Sejarah Kimia Farma Kasus Resep Resep I Kasus Spesialite Obat pada Resep Rasionalitas Komposisi Resep

Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 BAB I KIMIA FARMA

1.1. Sejarah Kimia Farma

Sejarah Kimia Farma adalah perjalanan panjang sebuah industri kesehatan di Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dikilas balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan- perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas PT, menjadi PT. Kimia Farma Persero. Sejak tanggal 4 juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat. 1.2 Bisnis Kimia Farma 1.2.1 Holding PT. Kimia Farma Tbk. Dibentuk : 16 Agustus 1971 Jalur usaha : pelayanan kesehatan Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Badan Usaha Milik Negara BUMN, Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 192003 tentang BUMN. PT. Kimia Farma Tbk., merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Budaya perusahaan ini mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut. 2. Integritas Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat. 3. Kerja Sama Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.

1.2.2 Pabrik Industri Farmasi

Dengan dukungan kuat riset dan pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering, suspensisirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat, yaitu: Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan ISO-9001. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim AKDR. Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan ISO-9002. Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati bedak. Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan US-FDA Approval. Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luardalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, ISO-9002 dan ISO-14001. Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luardalam. 1.2.3 4B Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan Sejak tahun 2004, Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu, Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu: Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri APS, Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter APD, Medical Check Up, pemeriksaan mikrobiologi industri dan pemeriksan rujukan. Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan klinik kesehatan yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung. Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan kesehatan laboratorium, layanan farmasi apotek dan layanan pendukung lainnya. Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.

1.2.4 Anak Perusahaan

1.2.4.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution

Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur usaha : distribusi obat dan alat kesehatan PT. Kimia Farma Trading Distribution, sebagai anak perusahaan dari PT. Kimia Farma persero Tbk., Kimia Farma Trading Distribution KFTD sebelumnya merupakan divisi yang bergerak di bidang yang sama, yaitu perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma Persero Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ke tahun, komposisi penjualan Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 kepada institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan daripada penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi. Di masa yang lalu, divisiSBU PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta melihat kondisi ke depan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karena itu, perusahaan telah merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti ke depan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusitender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal. Jalur Usaha : 1. Jasa pelayanan distribusi produk prinsipal Kimia Farma dan prinsipal non Kimia Farma serta non prinsipal terdiri dari: Consumer Health Product OTC Chemical, OTC Herbal, kosmetik, body care, food supplement, ethical, generik, lisensi, narkotika, kontrasepsi, bahan baku, alat kesehatan dan consumer goods. 2. Jasa Perdagangan atau Trading. PT. Kimia Farma Trading Distribution memiliki 41 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

1.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek

Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur usaha : farmasi PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar di bidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19 dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC swalayan serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik. Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari stategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan. PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia : No. Provinsi No. Provinsi 1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung 2. Banten 17. Lampung 3. Bengkulu 18. Maluku 4. DIY 19. Maluku Utara 5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam 6. Gorontalo 21. NTB 7. Irian Jaya 22. NTT 8. Jambi 23. Riau 9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan 10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah 11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara 12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara 13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat 14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan 15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 1.3 PT Kimia Farma Apotek Bisnis Manager 1.3.1 Bisnis Manager Visi : Menjadikan apotek Kimia Farma berdaya saing di pasar global Misi : 1. Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 2. Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk meningkatkan nilai saham apotek tanpa meninggalkan prinsip Good Corporate Governance. 3. Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan nasional.

