Keputrian Analisis Interaksi Sosial Anggota Keputrian di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di MTs Fajrul Islam Jakarta)

17 mengumpulkan dan membaca. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak dan gam= pergi; mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun-temurun. Secara definitif, menurut Harun Nasution, agama adalah: a Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. b Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mngandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. c Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib. 21 Dari pengertian diatas penulis memahami bahwa yang dimaksud dengan kegiatan keagamaan adalah segala perbuatan, perkataan, lahir batin seseorang atau individu yang didasarkan pada nilai-nilai atau norma-norma yang berpangkal pada ajaran- ajaran agama, yang telah menjadi kebiasaan hidup sehari-hari dalam sekolah. Adapun materi-materi yang diulas dari kegiatan keputrian antara lain: hak wanita menurut Islam, akhlak atau pribadi seorang perempuan, adab-adab seorang wanita baik terhadap guru, teman maupun lawan jenis, fiqh wanita, memperkenalkan wanita-wanita yang tangguh dalam syiar Agama dan lain-lain. 2 Tata boga Tata boga adalah teknik mengolah, menyediakan dan menghidangkan makanan. Seperti membuat makanan ringan atau makanan berat. 3 Kesehatan wanita Kajian kesehatan wanita ini membahas berbagai macam bagaimana merawat diri seorang wanita, terutama pada saat 21 Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafinso Persada, 2005, h. 12. 18 haid. Karena belum banyak remaja yang mengerti bagaimana merawat kesehatan diri dengan baik dan benar. 4 Kerajinan dan keterampilan Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan kerajinan tangan. Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. e. Prinsip-Prinsip Kegiatan Keputrian Kegiatan keputrian merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut memiliki prinsip-prinsip yang ditetapakan, anatara lain: 1 Semua siswa, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan kegiatan keputrian. Meski kegiatan keputrian ini hanya dilakukan oleh siswa perempuan saja, akan tetapi semua pihak sekolah harus tetap mendukung kegiatan ini. 2 Kerjasama dalam tim adalah fundamental. 3 Proses dan hasil harus seimbang sama-sama pentingnya. 4 Kegiatan hendaknya memperhitungkan kebutuhan sekolah. 5 Kegiatan harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nila- nilai pendidikan dan efisiensi pelaksanaannya. 6 Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan siswa. 7 Kegiatan keputrian ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. 19 Dalam usaha dan membina kegiatan keputrian hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: 1 Pada materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan dan pemahaman peserta didik Materi dalam kegiatan keputrian ini harus berdasarkan pada tujuan dari alasan kenapa sekolah mengadakan kegiatan keputrian dan juga harus berkesinambungan dengan namanya, yaitu keputrian. Jadi materi yang ada dalam kegiatan ini semuanya menyangkut dengan masalah-masalah wanita. Misalnya saja penulis mengambil tentang keagamaan: bagaiamana menjadi seorang pribibadi yang memiliki akhlak mulia, bagaiamana cara menjaga kesehatan wanita terutama di saat haid, dan masalah-masalah fiqh lainnya. 2 Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani peserta didik. Kegiatan keputrian haruslah diimbangkan dengan pola pikir atau daya kemampuan dari peserta didik, membutuhkan pemikiran dan analisis yang mendalam sehingga dapat diterima, dilaksanakan dan memberikan hasil yang baik bagi kepribadian peserta didik. Salah satu ciri yang membedakan kegiatan keputrian dengan kegiatan lainnya, seperti kegiatan keagamaan atau sering disebut dengan rohis adalah kegiatan keputrian dilakukan oleh peserta didik putri saja dan dilaksanakan hari J um’at ketika siswa laki-laki sedang melaksanakan shalat J um’at. Selain itu jenis-jenis program kegiatan keputrian ini tidak hanya fokus pada satu kegiatan saja yang berbentuk keagamaan, kegiatan ini diselingi dengan beberapa kegiatan lain seperti tata boga, kerajinan, keterampilan dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan rohis merupakan sutau wadah yang antara laki- laki dan perempuan campur menjadi satu. 20 f. Keputrian Sebagai Kelompok Sosial Kelompok mempunyai pengertian sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, di mana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Menurut Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren menyatakan bahwa satu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang di antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan. 22 Wila Huky lebih rinci menjelaskan beberapa ciri dasar dari suatu kelompok, yaitu sebagai berikut: 1 Kelompok selalu terdiri dari paling sedikit dua orang dan terus dapat bertamban menjadi lebih dari itu. Dan orang itu haruslah orang yang dapat memberikan respon mental. 2 Kelompok tersebut harus ada saling interaksi dan komunikasi. 3 Komunikasi dan interaksi harus bersifat timbal balik. 4 Kelompok dianggap berakhir, bila relasi aktif di dalam pemikiran mereka yang tergabung didalamnya telah berakhir. 23 Ciri-ciri kelompok itu telah jelas menerangkan bahwa setiap perkumpulan, organisasi, perserikatan atau bentuk kesatuan yang beranggotakan lebih dari dua orang, ada interaksi dan komunikasi yang bersifat timbal balik, dan bersatu dalam kesatuan pemikiran atau tujuan maka telah dapat dikategorikan sebagai kelompok. Selain ciri-ciri yang telah disampaikan diatas, ada beberapa hal yang menjadi dasar atau daya tarik seseorang berkelompok 22 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika Teori dan Terapan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012, Cet. 4, h. 98. 23 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika Teori dan Terapan, …, h. 99. 21 diantaranya karena menjadi kesempatan untuk berinteraksi, kesamaan latar belakang dan kesamaan sikap. 24 Dari pengertian kelompok sosial dan dasar seseorang berinteraksi diatas maka ektrakurikuler keputrian dapat dikategorikan sebagai kelompok sosial dikarenakan memenuhi ciri-ciri dari kelompok sosial itu sendiri. Apabila diurai sebagaimana cirinya maka bisa dilihat bahwa ekstrakurikuler keputrian terdiri lebih dari dua orang, terdapat interaksi yang bersifat timbal balik dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, dan memiliki pemikiran yang berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai.

