dapat memberikan commit to user jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen. Anonim b , 2006 Dalam penerapan HACCP terdapat tahapan yang merupakan sarana untuk menurunkan atau mengeliminasi penyimpangan mutu atau bahaya dalam suatu pengolahan produk. Tahapan tersebut adalah penentuan Critical Control Point CCP. Definisi Critical Control Point CCP adalah langkah di mana pengendaliankontrol dapat dilakukan dan penting untuk mencegah atau menghilangkan bahaya terhadap keamanan makanan atau mengurangi bahaya tersebut hingga tingkat yang dapat diterima Callbowo, 2008. Penentuan CCP tidak dapat lepas dari diagram alir proses produksi yang digunakan. Oleh karena itu sebelum CCP ditentukan diagram alir proses produksi in harus ditetapkan terlebih dahulu. Setelah diagram alir tersedia kemudian mengenali titik -titik yang berpotensi untuk menimbulkan, menghilangkan atau mengurangi bahaya. CCP ditetapkan pada setiap tahap proses mulai dari awal produksi suatu makanan hingga sampai ke konsumsi. Selanjutnya pada setiap CCP tersebut ditentukan batas kritis. Batas kritis fisik biasanya dikaitkan dengan toleransi untuk bahaya fisik atau benda asing, atau kendali bahaya mikrobiologis dimana hidup atau matinya dikendalikan oleh parameter fisik. Beberapa contoh batas kritis fisik adalah tidak adanya logam, ukuran ayakan, suhu, waktu, serta unsur-unsur uji organoleptik. Batas kritis kimia biasanya dikaitkan dengan bahaya kimia atau dengan kendali bahaya mikrobiologis melalui formulasi produk dan faktor intrinsik. Sebagai contoh batas kritis kimia adalah kadar maksimum yang diterima untuk mikotoksin, pH, AW, dan sebagainya. Untuk membantu menemukan dimana seharusnya CCP yang benar,maka digunakan pedoman berupa Diagram Pohon Keputusan CCP CCP Decision Tree. Diagram pohon keputusan adalah seri pertanyaan logis yang menanyakan setiap bahaya. Jawaban dari setiap pertanyaan commit to user akan memfasilitasi dan membawa tim HACCP secara logis memutuskan apakah CCP atau bukan. Diagram Pohon Keputusan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan Gambar 4.15. Gambar 4.14 Diagram Pohon Keputusan Penentuan Titik-Titik Kritis Pada Tahap Bahan Baku Ya Tidak Bukan CCP Tidak Bukan CCP Ya CCP CCP Tidak Ya P2. Apakah proses atau konsumen akan menghilangkan bahaya tersebut ? P1. Apakah terdapat bahaya dalam bahan baku ini ? P3. Apakah ada resiko kontaminasi silang terhadap fasilitas atau produk lain yang tidak dapat dikendalikan ? commit to user Gambar 4.15 Diagram Pohon Keputusan Penentuan Titik-Titik Kritis Adakah Tindakan Pencegahan ? Lakukan modifikasi tahapan dalam proses atau produk ? Apakah tahapan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima? Apakah pencegah pada tahap ini perlu untuk keamanan pangan ? Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang didefinisikan terjadi melebihi tingkatan yang dapat diterima atau dapatkah ini meningkat sampai tingkatan yang tidak dapat diterima ? Akankah tahapan berikutnya menghilangkan atau mengurangi bahaya yang teridentifikasi sampai level yang dapat diterima ? Tidak Ya CCP Bukan CCP Berhenti P1. P4. P3. P2. Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Bukan CCP Berhenti Bukan CCP Berhenti Tidak commit to user Tabel 4.4 Analisa Bahaya Pada Pengolahan Teh Hitam No Tahapan Proses Bahaya Penyebab Bahaya Potensi bahaya Resiko Cara Pencegahan Peluang Keparahan 1. Bahan Baku Fisika Ranting , tanah, kerikil Rendah Rendah Rendah • Pengarahan p pemetik Biologi Ulat Rendah Rendah Rendah • Penyemprotan pupuk daun Kimia Residu Pestisida Sedang Sedang Tinggi • Selang wa Pemetikan • Penggunaan pestisida y larut air 2. Penerimaan bahan baku Fisika Ranting, tanah, kerikil Rendah Rendah Rendah • Analisa Pucuk • Pembersihan tempat penerimaan 3. Pelayuan Fisika Debu, tanah, ranting, kerikil Rendah Rendah Rendah • Pembersihan ruang pelayuan • Penggunaan jaring sebagai alas WT 4. Penggulungan dan penggilingan Fisika Mur, baut, ranting Rendah Rendah Rendah • Pengecekan kondisi me sebelum digunakan 5. Oksidasi enzimatis Fisika Sisa-sisa Ranting Rendah Rendah Rendah • Pemeriksaan bubuk h penggilingan Biologi Tumbuh jamur Rendah Rendah Rendah • Kebersihan ruangan Sebelum dilakukan penentuan titik- titik kritis dalam proses pengolahan terlebih dahulu dilakukan identifikasi bahaya dari setiap proses pengolahan. Hasil identifikasi bahaya ini dapat dilihat pada Tabel 4.4. Setelah identifikasi bahaya dilakukan, selanjutnya ditentukan titik-titik kritis pada setiap tahapan. Hasil analisis penentuan titik-titik kritis dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6. commit to user No Tahapan Proses Bahaya Penyebab Bahaya Potensi bahaya Resiko Cara Pencegahan Peluang Keparahan 6. Pengeringan Fisika Mur, baut Rendah Rendah Rendah • Pengecekan kondisi me sebelum digunakan 7. Sortasi kering Fisika Rambut, kuku,mur, baut Rendah Rendah Rendah • Pengecekan mesin sebe digunakan • Penggunaan pelindung kep masker sarung tangan 8. Penyimpanan di Peti Miring Biologi Tumbuh jamur Rendah Rendah Rendah Peti Mir dilapisi den Alumunium 9. Pengepakan Fisika Debu Rendah Rendah Rendah • Pembersihan ruang pengepakan Tabel 4.5 Penentuan Titik-titik Kritis CCP pada Tahap Bahan Baku BAHAN BAKU BAHAYA POTENSIAL P1. P2. P3. Ket. Pucuk Teh Fisika: - Ranting - Tanah - Kerikil Ya Ya Tidak Bukan CCP Biologi : - Ulat Ya Ya Tidak Bukan CCP Kimia : - Residu pestisida Ya Ya Tidak Bukan CCP Tabel 4.6 Penentuan CCP Pada Tahap Proses Pengolahan Teh Hitam Lanjutan commit to user TAHAP PROSES BAHAYA POTENSIAL P1 P2 P3 P4 Ket. Penerimaan Bahan baku Fisika: - Kerikil, Ranting, Tanah Ya Tidak Tidak - Bukan CCP Pelayuan Fisika: - Debu, Tanah, Ranting, Kerikil Ya Tidak Tidak - Bukan CCP Penggulungan dan Penggilingan Fisika: - Mur, Baut, Ranting Ya Tidak Tidak - Bukan CCP Oksidasi enzimatis Fisika : - Ranting Ya Tidak Tidak - Bukan CCP Biologi : - Tumbuh jamur Ya Tidak Ya Ya Bukan CCP Pengeringan Fisika : - Mur, Baut Ya Tidak Tidak - Bukan CCP Biologi : - Jamur Ya Ya - - CCP Sortasi Kering Fisika: - Rambut, Kuku, Mur, Baut Ya Tidak Tidak - Bukan CCP Penyimpanan di Peti Miring Biologi - Tumbuhnya jamur Ya Ya - - CCP Pengepakan Fisika : - Debu Ya Tidak Tidak - Bukan CCP Keterangan: P1 = Adakah Tindakan Pencegahan? Tidak = Bukan CCP ; Ya = Lanjut ke P2 P2 = Apakah tahapan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima? Ya = CCP; Tidak = Ke P3 P3 = Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang didefinisikan terjadi melebihi tingkatan yang dapat diterima atau dapatkah ini meningkat sampai tingkatan yang tidak dapat diterima ? Tidak = Bukan CCP ; Ya = Ke P4 P4 = Akankah tahapan berikutnya menghilangkan atau mengurangi bahaya yang teridentifikasi sampai level yang dapat diterima ? Ya = Bukan CCP ; Tidak = CCP Setelah titik-titik kritis diketahui, selanjutnya dibuat rencana HACCP dari titik- titik kritis tesebut. Hasilnya dapt dilihat pada Tabel 4.7 commit to user Tabel 4.7 Rencana HACCP Tahapan CCP Bahaya Parameter CCP Batas Kritis Nilai target Monitoring Tindak koreks Pengeringan Tumbuh jamur • Pengecekan suhu inlet dan outlet • Pengaturan tebal hamparan Kadar air maksimal 3 Mematikan jamur yang tumbuh Pengecekan kadar air Mengu proses penger jika ka terlalu Melak blendi dengan bubuk lain Penyimpanan di Peti Miring Tumbuh jamur • Pengecekan kelembaban Kadar air maksimal 5 Tidak ada jamur yang tumbuh Pengecekan kadar air Melak blendi dengan bubuk lain

9. Pembahasan Titik-Titik Kritis CCP