1.3.2 Store Manager Apotek Kimia Farma Medan

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar di seluruh sumatera yaitu : Kimia Farma pel 2 R.S. Inalum, Kimia Farma pel 14 R.S. Pirngadi, Kimia Farma 27 Palang merah Medan, Kimia Farma 28 Belawan, Kimia Farma 29 P. Siantar, Kimia Farma 30 Tebing Tinggi, Kimia Farma pel 41 R.S. Tebing Tinggi, Kimia Farma 39 Sei Kambing Medan, Kimia Farma 41 Kaban Jahe, Kimia Farma 54 RS. Rantau Prapat, Kimia Farma 84 Tanjung Balai, Kimia Farma 85 P. Siantar, Kimia Farma 90 Kisaran, Kimia Farma 106 Aksara Medan, Kimia Farma 107 Gatot Subroto Medan, Kimia Farma 160 Setia Budi Medan, Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan, Kimia Farma Basri Medan, Kimia Farma Namso P. Siantar, Kimia Farma 9 Padang Sidimpuan, Kimia Farma 96 Rantau Prapat, dan Kimia Farma 256 Binjai. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 1.4. Tinjauan Apotek Kimia Farma 106 Medan 1.4.1. Lokasi Apotek Kimia Farma 106 Medan terletak di jalan Aksara no. 102 Medan di tepi jalan raya yang dilalui banyak sarana transportasi dengan lingkungan yang bersih, berada didaerah pertokoan dan pemukiman penduduk. Di apotek Kimia Farma 106 terdapat tempat praktek dokter selain itu juga berdekatan dengan praktek dokter spesialis, praktek dokter umum, praktek dokter gigi dan apotek swasta. Fasilitas yang tersedia di apotek Kimia Farma 106 Medan meliputi ruang tunggu yang nyaman dan bersih, fasilitas TV, persediaan air minum, kamar mandiWC, keamanan parkir.

1.4.2. Sumber Daya Manusia

Apotek Kimia Farma 106 Medan merupakan apotek pelayanan yang dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas penjualan bebas dan sekaligus kasir. Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang terbagi dalam dua shift, terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang maksimal. Ini biasanya terjadi pada jam-jam sibuk yaitu sore hari pada saat praktek dokter buka.

1.4.3. Pengadaan Perbekalan Farmasi

Secara umum komoditi di apotek Kimia Farma 106 Medan dapat berupa obat, bahan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan. Semua pertimbangan untuk pembelian harus ditujukan kepada tercapainya pengendalian persediaan barang yaitu terpenuhinya permintaan konsumen dan tidak terjadi kelebihan persediaan. Pengadaan perbekalan farmasi khususnya perencanaan dilakukan oleh apotek Kimia Farma 106 Medan, sedangkan pembelian dilakukan oleh bagian Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 pembelian bisnis manager Medan. Jumlah barang yang akan dibeli disusun berdasarkan daftar pareto penjualan, jumlah barang yang habis atau jumlah sisa stok yang tinggal sedikit. Barang yang akan dipesan dicatat dalam buku defekta. Pemesanan barang dilakukan dengan mengantar langsung Bon Permintaan Barang Apotek BPBA ke bagian pembelian bisnis manager Medan atau melalui telepon bila terjadi pembelian mendesak. Pemesanan ini dilakukan setiap hari kerja. Pembelian dilakukan oleh bagian pembelian bisnis manager Medan menggunakan surat pesanan SP. Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui selesman yang datang ke apotek dari masing-masing PBF. Pemasok barang-barang yang akan dibeli, dipilih dengan mempertimbangkan legalitas pemasok, kecepatan pelayananpengiriman barang, hargapotongan harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang ditawarkan.

1.4.4. Pembuatan Buku Defekta Barang

Pembuatan Buku Defekta Barang dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Petugas setiap hari memeriksa barang yang kosong atau hampir habis. 2. Pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan dan jumlah yang dibutuhkan. 3. Menyerahkan buku defekta kepada petugas pembelian.

1.4.5. Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang dilakukan oleh penanggung jawab berdasarkan prosedur sebagai berikut: 1. Penanggung jawab menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar BarangFaktur SPBF. 2. Penanggung jawab memeriksa kualitas dan kuantitas barang sesuai dengan SP dan SPBF. Khusus untuk obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa perlu diperhatikan agar batas kadaluarsa masih cukup lama dan bila barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan, maka harus segera disesuaikan dengan pemasok yang bersangkutan. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 3. Penanggung jawab membubuhkan tanda tangan, stempel apotek Kimia Farma pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok, sedangkan copy faktur sebagai pertinggal. 4. Penanggung jawab mencatat barang masuk pada kartu Administrasi Persediaan Gudang APG.

1.4.6. PenataanPemajangan Barang

Penataanpemajangan barang store lay out sangat penting dalam memaksimalkan penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Penyusunan barang pajangan di apotek Kimia Farma 106 Medan diatur berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, dan khasiat farmakologi serta menggunakan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan lebih dahulu dan obat yang tanggal kadaluarsanya lebih awal dikeluarkan lebih dahulu.

