32
Pendekatan dalam
penelitian yaitu
studi kasus.
Depdikbud menerangkan bahwa studi kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.
4
maka hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan karena penelitian yang dimaksud adalah
untuk mengetahui sebuah gambaran mengenai salah satu kelompok sosial yang ada di masyarakat.
Studi kasus
memungkinkan peneliti
untuk mempertahankan
karakteristik holistik dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata.
5
Hal ini menjelaskan bahwa arah penelitian ini mengarah kepada sistem kehidupan yang memiliki maksud dan tujuan dibentuknya seperti halnya
ekstrakurikuler keputrian yang dibentuk oleh MTs Fajrul Islam Jakarta. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
mengambarkan interasksi sosial anggota keputrian di lingkungan sekolah studi kasus di MTs Fajrul Islam Jakarta yaitu interaksi sosial berupa
komunikasi sosial dan tindakan sosial yang terjadi antara anggota keputrian dengan guru, karyawan dan temannya. Pengunaan metode penelitian mix
methods strategi triangulasi konkuren diharapkan dapat saling melengkapi dan menguatkan hasil penelitian yang membahas tentang salah satu unit
sosial tertentu yang berada di lingkungan sekolah seperti ektrakurikuler keputrian yang menjadi alternatif untuk mengotimalkan interaksi sosial ke
arah kerja sama sehingga dalam proses pembelajaran tujuannya bisa sempurna yaitu penguatan dalam pengembangan aspek afektif.
4
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007, h. 48.
5
Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004, Cet. 5, h.4.
33
C.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian, baik berupa
karakteristik, nilai-nilai, jumlah, maupun jenisnya.
6
Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-
karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan
tetapi dapat terdiri dari kerakteristik-karakteristik individu. Di penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua peserta didik
anggota keputrian di MTs Fajrul Islam Jakarta.
2. Sampel Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.
7
Karena ia merupakan bagian dari populasi maka ia harus memiliki ciri- ciri yang dimiliki oleh populasinya. Karena analisa penelitian didasarkan
pada data sampel sedangkan kesimpulannya nanti akan diterapkan pada populasi maka sangatlah penting untuk memperoleh sampel yang
representatif bagi populasinya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengambilan sampel purposif purposional sampling, sampel ditetapkan sengaja oleh peneliti. sampel purposif purposional sampling, adalah
teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
8
Alasan peneliti sengaja mengambil sampel purposif purposional sampling ini dikarenakan sengaja mengambil sampel peserta didik yang
menjadi anggota keputrian aktif di sekolahnya. Sampel wawancara berjumlah 5 anggota dan sampel angket berjumlah 25 anggota.
6
Sugiyanto, Analisis Stastistika Sosial, Jawa Timur: Bayumedia Publishing, 2004, h.14.
7
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Ed. 2, Cet.1, h. 43.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RB, Bandung: Alfabeta, 2006 h. 246.
34
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode mix methods. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi kualitatif dan
kuantitatif. Teknik pengumpulan data secara kulitatif yaitu: 1. Observasi
Observasi memiliki ciri yang spesifik, observasi tidak terbatas pada orang tetapi obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi
mengungkapkan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
9
Obervasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan jenis observasi non-partisipan. Teknik ini dilakukan untuk melihat gambaran
begaimana interaksi sosial anggota keputrian di lingkungan sekolah yang meliputi kedaan guru, karyawan, peserta didik, agenda kegiatan
keputrian yang dilaksanakan dan interaksi sosial anggota keputrian di lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat
gambaran secara langsung interaksi sosial yang terjadi antara anggota keputrian di lingkungan sekolah berdasarkan sudut pandang emik
partisipan.
2. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban- jawaban responden.
10
Wawancara yaitu percakapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dengan mengajukan beberapa pertanyaan
dengan maksud tertentu, wawancara secara tatap muka dengan menggali informasi secara mendetail dengan informan yang terkait
dalam penelitian ini. Wawancara berisi tentang interaksi anggota keputrian di
lingkungan sekolah studi kasus di MTs Fajrul Islam Jakarta. Dalam
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RB, …, h. 162.
