8
BAB II STUDI PUSTAKA
A. Diabetes Melitus Tipe 2 DMT2
DMT2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus NIDDM merupakan
kelompok penyakit
metabolik yang
memiliki karakterisik
hiperglikemia kronis American Diabetes Association, 2010. DMT2 juga dikenal dengan diabetes yang terjadi pada onset dewasa. DMT2 umumnya terjadi pada
usia ≥ 45 tahun. Usia pada waktu seseorang didiagnosa menderita DM tersebut dapat digunakan sebagai salah satu indikator seseorang menderita DMT1 atau
DMT2. Hal ini berkaitan dengan proses penuaan, obesitas dan paparan polusi jangka panjang, sehingga DMT2 cenderung diderita pada onset dewasa Romesh,
2012. DMT2 disebabkan oleh interaksi yang kompleks dari faktor genetik,
lingkungan dan gaya hidup. Berkaitan dengan etiologi tersebut, patofisiologi terjadinya hiperglikemia dapat disebabkan oleh resistensi insulin kurang
sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin dan defisiensi insulin relatif tidak adekuatnya sekresi insulin secara kuantitatif IDF, 2011. Defisiensi insulin
tersebut menyebabkan glikosuria dan gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Gangguan regulasi metabolik yang terjadi pada DMT2 ini dapat
menyebabkan perubahan patofisiologi sekunder pada berbagai sistem organ tubuh sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas di waktu yang akan datang
Alvin, 2003. Komplikasi DMT2 dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komplikasi akut
dan kronis. Komplikasi akut DMT2 meliputi hiperosmolar hiperglikemia non- ketotik dan hipoglikemia sedangkan komplikasi kronis meliputi komplikasi
mikrovaskular dan makrovaskular. Komplikasi kronis ini terjadi karena kondisi hiperglikemia kronis menyebabkan perubahan fungsi pada sistem vaskular tubuh.
Kejadian komplikasi mikrovaskular lebih sering ditemukan pada pasien DMT2, seperti retinopati, neuropati dan nefropati Price dan Wilson, 2006.
Kronisitas dan progresitas penyakit menyebabkan diperlukannya pengelolaan DMT2 yang memadai untuk mencapai kontrol glikemik yang optimal
9
dan menghambat
risiko munculnya
penyulit mikrovaskular
maupun makrovaskular. Dalam pengelolaan penyakit DMT2, peran mandiri pasien dalam
melakukan manajemen penyakit sangat diperlukan. Pemahaman pasien, personal belief, pandangan mengenai penyakit menjadi penting sehingga pasien dapat
memberikan respon yang tepat terkait penyakitnya. Dengan memperhatikan aspek tersebut diharapkan terjadinya peningkatan kualitas hidup pasien DMT2.
B. Kualitas Hidup