Muhammad Zainul : Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Konversi Sputum Penderita Tb Paru Di Klinik Jemadi Medan, 2010.
merokok 7 orang. BTA 1 + tidak ada yang mengalami konversi sputum baik pada kelompok yang tidak merokok maupun yang merokok.
Tabel 5.7. Proporsi konversi sputum penderita TB paru bulan pertama ke bulan kedua pengobatan dengan OAT.
Frekuensi BTA Positif orang N
3+ 2+
1+ Merokok
17 13
- 30
Tidak Merokok -
7 -
7 5.1.2.8 Proporsi Konversi Sputum Penderita TB Paru Setelah Dua Bulan
Pengobatan dengan OAT
Tabel 5.8 memperlihatkan bahwa setelah sebulan pengobatan dengan OAT, BTA 3+ yang mengalami konversi sputum lebih banyak pada kelompok
yang merokok, yaitu 18 orang, sedangkan yang tidak merokok 14 orang. BTA 2+ yang paling banyak mengalami konversi sputum adalah kelompok yang tidak
merokok, yaitu 21 orang, sedangkan yang merokok 15 orang. BTA 1 + tidak ada yang mengalami konversi sputum, baik pada kelompok yang tidak merokok
maupun yang merokok.
Tabel 5.8. Proporsi konversi sputum penderita TB paru setelah dua bulan pengobatan dengan OAT.
Frekuensi BTA Positif orang N
3+ 2+
1+ Merokok
18 15
- 33
Tidak Merokok 14
21 -
35 5.1.3 Hasil Analisis Statistik
5.1.3.1 Analisis Statistik Konversi Sputum Setelah Sebulan Pengobatan dengan OAT
Tabel 5.9 memperlihatkan bahwa setelah sebulan pengobatan dengan OAT, penderita TB paru yang merokok lebih banyak yang tidak mengalami
konversi sputum, yaitu 35 orang 89,74, sedangkan yang mengalami konversi sputum hanya 4 orang 10,26. Sebaliknya pada penderita TB paru yang tidak
Muhammad Zainul : Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Konversi Sputum Penderita Tb Paru Di Klinik Jemadi Medan, 2010.
merokok lebih banyak yang mengalami konversi sputum, yaitu 34 orang 89,47, sedangkan yang tidak mengalami konversi hanya 4 orang 11,76.
Dengan nilai P = 0,0001 pada uji chi-square lampiran 1, ditunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada konversi sputum setelah satu bulan pengobatan
dengan OAT antara penderita TB paru yang merokok dan yang tidak merokok.
Tabel 5.9. Uji chi-square konversi sputum setelah satu bulan pengobatan dengan OAT antara penderita TB paru yang merokok dan tidak merokok.
Konversi Sputum Bulan 0-1 N
Nilai P Ya
Tidak Merokok
4 35
39 Tidak Merokok
34 4
38 0,0001
Total 38
39 77
5.1.3.2 Analisis Statistik Konversi Sputum Bulan Pertama ke Bulan Kedua Pengobatan dengan OAT
Tabel 5.10 memperlihatkan bahwa dari bulan pertama ke bulan kedua pengobatan dengan OAT pada penderita TB paru yang merokok lebih banyak
yang mengalami konversi sputum, yaitu 30 orang 76,92, sedangkan yang tidak mengalami konversi sputum hanya 9 orang 23,07. Sebaliknya pada penderita
TB paru yang tidak merokok lebih banyak yang tidak mengalami konversi sputum, yaitu 31 orang 81,58, sedangkan yang mengalami konversi sputum
hanya 7 orang 18,42. Dengan nilai P = 0,0001 pada uji chi-square lampiran 1, ditunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada konversi
sputum bulan pertama ke bulan kedua pengobatan dengan OAT antara penderita TB paru yang merokok dan yang tidak merokok.
Muhammad Zainul : Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Konversi Sputum Penderita Tb Paru Di Klinik Jemadi Medan, 2010.
Tabel 5.10. Uji chi-square konversi sputum bulan pertama ke bulan kedua pengobatan dengan OAT antara penderita TB paru yang merokok dan
yang tidak merokok.
Konversi Sputum Bulan 1-2 N
Nilai P Ya
Tidak Merokok
30 9
39 Tidak Merokok
7 31
38 0,0001
Total 37
40 77
5.1.3.3 Analisis Statistik Konversi Sputum Setelah Dua Bulan Pengobatan dengan OAT