1.4.7. PenjualanPelayanan

Pembeli adalah raja sehingga mereka tidak boleh dikecewakan karena pelayanan yang kurang cepat, kurang ramah, kurang tepat dan sebagainya. Pelanggan harus puas sehingga mereka akan kembali lagi ke apotek Kimia Farma di lain waktu, dan akan merekomendasikan apotek tersebut kepada teman atau keluarganya. Penjualanpelayanan di apotek Kimia Farma 106 Medan meliputi resep tunai, resep kredit dan obat bebas. Apotek Kimia Farma 106 Medan juga memberikan pelayanan khusus kepada konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara langsung. Untuk kondisi seperti ini maka petugas apotek dapat langsung menghubungi apotek Kimia Farma yang lain untuk mendapatkan obat tersebut, yang kemudian obat tersebut secepatnya dapat diantar langsung ke rumah pasien. Pelayanan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini sehingga pendapatan akan meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan tercipta. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB II SUKSES TERPADU BISNIS RITEL

DARI MERCHANDISING SAMPAI SHRINKAGE 2.1. Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel 2.1.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama Secara sederhana, senjata dan poros tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ketiga faktor tersebut saling berkait dan berpusat pada customer atau pelanggan. Merchandising barang yang dijual merupakan senjata inti pertama yang menekankan pada persediaan, harga, kualitas, dan manfaat produk bagi konsumen. Basic Principles prinsip dasar yang digunakan adalah prinsip dasar dalam pemasaran yaitu product, price, place, promotion dan people. Pada prinsipnya, pelaku bisnis ritel dituntut mengenali barang, menentukan harga yang sesuai dengan keinginan serta harapan pelanggan. Services pelayanan berdasarkan survey AC Nielsen Indonesia pada April 2004 ditemukan bahwa service ada pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan. Berdasarkan temuan memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang terdiri atas: a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang mudah dijangkau. b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance AC, lampu, kebersihan, fasilitas pendukung dan services semua hal yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen, terutama yang dilakukan oleh staf . Pada prinsipnya pelayanan Merchandising Service Basic Principles Custome r Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 bukan hanya terletak pada personalnya, kita perlu memperhatikan semua aspek mulai dari signed papan nama toko, pintu masuk, keset masuk, seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan toilet. Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan keterampilan dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian juga pengembangan kiat-kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan.

2.1.2. Berubah untuk Unggul dan Bersaing

Salah satu indikasi kemajuan bisnis ritel adalah selalu tampak adanya perkembangan segala aspek secara terus menerus sejalan dengan perubahan faktor eksternal dan internal bisnis itu sendiri. Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi harus berubah. Pertama, untuk menyesuaikan diri terhadap faktor lingkungan. Kedua, mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, dan ketiga untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan. a. Kondisi Eksternal Kondisi ini mencakup aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, teknologi, persaingan, globalisasi, dan keamanan. b. Kondisi Internal Kondisi internal antara lain meliputi aspek visi, misi, sumber daya SDM, teknologi, material pendukung, uang dan metode kerja dan kegiatan organisasi. Untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu mendorong semua sumber daya dan proses manajemen ke arah kualitas dan kinerja service yang mengacu pada tercapainya customer satisfaction kepuasan pelanggan. Dapat disimpulkan bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya organisasi ritel adalah services pelayanan.

2.1.3. Lokasi

Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak diperhitungkan melalui studi atau riset. Secara tradisional, penentuan lokasi sering dihubung-hubungkan dengan ilmu-ilmu ‘tua’ nenek moyang arah angin, keberuntungan, hoki, feng shui, dan lain-lain. Ini semakin menandakan bahwa sudah lama penentuan lokasi bisnis sangat penting dan menentukan bagi Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 kesuksesan. Bahkan, ada pendapat ekstrem yang mengatakan bahwa tiga kunci sukses bisnis ritel, yaitu pertama lokasi, kedua lokasi dan ketiga lokasi. Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan traffic pengunjung kepadatan pengunjung untuk membeli, antara lain adalah transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman, dan kelengkapan. Gambar 2.2. 4 Faktor Pengaruh Traffic Konsumen Keempat faktor pengaruh di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kemudahan Transportasi untuk Mencapai Lokasi Ada banyak bukti bahwa pebisnis ritel yang tidak memperhatikan aspek kemudahan untuk mencapai lokasi akan ditinggalkan oleh pelanggan, karena perubahan arus lalu lintas dari dua arah menjadi satu arah, jumlah pelanggan yang datang menjadi turun drastis. 2. Kenyamanan dan Keamanan Parkir Kendaraan Oleh karena kendaraan roda dua atau empat merupakan bagian tak terpisahkan dari pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir kendaraaan di lokasi toko juga harus di perhatikan. 3. Kelengkapan Dengan kelengkapan ini, pelanggan akan sangat terbantu, khususnya dalam kemudahan dan efesiensi belanja. 4. Daur Hidup Lokasi Daur hidup setiap lokasi sama seperti tahapan hidup manusia dan produk. Daur hidup lokasi secara sederhana menganut daur hidup pada umumnya Transportasi Daur Hidup Lokasi Parkir Aman Kelengkapan Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 yang terdiri atas tahap-tahap lahir, kanak-kanak, remaja, dewasa, tua, uzur, dan mati.