10
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011, h. 173.
35
hal ini pengumpulan data melalui wawancara dengan pembina keputrian yang berinteraksi langsung dengan anggota keputrian dan
peserta didik yang menjadi anggota keputrian di sekolah.
3. Studi dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
11
Peneliti melakukan
pengumpulan data
dengan metode
dokumentasi mengenai hal-hal atau variabel yang diantaranya dapat berupa profil sekolah, buku panduan keputrian, dan dokumentasi
kegiatan keputrian. Teknik ini digunakan agar diperoleh gambaran yang menyeluruh terkait interaksi sosial anggota keputrian yang ada.
Teknik pengumpulan data berdasarkan metode kuantitatif untuk mengukuhkan hasil penelitian kualitatif menggunakan angket, dengan sasaran
sebarannya dipilih melalui teknik pengumpulan sampel purposif purposional sampling.
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.
12
Pada metode angket ini, pertanyaan atau pernyataan diajukan secara tertulis dan disebarkan
kepada para responden untuk dijawab, setelah pertanyaan dijawab kemudian dikembalikan lagi kepada peneliti.
Angket dalam penelitian ini diberikan kepada responden yang telah ditetapkan yaitu anggota keputrian aktif berjumlah 25 peserta didik. Angket
berupa pertanyaan terkait interaksi sosial anggota keputrian terhadap guru, karyawan dan peserta didik di lingkungan sekolah MTs Fajrul Islam Jakarta.
11
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. 14, h. 274.
12
Mahmud Metode Penelitian Pendidikan, …, h. 177.
36
E. Instrumen Penelitian
Penelitian mix methods yang berarti gabungan antara penelitian kuantitatif dan kulitatif maka instrumen penelitian utamanya adalah manusia
dan hubungan sosialnya. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, data yang dikumpulkan, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan
itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian ini. Maka penelitian ini
menyusun beberapa instrumen penelitian yang berangkat dari teknik pengumpulan datanya.
Instrumen penelitian ini terbagi menjadi dua pedoman, yaitu instrumen yang bersifat kualitatif berupa pedoman observasi, pedoman studi
dokumentasi dan pedoman wawancara. Sedangkan instrumen yang bersifat kuantitatif yaitu berupa pedoman angket.
Berikut beberapa pedoman untuk penelitian bersifat kualitatif yaitu:
1. Pedoman Observasi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi
No. Indikator Pengamatan
1.
2.
3. Aktivitas keputrian yang dilakukan peserta didik anggota
keputrian. Bentuk interaksi sosial yang dilakukan peserta didik anggota
keputrian. Komunikasi dan tindakan sosial yang dilakukan anggota
keputrian di lingkungan sekolah dalam hal ini kepada lingkungan sosialnya yaitu guru, karyawanstaf dan teman-
temannya.
37
2. Pedoman Wawancara
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara dengan Pembina Keputrian
Indikator No. Item
Jumlah Item
1. Jumlah anggota keputrian 1
1 2. Kegiatan rutin anggota keputrian
yang dilakukan di sekolah 2,3,4
3
3. Interaksi sosial anggota keputrian terhadap pembina
5,6 2
4. Cara berkomunikasi dan bertindak anggota keputrian terhadap guru,
karyawan dan teman 7,8,9
3
5. Cara memberdayakan
anggota keputrian di lingkungan sekolah
10 1
Jumlah 10
10
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara dengan Anggota Keputrian
Indikator No. Item
Jumlah Item
1. Alasan bergabung menjadi anggota keputrian
1 1
2. Kegiatan keputrian yang sering diikuti
1 2
3. Manfaat mejadi anggota keputrian 1
3 4. Cara
berkomunikasi anggota
keputrian terhadap guru, karyawan dan teman
1 4
5. Cara bertindak anggota keputrian terhadap guru, karyawan dan teman
1 5