Tujuan Khusus Urgensi Penelitian

6 Diabetes Self Management DSM merupakan critical part dalam pengelolaan DMT2 Schmitt et al, 2013. Pengelolaan DMT2 mencakup pengobatan, pengaturan diet, aktivitas fisik dan monitoring gula darah yang bertujuan untuk mencapai kontrol glikemik serta mencegah komplikasi. Keberhasilan pengelolaan tersebut tergantung pada self management pasien terhadap penyakitnya Mustapha et al, 2014. Persepsi penyakit merupakan konsep utama dari Common Sense Model CSM yang menjelaskan bahwa setiap orang memiliki personal belief terkait penyakitnya dan memiliki cara untuk berespon terhadap penyakit. Persepsi penyakit diketahui sebagai faktor penentu behavior dan berkaitan dengan kepatuhan pengobatan, fungsi penyembuhan penyakit dan kualitas hidup. Oleh karena itu, persepsi penyakit menjadi elemen penting untuk memahami cara pasien dalam memanajemen kesehatannya Pertanika et al, 2011; Weldam et al, 2014. Berdasarkan pemaparan di atas dan masih minimnya penelitian terkait DSM, persepsi penyakit dan kualitas hidup DMT2 maka penelitian ini dirancang untuk membahas hubungan DSM dan persepsi penyakit dalam kaitannya dengan kualitas hidup.

B. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu: 1. Mengidentifikasi karakteristik responden 2. Mengidentifikasi diabetes self management pada responden penelitian 3. Mengindentikasi persepsi penyakit pada responden penelitian 4. Mengindentifikasi kualitas hidup pada responden penelitian 5. Mengidentifikasi kualitas hidup berdasarkan karakteristik responden penelitian 6. Menganalisis hubungan diabetes self management terhadap kualitas hidup pada responden penelitian 7. Menganalisis hubungan persepsi penyakit terhadap kualitas hidup pada responden penelitian 7 8. Menganalisis hubungan secara bersama-sama diabetes self management dan persepsi penyakit dengan kualitas hidup pada responden penelitian.

C. Urgensi Penelitian

Kualitas hidup merupakan aspek terpenting yang perlu diperhatikan pada pasien dengan penyakit kronis seperti DMT2. Hal ini disebabkan oleh terdiagnosis DMT2 dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan pasien. Pasien dengan DMT2 harus melakukan perubahan gaya hidup, patuh menjalani pengelolaan penyakit, mengalami perubahan status kesehatan dengan frekuensi hospitalisasi yang meningkat, risiko munculnya komplikasi dan bahkan kematian. Menurut Lloyd dalam penelitian Thommasen Zhang 2006 menyebutkan bahwa diantara penyakit kronis lainnya, DMT2 diketahui memiliki kualitas hidup yang lebih rendah terutama DMT2 yang telah disertai dengan komplikasi. Berkaitan dengan hal ini, maka berbagai perawatan yang diberikan kepada pasien DMT2 hendaknya dapat meningkatan kualitas hidup pasien. Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena tren kejadian DMT2 terus meningkat setiap tahunnya dan kualitas hidup menjadi kunci perawatan DMT2. Peningkatan kualitas hidup memerlukan pengelolaan penyakit yang optimal sehingga mencari keterkaitan antara DSM dan kualitas hidup akan membantu untuk mengevaluasi DSM pasien dan mengembangkan intervensi terkait DSM. Selain itu, aspek psikososial merupakan prediktor penting lainnya dalam menentukan kualitas hidup dan persepsi penyakit ada didalamnya. Penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran terkait persepsi penyakit pasien dan bagaimana aspek dari persepsi penyakit berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan persepsi penyakit dalam perawatan pasien DMT2. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar perlunya edukasi pasien terkait DSM maupun pengembangan intervensi mengenai persepsi penyakit dalam meningkatkan kualitas hidup. 8 BAB II STUDI PUSTAKA

A. Diabetes Melitus Tipe 2 DMT2