2.1.4. Upaya Menekan Angka Kehilangan Reduce Shrinkage

Kehilangan barang tidak bisa dihindari di bisnis ritel. Ada tiga kelompok besar penyebab kehilangan barang, yaitu pencurian, barang rusak, dan salah administrasi. 1. Barang Rusak atau Cacat Soiled or Damaged Stocks Barang rusak atau cacat adalah barang-barang yang dijual yang menjadi kotor atau rusak akibat quality control kurang optimal, saat pengiriman yang sembarangan, saat pemanjangan yang tidak sesuai prosedur, dan saat dicoba atau disentuh konsumen hingga rusak. 2. Adanya Pencuriaan Theft Merchandise dan Asset Penyebab kehilangan barang di bisnis ritel yang paling popular adalah pencurian. Ini dapat dipahami karena peluang barang-barang di toko diambil orang sangat besar bila teknologi yang digunakan masih sangat terbatas. Ada dua golongan pencurian yang biasa dipakai untuk memudahkan analisis, yaitu : a. Pencurian internal, yakni pencurian yang dilakukan oleh karyawan atau staf toko. Semakin banyak karyawan yang terlibat atau kontak dengan barang risiko kehilangan barang juga akan semakin meningkat. b. Pencurian eksternal, yaitu pencurian yang dilakukan oleh orang luar konsumen atau orang yang datang baik secara individu maupun berkelompok sindikat 3. Kesalahan Administrasi Paperwork Errors Kesalahan administrasi adalah kesalahan dalam membuat laporan tentang barang. Cara Menekan Angka Kehilangan Shrinkage Setelah mengetahui ketiga penyebab kehilangan barang, solusi terbaik yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya kehilangan barang tersebut, adalah Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 1. Barang rusak atau kotor Barang rusak atau kotor dapat dibenahi sejak sebelum produk dikirim ke toko sejak pemasok melakukan quality control. Kemudian, saat menerima barang, harus ada petugas menerima yang juga bertindak sebagai checker kualitas barang sesuai dengan kualifikasi yang tercatat dalam surat pembelian. Pada saat memajang barang, pajanglah setiap jenis produk sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Melempar dan mendorong barang dapat mempuat produk menjadi kotor dan rusak. Agar barang tetap utuh terjaga, cara demikian hendaknya dijauhkan. 2. Akibat pencurian a. Untuk mengatasi pencurian internal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu : • Lakukan check body dengan disiplin oleh petugas yang ditunjuk satpam putra atau putri bagi setiap karyawan yang masuk dan keluar area toko. Pintu masuk dan keluar karyawan harus khusus, tidak boleh menggunakan pintu pelanggan. • Pada seragam karyawan tidak boleh ada saku di baju atau celananya. Ini untuk mencegah karyawan menyimpan barang- barang yang dijual dalam pakaiannya. • Sediakan loker khusus bagi karyawan untuk menyimpan tas atau barang bawaan yang memang tidak boleh dibawa. • Berikan reward dan sanksi terhadap tim kerja yang bertanggung jawab atas produk yang ada di tempat tim tersebut bekerja. Reward dengan insentif khusus diberikan bila angka kehilangan rendah, dan sanksi dengan tidak adanya insentif diberikan bagi tim yang angka kehilangannya diluar batas toleransi. • Secara rutin berikan pengarahan bagi semua karyawan. Pengarahan dari hal yang sangat teknis tentang cara mencegah kehilangan sampai aspek kerohanian agar setiap karyawan lebih bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Sang Pencipta. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 b. Untuk mengatasi pencurian eksternal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu : • Memasng alat sensormatik untuk barang-barang yang sangat beresiko hilang. Alat ini dapat mendeteksi pelanggan atau orang yang mencoba mengambil produk tanpa membayar dikasir, lepaskan lebih dulu alat yang menempel dibarang itu dengan alat khusus yang ada disetiap kasir • Mengaktifkan para penjaga satpam atau piket counter tanpa harus menonjolkan kehadirannya di tiap pos yang tersedia. Kehadiran mereka diharapkan dapat mendeteksi secara dini gerak-gerik dan tingkah laku orang yang mencurigakan. Bila terjadi hal-hal yang mencurigakan, semua petugas segera berkoordinasi untuk mencegah terjadinya pencurian. Bila ada orang yang tertangkap basah melakukan aktivitas pencurian 3. Mencegah akibat kesalahan administrasi Sesuai denga fakta di lapangan, banyak karyawan yang lalai dalam mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Misalnya, melakukan kesalahan ketik atau kesalahan dalam memasukkan data ke laporan. Oleh karena itu, setiap karyawan perlu diingatkan lagi tentang langkah-langkah dalam melakukan input data dan penyusunan laporan yang tepat, akurat, dan cepat. 2.2. Memanjakan Pelanggan 2.2.1. Faktor Pemuas Pelanggan Pelanggan adalah pilar utama penyangga keberlangsungan bisnis ritel. Memanjakan pelanggan sama seperti memperkokoh pilar utama. Didunia ritel, sekali lagi ada ungkapan yang sangat populer, yaitu retail is detail. Artinya, ada banyak aspek detail yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan bahasan yang lebih bermakna dan dapat diterapkan. Ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan dan semestinya dapat digunakan sebagai pedoman pengukuran kepuasan palanggan, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan praktis, dan kebutuhan fungsional. Kebutuhan Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 fisik antara lain lay out toko, penataan barang sampai toilet pelanggan. Kebutuhan praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan barang harga, kualitas, dan manfaatnya. Kebutuhan fungsional adalah hal-hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan orang-orang front line-nya. Untuk dapat mengukur kepuasan pelanggan, tiga kebutuhan di atas perlu kita urai satu per satu agar memudahkan kita dalam mendapatkan kriteria puas atau tidaknya pelanggan. Kebutuhan Fisik Setiap pelanggan yang akan masuk ke sebuah toko untuk keperluan apapun bisa melihat-lihat, mencari barang yang akan dibeli atau diperbandingkan, janjian dengan orang lain, atau keperluan lain selalu mempertimbangkan lay out toko, termasuk tempat parkir, kemudahan menemukan bagian per bagian di toko, dan kelegaan menikmati semua bagian toko. Konsep yang paling dekat dengan kebutuhan konsumen adalah lay out yang one stop shopping semua kebutuhan disediakan toko tersebut. Setelah masuk ke bagian dalam toko, tahap berikut yang dilakukan konsumen ialah melihat penataan display barang dagangan yang dijual. Display Product atau Visual Merchandising dapat mempengaruhi prilaku pelanggan. Pelanggan dapat tertarik, melirik, melihat dengan seksama, dan berpikir-pikir sampai akhirnya mengambil barang dari rak yang ada dan membawanya ke kasir. Display Product dapat dioptimalkan melalui gradasi warna, ukuran, dan kelengkapan dalam satu rak. Display juga harus didukung oleh pencahayaan yang baik dan visualisasi pendukung di sekitar barang tersebut. Kebutuhan Praktis Kebutuhan praktis sudah merupakan hukum utama yang harus disediakan untuk pelanggan. Apapun yang dibuat bila kebutuhan praktis yang berhubungan dengan barang, yakni harga, kualitas, dan manfaat tidak disediakan untuk pelanggan, akan sia-sialah semua usaha pelaku ritel. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh petugas front line keramahan, kesiagapan, kepedulian, dan lain-lain, sampai-sampai timbul kesan seolah-olah kepuasan pelanggan hanya ditentukan oleh para petugas di front line.

2.2.2. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan.

Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service. 1B Dasar store lay out Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non- selling, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan. Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu : 1. Pajangan akhir end display untuk supermarket di depan mesin kasir a. Studi tentang antrian konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah. b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung penjualan selayaknya dipresentasikan di lokasi pajangan akhir. 2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan c. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 d. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut. e. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli. 2B Lay out dan Implikasinya Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di toko bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga keamanan dan kebersihannya. 1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi lay out beraliran lurus Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut : a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a. Suasana dingin biasa-biasa saja b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat 2. Desain kurva atau aliran bebas Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurangan pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Kriteria Barang dan Posisi Pajangan Secara umum, kategori barang dan kebutuhan pemajangannya adalah sebagai berikut: 1. Barang paling laku best seller: dalam setiap kategori barang, hanya sebagian kecil dari jumlah barang yang memberikan kontribusi mayoritas penjualan. Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu : a. Jenis barang kebutuhan dasar basic item barang tipe ini harus diletakkan di tempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain. Barang ini tidak perlu dipromosikan karena pelanggan sudah sangat mengenal dan selalu rutin membeli. b. Jenis barang promosi sale item posisikan ditempat yang utama. Perlu ditonjolkan dengan pajangan berukuran besar seolah sangat membutuhkan perhatian pelanggan. Jika profitnya rendah, barang ini perlu dikelilingi dengan barang yang profitnya tinggi. 2. Barang dengan laba tinggi higt profit harus diletakkan ditempat yang utama untuk mendukung toko mendapatkan uang lebih. 3. Barang yang memancing untuk dibeli impuls items letakkan di pajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli 4. barang spesial speciality items harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehinga pelanggan dapat langsung ke lokasi dan melihat-lihatnya untuk membeli. 5. Barang musiman seasonal items membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada di toko. Ketika pertama kali dipajang, barang ini akan memacu penjualan. Setelah setengah musim terlewati, barang-barang ini dapat dipakai untuk mendorong pelanggan melihat barang-barang dibagian lain. 6. barang dengan persediaan bermasalah problem stock items jangan memajangkan di tempat utama karena penjualannya biasanya tidak banyak. Pajangan barang yang sering kosong dapat membuat citra toko menjadi kurang bagus. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 2.3. Meningkatkan Penjualan. 2.3.1. Apa Itu Merchandising. Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti. Namun dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu. Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kualitas, dan manfaat produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan harus dapat dilaksanakan dengan baik. Merchandising akan lebih optimal bila didukung oleh data, fakta dan temuan lain di lapangan melalui aktivitas studi dan riset. Prinsip Umum Merchandising Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut: 1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu visualisasi signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis, pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan. 2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cenderung tertarik dengan apa yang dilihatnya. 3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma, pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung. 4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamfletselebaran dalam toko. 5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. 6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving. 7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Elemen- elemen yang termasuk di dalamnya merchandising. Elemen- elemen yang termasuk di dalamnya merchandising, antara lain: 1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam rangka mengkomunikasikan di bagian depan toko maupun mengoptimalkan pajangan barang stok di dalam toko. 2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik. 3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling, premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar. 4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan. 5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi barang tersebut.

2.3.2. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Merchandising

Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui merchandising adalah : 1. Citra toko Store Image Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal. Aspek eksterior logo, nama toko, petunjuk, pesan tokoslogan yang ditonjolkan juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan. 2. Pajangan depan Window Display Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping kiri dan kanan sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru masehi, imlek, liburan sekolah, hari Valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan. 3. Bagian dalam toko Inside the Store Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising item barang lengkap baik jenis maupun ukurannya, namun tidak semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli. 4. Lampu penerangan Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kualitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan. 5. Kekuatan warna Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak. Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB III PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

3.1. Kasus Resep Resep I

Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Resep I dr. Hj. Hartuti Soedjadi R Plantacid susp No. I S 3 d d C 1 R Librax No. VI S 2 d d 1 Pro: Drs. Slamat Suryanto

a. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diduga pasien menderita tukak lambung.

b. Spesialite Obat pada Resep

Tabel 3.1.1. Spesialite Obat untuk Pasien Drs. Slamat Suryanto No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1. Plantacid ® Kalbe Farma Acitral ® Interbat Lambucid ® Hexpharm Jaya Lexacrol ® Molex Ayus Madrox ® Konimex MgOH 2 300 mg,AlOH 3 300 mg , Simetikon 30 mg. W Antasida

2. Librax

® Combiphar Cliad ® Interbat Klidibrax ® Sandoz Renagas ® Fahrenheit Klordiazepoksida 5 mg, Klinidium Br 2,5 mg. G Antispasmodikum Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

c. Rasionalitas Komposisi Resep

Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk pengobatan tukak lambung.

d. Pelayanan Informasi 1. Plantacid