1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan rapat dalam ICPD pada tahun 1994 di Kairo, telah disepakati paradigma baru dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan yaitu
dengan pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi dan hak reproduksi. Hak reproduksi didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang diakui
di dunia internasional Saroha, 2009. Tujuan MDGs yang ke-5 adalah meningkatkan kesehatan ibu dengan target
yang akan dicapai yaitu mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015. Target ini dapat tercapai, salah satunya dengan meningkatkan cakupan
pemeriksaan untuk mendeteksi kanker rahim. Rahim adalah bagian alat reproduksi yang sangat vital bagi wanita, jika rahim
diserang suatu penyakit seperti kanker, maka akan memberikan dampak yang sangat kompleks dan menakutkan. Bukan hanya karena kanker rahim mengakibatkan
sulitnya kehamilan melainkan juga dampak yang paling ditakuti, yaitu kematian D.Adi, 2012.
Setiap wanita berisiko terkena infeksi HPV Human Papilloma Virrus onkogenik yang dapat menyebabkan kanker serviks. HPV dapat dengan mudah
ditularkan melalui aktivitas seksual dan transmisi dapat juga melalui sentuhan kulit wilayah genital Emilia, 2010.
Universitas Sumatera Utara
HPV Human Papilloma Virus yang dapat menyebabkan kanker serviks ialah tipe 16 dan 18. HPV dapat menginfeksi serviks sehingga terjadilah kanker serviks D.
Adi, 2012. Kanker atau keganasan malignancy adalah segolongan penyakit yang
ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut menyerang jaringan biologishidup lainnya, baik dengan pertumbuhan
langsung dari jaringan yang bersebelahan invasi atau dengn migrasi atau perpindahan sel ke tempat yang jauh metastasis melalui peredaran darah, pembuluh
getah bening Emilia, 2010. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidak normalan pertumbuhan
sel-sel jaringan tubuh. Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim, terbentuk sangat berlahan, terjadi bertahun-tahun dan ada kalanya terjadi lebih
cepat. Kanker serviks cenderung terjadi pada wanita berumur 35-55 tahun dan ditemukan sebesar 50 persen kasus, dan 50 persen lagi ditemukan pada
wanita menginjak usia lebih yang lebih tua Agustina,2011 Kanker Serviks merupakan masalah kesehatan masyarakat yang tersembunyi
bebannya. Kenyataan bahwa penyakit kanker cerviks tersebut, banyak diterima oleh wanita di negara berkembang, tentu tidak bisa dipungkiri atau dihindari. Yang
penting bagi wanita adalah melakukan antisipasi dan usaha yang komprehensif untuk mengatasi hal tersebut secara bersama-sama Emilia, 2010.
Metode untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV sel karsinoma dan kanker serviks antara lain adalah Papsmear dan IVA. Papsmear test merupakan
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaanleher rahim serviks menggunakan alat yang dinamakan speculum dan dapat dilakukan oleh bidan ataupun ahli kandungan dan hasilnya di kirim untuk
pemeriksaan di laboratorium dan membutuhkan waktu untuk pemeriksaan. IVA singkatan dari Inspeksi Visual Asam Asetat adalah cara yang mudah,
murah dan dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga medis puskesmas. Prinsip kerja pemeriksaan adalah dengan cara mengolesi mulut rahim dengan asam asetat. Kondisi
keasaman lendir di permukaan mulut rahim yang telah terinfeksi oleh sel prakankerakan berubah warna menjadi putih Nurcahyo, 2010.
Bila dikombinasikan dengan pemeriksaan pap smear, inspeksi visual 1 menit setelah cuci asam asetat meningkatkan deteksi hingga 30 persen. Studi di Afrika
Selatan menemukan bahwa IVA akan mendeteksi lebih dari 65 persen lesi dan kanker invasaif sehingga direkomendasikan oleh peneliti sebagai alternatif skrining sitologi.
Sebagai perbandingan di Zimbabwe Skrining IVA oleh bidan memiliki sensitivitas dan spesifisitas adalah 77 persen dan 64 persen, dibandingkan dengan 43 persen dan
91 persen untuk Pap smear. Di India skrining yang dilakukan oleh perawat terlatih memiliki sensitivitas 96 persen, sedangkan pap smear 62 persen, namun spesifisitas
IVA adalah 68 persen. Berdasarkan hasil tersebut, maka tampak bahwa nilai sensitivitas IVA
memang lebih baik meskipun memiliki sensitivitas yang lebih rendah. IVA merupakan praktik yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya rendah
dibandingkan dengan jenis penapisan lain Emilia, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pemeriksaan Pap’s smear di Amerika Serikat pada tahun 2008, wanita yang terdiagnosis kanker serviks sebanyak 2-3 juta wanita Goldstein, J.
