3. Banyaknya penerbitan, tontonan, TV dan sejenisnya yang bersifat pornografis dan kekerasan.
4. Kesenjangan sosial 5. Sering terjadi tawuran antar warga maupun antar sekolah
6. Kebut-kebutan, coret-coret, pengrusakan tempat-tempat umum 7. Tempat-tempat transaksi NAPZA baik secara terang-terangan maupun
sembunyi-sembunyi. Bila anak berada di lingkungan sosial seperti yang di kategorikan di atas amat
berisiko untuk berperilaku menyimpang serta terlibat penyalahgunaanketergantungan NAPZA Hawari D, 2006.
2.7. Gambaran Perilaku SiswaRemaja Pengguna NAPZA
Perilaku siswaremaja pengguna NAPZA secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Adanya perubahan tingkah laku yang tiba-tiba terhadap kegiatan sekolah, keluarga, dan teman-teman. Misalnya bertindak kasar, tidak sopan, mudah curiga, dan penuh
rahasia terhadap orang lain. 2. Suka marah tidak terkendali.
3. Pembangkangan terhadap disiplin yang tiba-tiba, baik di rumah maupun di sekolah. 4. Selalu mengenakan kacamata gelap pada saat tidak tepat untuk menyembunyikan
matanya yang bengkak dan merah. 5. Suka mengasingkan diribersembunyi di kamar mandi atau di tempat-tempat yang
janggal, seperti di gudang dan di bawah tangga dalam waktu lama serta berkali-kali.
Mira Husna Nasution : Perilaku Siswa Tentang Bahaya Napza Dalam Kesehatan Reproduksi Di SMA Al-Azhar…, 2007 USU e-Repository © 2009
6. Penurunan tingkat kehadiran di kelas dan prestasi belajar di sekolah secara drastis. 7. Lebih banyak menyendiri dari biasanya, sering bengong dan berhalusinasi.
8. Berat badan turun drastis, karena nafsu makan yang tidak menentu. 9. Selalu mengenakan pakaian secara sembarangan dan senang mengenakan kemeja
lengan panjang untuk menyembunyikan bekas suntikan di lengan. 10. Sering di kunjungi oleh orang-orang yang belum di kenal keluarga atau teman-
temannya Karsono E, 2004.
2.8. Ciri-Ciri Sekolah Yang Rentan Terhadap Penyalahgunaan NAPZA
a. Langsung 1. Lingkungan sekolah yang rawan, seperti sekolah yang dekat pusat perbelanjaan,
dekat terminal, di lingkungan kumuh dan sebagainya. 2. Kurangnya kontrol dari petugas sekolah, baik di dalam maupun di luar sekolah,
baik pada jam pelajaran maupun setelah jam pelajaran sekolah. 3. Banyak terdapat warung dan atau kios di sekitar sekolah yang sering dijadikan
tempat transaksi. 4. Penerapan sanksi yang kurang konsekuen terhadap pelanggaran peraturan
sekolah. 5. Lokasi sekolah yang di jadikan tempat nongkrong pengguna NAPZA.
6. Kurangnya pemahamanpengetahuan guru, siswa, petugas sekolah, dan orang tua siswa terhadap bahaya NAPZA.
b. Tidak Langsung 1. Peraturan sekolah atau tata tertib sekolah yang terlalu keras atau terlalu lunak.
Mira Husna Nasution : Perilaku Siswa Tentang Bahaya Napza Dalam Kesehatan Reproduksi Di SMA Al-Azhar…, 2007 USU e-Repository © 2009
2. Komunikasi yang kurang efektif antara guru, kepala sekolah, siswa dan orang tua siswa.
3. Kegiatan sekolah yang terlalu padat atau kurang sesuai dengan minat dan bakat siswa.
4. Penanganan yang kurang optimal terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.
5. Kurangnya keterlibatan orang tua terhadap siswa yang tidak terlibat dalam masalah penyalahgunaan NAPZA.
6. Kurang adanya kerjasama antara sekolah dengan masyarakat sekitar, Pemda setempat dan Polri Makmuri, 2001.
2.9. Bahaya Penyalahgunaan NAPZA