3. Lingkungan Sekolah

a. Definisi Lingkungan Sekolah Lingkungan sebagai tempat seseorang tumbuh akan mempengaruhi perkembanganya. Saat manusia berada dalam posisinya sebagai makhluk sosial maka lingkungan yang maksud adalah manusia atau induvidu lain yang berada dalam lingkaran kehidupan manusia tersebut. Contohnya ketika seseorang berada bersama manusia lainnya, maka cara berpakaian dan berbicara sama dengan lingkungannya, beda halnya manusia yang tidak hidup dengan manusia lainnya dipastikan dia tidak akan bisa berbicara dan berprilaku sebagai manusia biasanya. Lingkungan menurut bahasa dapat diartikan sebagai daerah – kawasan- yang termasuk didalamnya. Dan lingkungan sosial adalah kekuatan masyarakat serta berbagai sistem norma di sekitar individu atau kelompok manusia yang mempengaruhi tingkah laku mereka dan interaksi antar mereka. 25 Dalam pengertian lingkungan sosial secara bahasa dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan tempat dimana 24 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Press, 2014, Cet.23, h. 93. 25 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ..., h. 675. 22 seseorang itu berada yang mempengaruhi perilakunya melalui norma- norma masyarakat. Lingkungan memiliki peran penting dalam perkembangan manusia. Lingkungan tersebut terbagi dalam beberapa kategori yaitu: lingkungan fisik berupa alam seperti keadaan alam atau keadaan tanah serta musim. Lingkungan sosial berupa lingkungan tempat tinggal individu berinteraksi. Pengaruh lingkungan terhadap individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, termasuk didalamnya belajar. 26 Macam-macam lingkungan ini saling terintegrasi dan saling mempengaruhi dalam pembentukan perilaku atau tindakan sosial seseorang. Selajutnya pengertian sekolah jika dilihat dari bahasa, maka akan dijumpai bahwa sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran, usaha menuntut kepandaian, pelajaran, pengajaran. 27 Sekolah adalah lembaga sosial yang keberadaanya merupakan bagian dari sistem sosial negara bangsa. 28 Sistem sosial ini terintegrasi dengan lembaga sosial lainnya diantaranya lembaga keluarga. Maka sistem sosial dalam sekolah harus juga melihat kepada lembaga- lembaga yang bersangkutan dengan lembaga pendidikan. Kata sekolah berasal dari bahasa Latin, yakni skhole, scola, scolae atau skhole yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang dimana ketika sekolah adalah kegitan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan utama mereka, yakni bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan remaja. Kini kata sekolah sebagaimana yang dikatakan Sunarto telah berubah 26 Yesmil Anwar dan Adang, Sosiologi Untuk Universitas, ..., h. 198. 27 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ..., h. 1013. 28 Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2008, h. 117. 23 berupa bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 29 Sekolah adalah lembaga pendidikan secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah yang dilakukan oleh pendidikan yang profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat anak-anak sampai perguruan tinggi. Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan merumuskan pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan bertingkah laku baik. Sekolah sebagai tempat belajar bagi seorang peserta didik dan teman-temannya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru di mana perlaksanaan kegiatan belajar dilaksanakan secara formal sebagaimana yang dinyatakan oleh Sumitro. Lingkungan belajar menurut Wens Tanlain yang dikutip oleh Hasbullah dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, pada dasarnya lingkungan belajar mencakup: 1 Tempat lingkungan fisik, yaitu keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam. 2 Kebudayaan lingkungan budaya, dengan warisan budaya tertentu seperti bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan keagamaan. 3 Kelompok hidup bersama lingkungan sosial atau masyarakat, seperti keluarga, kelompok bermain, desa dan perkumpulan. 30 Cakupan lingkungan belajar ini akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah, baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini dikarenakan manusia atau peserta didik 29 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu Masyarakat dan Pendidikan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011, h. 142. 30 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013, Cet. 11, h. 33. 24 yang memiliki kemampuan untuk berfikir, menggunakan pemikirannya sesuai dengan apa yang diperoleh melalui kondisi tempat, budaya dan kelompok hidup bersamakelompok sosial. Sumbangan sekolah sebagia lembaga terhadap pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut: 1 Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan- kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. 2 Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. 3 Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan. 4 Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membedakan benar atau salah dan sebagainya. 31 Dari peryataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah segala sesuatu yang berada di alam sekitar sekolah yang memiliki hubungan terhadap karakteristik dan sikap seseorang secara langsung maupun tidak langsung. b. Sekolah Sebagai Pelaksana Kegiatan Keputrian Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana. Dengan kata lain, sekolah sebagai institusi pendidikan yang formal menyelenggarakan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, dan sistematis oleh para guru profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada setiap jenjang pendidikan tertentu. Sekolah melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan pada kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu atau tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan masing- 31 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, …, h. 34-35.