2009.Data SKRT 1992 neoplasma merupakan penyebab kamatian umum ke 10 yaitu sebanyak 4 persen sedangkan SKRT 1995 neoplasma naik menjadi urutan
ke 9 sebanyak 5 persen dan Dari data Suskenas 2001 bahwa neoplasma merupakan urutan ke lima kematian sebanyak 6 persen .
Penyakit ini meningkat dikarenakan oleh keterlambatan dalam diagnosis sehingga pasien datang dengan kondisi yang lanjut dan keadaan umum yang lemah
dan akan meningkatkan kematian akibat kanker rahim Imam, 2008. Di Indonesia diperkirakan 15.000 kasus baru kanker serviks setiap tahun dengan angka kematian
sekitar 7.500 kasus per tahun Emilia, 2010. Menurut perkiraan Dinas Kesehatan Provinsi, jumlah penderita kanker serviks
pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 683 kasus. Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi
RSUD Dr Pirngadi Medan jumlah penderita kanker serviks tahun 2004 sebanyak 72 kasus dan pada tahun 2011 sebanyak 51 kasus penderita kanker serviks.
Data dari RSUP. Haji Adam Malik Medan penderita Kanker serviks tahun 2001 sebanyak 55 kasus, tahun 2006 sebanyak 140 kasus, sedangkan pada tahun
2007 terdapat 215 kasus, dan pada tahun 2011 terdapat 367 kasus. Data yang didapat dari RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2010. Didapatkan 137 penderita Kanker
Serviks dari berbagai stadium. dimanahampir 80 penderita sudah dalam keadaan stadium lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut DR. A. M Puguh bahwa kanker serviks merupakan kanker nomor satu yang umum diderita oleh wanita. Pada tahun 2001 kasus baru kanker serviks
berjumlah 2.429 dari total kasus kanker sehingga merupakan peringkat satu, yaitu 25,91 persen dari keseluruhan kanker D.Adi 2012.
Banyak wanita yang bersikap acuh dengan kondisi kesehatan organ reproduksinya, setelah terjadi keluhan pada organ reproduksinya barulah berobat ke
dokter, padahal kanker bisa dicegah pertumbuhan dan penyebarannya jika diketahui secara dini Soepardiman, 2005.
Untuk itu Pemerintah membuat suatu program yang bertujuan untuk mengembangkan upaya pengendalian kanker serviks melalui deteksi dini dengan
menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat IVA yang pelaksanaannya sejak tahun 2007 hingga 2010 di 14 propinsi yang ada di Indonesia.
Perkembangan jumlah penderita dan kematian akibat kanker serviks,diperkirakan bahwa sekitar 10 persen wanita di dunia sudah terinfeksi Human
Papilloma Virus HPV.Cara paling mudah untuk mengetahui kanker serviks adalah dengan cara melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Adapun pemeriksaan yang
populer saat ini dengan nama papsmear test atau papinicolaou smear dan IVA inspeksi Visual Asam Asetat.
Banyak wanita yang bersikap acuh dengan kondisi kesehatan organ reproduksinya, setelah terjadi keluhan pada organ reproduksinya barulah berobat ke
dokter, padahal kanker bisa dicegah pertumbuhan dan penyebarannya jika diketahui secara diniSoepardiman, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Namun penting juga diperhatikan cakupan Pap’s smear yang kini telah diakui sebagai alat diagnostik prakanker dan kanker serviks yang ampuh dengan ketepatan
diagnostik yang tinggiPenelitian Ni made di wilayah kerja Puskesmas Buleleng I 2010 di dapatkan pengetahuan wanita usia subur, sikap wanita usia subur
berpengaruh terhadap perilaku pemeriksaan IVA sebesar 72,7 dan terdapat hubungan positif antara tingkat pengetahuan dan sikap wanita usia subur.
Penelitian Faizah 2010 di Kota Denpasar ditemukan dari hasil penelitiannya bahwa wanita usia subur memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang
pemeriksaan IVA. Penelitian Arief, 2011 ditemukan jumlah pasien kanker serviks sebanyak 367 orang. Menurut umur yang paling banyak adalah golongan umur 40-55
tahun dan Seluruh penderita berstatus kawin. Penelitian yang dilakukan Rina 2011 di Banyumas bahwa jumlah wanita
usia subur adalah 1636 orang sedangkan yang mengikuti pemeriksaan IVA hanya 12 orang 0.73 yang artinya minat wanita usia subur untuk memeriksakan kesehatan
mulut rahimnya sangat rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Tiara 2012 di Desa Jatimulyo didapatkan ibu
wanita usia subur adalah 124 orang dan hasil dari penelitian yang didapatkan tentang pengetahuan pemeriksaan IVA pada ibu wanita usia subur adalah kurang dan Hasil
Penelitian yang dilakukan oleh Lesse 2012 di Surakarta yang berjudul hubungan pengetahuan ibu tentang kanker cerviks dengan keikutsertaan dalam melakukan test
IVA adalah pada umumnya berpengetahuan sedang.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Fya, 2012 di Jombang didapat hasil motivasi suami yang bersikap positif terhadap pasangan usia subur sebanyak 23 orang. Maka Ho ditolak.
