invasaif sehingga direkomendasikan oleh peneliti sebagai alternatif skrining sitologi. Sebagai perbandingan di Zimbabwe Skrining IVA oleh bidan memiliki sensitivitas
dan spesifisitas adalah 77 persen dan 64 persen, dibandingkan dengan 43 persen dan 91 persen untuk Papsmear. Di India skrining yang dilakukan oleh perawat terlatih
memiliki sensitivitas 96 persen, sedangkan pap smear 62 persen, namun spesifisitas IVA adalah 68 persen.
Data yang diperoleh dari Yayasan Kanker Indonesia tahun 2011 menyebutkan setiap tahunnya sekitar 500.000 perempuan didiagnosa menderita
kanker serviks dan lebih dari 250.000 meninggal dunia. Total 2,2 juta perempuan di dunia menderita kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan 15.000 kasus baru kanker
serviks setiap tahun dengan angka kematian sekitar 7.500 kasus per tahun Emilia, 2010.
2.5. Inspeksi Visual Asam Asetat IVA
2.5.1. Pengertian Inspeksi Visual Asam Asetat IVA
Kanker serviks bisa menyerang dengan pendarahan pada vagina, gejala kanker serviks tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh,
kanker bisa dilihat dengan cara melakukan pemeriksaan IVA. D, Adi, 2012 Yang menyebabkan kanker serviks adalah Human Papilloma Virus HPV,
yang dapat menyebabkan kanker serviks ialah tiper 16 dan 18 sehingga terinfeksi dan terjadilah kanker serviks. Perjalan infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks
memakan waktu yang cukup lama dan proses infeksi tersebut sering kali tidak
Universitas Sumatera Utara
disadari oleh para ibuu yang kemudian menjadi prakanker dan sebagian berlangsung tanpa gejala.
Penularan Virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus HPV dengan cara
transmisi melalui organ genetalia ke organ genetalia dan juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit D, Adi. 2012.
IVA adalah cara yang mudah murah dan dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga medis puskesmas. Prinsip kerja pemeriksaan ini adalah dengan cara mengolesi
mulut rahim dengan asam asetat. Kondisi kesamaan lendir dipermukaan mulut rahim yang telah terinfeksi oleh sel prakanker akan berubah warna menjadi putih melalui
bantuan cahaya, petugas medis akan dapat melihat bercak putih pada mulut rahim Nurcahyo, 2010.
Serviks secara visual menggunakan asam cuka IVA berarti melihat serviks dengan mata telanjang untuk mendeksi absomormalitas setelah pengolesam asam
asetat atau cuka 3-5. Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih acetowhite, yang mengindikasikan bahwa serviks
mungkin memiliki lesi prakanker. IVA adalah praktik yang dianjurjan untuk fasilitas dengan sumberdaya rendah dibandingkan dengan jenis penapisan lain Depkes,
2007.
2.5.2. Teknik Pemeriksaan IVA dan Interpretasi
Prinsip metode IVA adalah melihat perubahan warna menjadi putih acetowhite pada lesi prakanker jaringan ektoserviks rahim yang diolesi larutan asam
Universitas Sumatera Utara
asetoasetat asam cuka. Bila ditemukan lesi makroskopis yang dicurigai kanker, pengolesan asam asetat tidak dilakukan namun segera dirujuk ke sarana yang lebih
lengkap. Perempuan yang sudah menopause tidak direkomendasikan menjalani skrining dengan metode IVA karena zona transisional leher rahim pada kelompok ini
biasanya berada pada zona 26. Endoserviks rahim dalam kanalis servikalis sehingga tidak bisa dilihat dengan
inspeksi spekulum. Perempuan yang akan diskrining berada dalam posisi litotomi, kemudian dengan spekulum dan penerangan yang cukup, dilakukan inspeksi terhadap
kondisi leher rahimnya. Setiap abnormalitas yang ditemukan, bila ada, dicatat. Kemudian leher rahim dioles dengan larutan asam asetat 3-5 dan didiamkan selama
kurang lebih 1-2 menit. Setelah itu dilihat hasilnya. Leher rahim yang normal akan tetap berwarna merah muda, sementara hasil
positif bila ditemukan area, plak atau ulkus yang berwarna putih.48,60 Lesi prakanker ringanjinak NIS 1 menunjukkan lesi putih pucat yang bisa berbatasan dengan
sambungan skuamokolumnar. Lesi yang lebih parah NIS 2-3 seterusnya menunjukkan lesi putih tebal dengan batas yang tegas,dimana salah satu tepinya
selalu berbatasan dengan sambungan skuamokolumnar SSK. Beberapa kategori temuan IVA tampak seperti tabel berikut
Kategori temuan IVA a. Normal
: Licin, merah muda, bentuk porsio normal
b. Infeksi :
Servisitis inflamasi, hiperemesis banyak flour ektropion polip
Universitas Sumatera Utara
c. Positif IVA :
Plak putih Epitel Acetowhite bercak putih d. Kanker leher rahim :
Pertumbuhan seperti bunga kol pertumbuhan mudah berdarah.
Kategori Temuan IVA Inspeksi Visual Asam Asetat a. Negatif
Tidak ada lesi bercak putih acetowhite lession, bercak putih pada polip endoservikal atau kista nabothi, garis putih mirip leso acetowhite pada
sambungan skuamokolumnar. b. Positif 1 +
Samar, transparan, tidak jelas, terdapat lesi bercak putih yang ireguler pada serviks - lesi bercak putih yang tegas, membentuk sudut angular, geographic
acetowhite lessions yang terletak jauh dari sambungan skuamokolumnar. c. Positif 2 ++
Lesi acetowhite yang buram, padat dan berbatas jelas sampai ke sambungan skuamokolumnar - lesi acetowhite yang luas, circumorificial, berbatas tegas,
tebal dan padat -pertumbuhan pada leher rahim menjadi acetowhite. 2.5.3. Akurasi Pemeriksaan
IVA
Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa metode IVA berpotensi menjadi alternatif metode skrining kanker leher rahim di daerah-daerah yang
memiliki sumber daya terbatas. Namun demikian, akurasi metode ini dalam penerapan klinis masih terus dikaji di berbagai negara berkembang. Penelitian lainnya
mengambil sampel 1997 perempuan di daerah pedesaan di Cina, dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Belinson JL dan kawan-kawan untuk menilai sensitivitas metode IVA pada lesi prakanker tahap NIS 2 atau yang lebih tinggi, dikonfirmasi dengan kolposkopi dan
biopsi leher rahim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka sensitivitas IVA untuk NIS 2 atau
yang lebih tinggi adalah 71, sementara angka spesifisitas 74. Beberapa penelitian menunjukkan sensitivitas IVA lebih baik daripada sitologi. Claey melaporkan
penelitiannya di Nikaragua, bahwa metode IVA dapat mendeteksi kasus LDT Lesi Derajat Tinggi dan kanker invasif 2 kali lebih banyak daripada Tes Pap. Demikian
juga laporan dari Basu Berikut adalah tabel tampilan beberapa kajian tentang IVA yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu.
Tabel 2.1. Kajian oleh Beberapa Peneliti
Penulis Tahun Negara
Jumlah Responden
Sensi- tivitas
Spesi- fitas
Tingkat Petugas
Derajat Lesi
Bellinson et al. 2001
Cina 1997
71 74
Ginekologi Onkologi
NIS 2 atau lebih
berat Ghaemaghami
2004 Iran
1200 74.3
94 Residen
Obgin NIS 1
atau lebih berat
Doh et al. 2005
Kamerun 4813
70.4 77.6
- -
Lesi Arbyn et al 2008
India dan Afrika
58.000 79.2
84.7 Perawat,
bidan, sitoteknisi
NIS 1 atau lebih
berat
Beberapa penelitian terbaru tentang IVA menambah data tentang kemungkinan penggunaan IVA sebagai alternatif metode skrining secara luas di
negara-negara berkembang. Ghaemmaghami 2004 melaporkan angka sensitivitas
Universitas Sumatera Utara
IVA dibandingkan dengan Tes Pap berturut-turut adalah 74.3 dan 72, sementara angka spesifisitas adalah 94 dan 90.2.
Penelitian dilakukan terhadap 1200 perempuan yang menjalani skrining dengan metode IVA dan Tes Pap dan dikonfirmasi dengan kolposkopi dan biopsi.
Hasil positif dari kedua pemeriksaan tersebut berjumlah 308 orang, 191 orang diantaranya terdeteksi positif melalui metode IVA. Hasil konfirmasi histologi
menunjukkan 175 sampel dinyatakan positif dengan kriteria NIS I atau yang lebih berat, dari 175 sampel tersebut, 130 diantaranya terdeteksi melalui metode IVA.
Doh2005 melaporkan hasil penelitian di Kamerun terhadap 4813 perempuan yang menjalani skrining dengan metode IVA dan Tes Pap. Hasil penelitian
menunjukkan sensitivitas IVA dibanding Tes Pap 70.4 dan 47.7, sedangkan spesifitas IVA dan Tes Pap berturut-turut 77.6 dan 94.2, nilai prediksi negatif
NPV Negative Predictive Value untuk IVA dan Tes Pap berturut-turut adalah 91.3 dan 87.8.
Suatu penelitian meta-analisis atas 11 penelitian potong lintang cross- sectional studiesyang dilakukan di India dan beberapa negara di Afrika 2008 yang
dilakukan Arbyn membandingkan penggunaan metode IVA, VILI, IVA dengan pembesaran VIAMVisual Inspection with Acetoacetat with a Magnifying device,
tes Pap dan HC2 Hybrid Capture-2 assay Penelitian ini melibatkan lebih dari 58.679 perempuan usia 25-64 tahun. Hasil penelitian meta-analisis ini untuk angka
sensitivitas IVA,Vili, tes Pap dan HC2 berturut-turut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2. Sensitifitas, Spesifisitas berbagai Metode Skrining terhadap CIN 2
Universitas Sumatera Utara
Metode Sensitivitas
Spesifisitas
IVA 79.2
84.7 VILI
91.2 84.5
Tes Pap 57
93 HC2
62 94
2.5.4.
Syarat Melakukan Pemeriksaan IVA
Syarat tersebut antara lain : perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan sexsual, perempuan yang sudah mempunyai anak, tidak sedang haid, tidak
sedang hamil, tidak melakukan hubungan seksual 1 hari sebelum melakukan pemeriksaan IVA. Pada umur 35-40 tahun minimal 1 kali sudah pernah melakukan
pemeriksaan IVA, pemeriksaan IVA dilakukan setiap 3 tahun dan dapat diulang setiap 5 tahun.
2.5.5. Alur Pemeriksaan IVA dan Tindak Lanjut