Dari survey awal data yang di dapat peneliti Jumlah pasangan usia subur PUS dari Puskesmas Helvetia Medan pada tahun 2013 adalah 97.310 orangdan
yang mau memeriksakan diri dengan metode IVA sebanyak350 orang 0,35, yang artinya masih sedikit wanita usia subur yang mau memeriksakan diri untuk
pencegahan kanker cerviks. Survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Helvetia pada
bulan Januari 2014 dengan wawancara kepada 10 perempuan usia subur yang mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa adanya pemeriksaan metode IVA
di puskemas tersebut, juga merasa takut untuk diperiksa walaupun terdapat keluhan keputihan serta para ibu merasa tabu untuk membuka atau memeriksakan alat
reproduksinya dikarenakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang IVA, oleh sebab ketidaktahuan Ibu sehingga mereka menjadi tabu dan sebagainya.
IVA yang dilakukan tepatnya pada minggu ke tiga di puskemas tersebut dengan biaya yang murah sehingga seluruh masyarakat dengan ekonomi yang rendah
dapat memeriksakan diri untuk mencegah penyakit kanker serviks. Puskesmas Helvetia sudah mensosialisasikan tentang program IVA untuk mencegah penyakit
kanker rahim dan disetiap sudut ruangan yang ada di puskesmas tersebut terdapat informasi tentang IVA.
Namun perempuan usia subur tersebut masih enggan untuk memeriksakan organ reproduksi mereka dengan alasan takut jika ditemukan penyakit kanker
Universitas Sumatera Utara
servikstersebut karena mereka belum siap sebagai penderita kanker serviks, alasan lain adalah bahwa ibu usia subur tersebut merasa tabu untuk membuka bagian bawah
mereka organ vagina dan merasa malu jika dilihat oleh orang lain. Para suami juga tidak pernah mendukung atau menyarankan kepada istri dan bertanya tentang IVA
tersebut, sehingga ibu usia subur tersebut merasa IVA yang ada dipuskesmas Helvetia itu tidak begitu penting walaupun ibu mempunyai keluhan sering keputihan, siklus
haid yang lama, adanya bercak pada saat bersenggama. Dengan demikian peneliti ingin meneliti ibu yang tidak mau melakukan IVA,
peneliti juga mewawancarai beberapa para suami yang ada diPuskesmas Helevetia mengatakan bahwa mereka tidak menyarankan kepada istri untuk memeriksakan
kesehatan reproduksi mereka dengan cara pemeriksaan IVA karena suami tidak merasakan adanya keanehan dalam tubuh istrinya dikarenakan tidak mengetahui
tentang IVA. Para suami menganggap istri mereka dengan keluhan keputihan dan keluhan
lainnya masih saja sehat-sehat dan tidak ada gangguan dan suami beranggapan bahwa keluhan yang dialami oleh para ibutidak berpengaruh.Para suami tidak mempunyai
ide atau pandangan tentang penyakit kanker cerviks dan tanda dan gejala yang dialami bila mengidap penyakit kanker cerviks. Jika ada keanehan kemungkinan yang
terjadi pada istri, barulah pada saat itu suami akan menyuruh istri untuk pergi ke dokter.
Universitas Sumatera Utara
Maka peneliti tertarik dan ingin meneliti bagaimana pengaruh pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan suami terhadap IVA di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia Medan 2014.
1.2. Perumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah masih rendahnya pemeriksaan metode IVA Inspeksi
Visual Asam Asetat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan 2014.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasipengaruh tingkat pengetahuan ibu pasangan usia subur dalam metode IVAdi wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan 2014.
2. Mengidentifikasi pengaruh dukungan suami terhadap ibu dalam metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan 2014
3. Mengidentifikasi pengaruh sikap ibu mengambil keputusan dalam metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan 2014
4. Menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap ibu dan dukungan suami terhadap IVA di wilayah kerja Puskesmas Helevetia Medan 2014.
1.4 Hipotesis
Pengetahuan, sikap ibu serta dukungan suami berpengaruh terhadap IVA Inspeksi Visual Asam Asetat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun
2014.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan, pengalaman dan khasanah dalam meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentangIVA
2. Bagi Puskesmas Memberikan informasi tambahan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi
tenaga kesehatan di puskesmas sehingga dapat sebagai acuan untuk melakukakan suatu pendekatan dalam pelaksanaan program IVA di masyarakat.
3. Bagi Suami Memberikan informasi dan dukungan terhadap istri untuk memeriksakan
kesehatan terutama alat reproduksinya jika terdapat keluhan untuk mencegah penyakit terhadap kanker cerviks dan mau ikut dalam IVAdalam mendetksi awal
kanker cerviks 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai acuan, serta menambah wawasan dan data dasar bagi peneliti selanjutnya untuk meneruskan penelitian dalam lingkup yang sama.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA