Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB I
KIMIA FARMA
1.1. Sejarah Kimia Farma
Sejarah Kimia Farma adalah perjalanan panjang sebuah industri kesehatan di Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dikilas balik ke tahun 1917, ketika NV
Chemicalien Handle Rathkamp Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-
perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus
1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas PT, menjadi PT. Kimia Farma Persero. Sejak tanggal 4 juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai
perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan
nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan
peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
1.2 Bisnis Kimia Farma 1.2.1 Holding
PT. Kimia Farma Tbk. Dibentuk
: 16 Agustus 1971 Jalur usaha
: pelayanan kesehatan Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Badan Usaha Milik Negara
BUMN, Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang No. 192003 tentang BUMN. PT. Kimia Farma Tbk., merupakan sebuah perusahaan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Budaya perusahaan ini mengandung tiga nilai utama : 1.
Profesionalisme Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja
lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.
2. Integritas
Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas
sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi
kesehatan masyarakat. 3.
Kerja Sama Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama
melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh
untuk mencapai sukses.
1.2.2 Pabrik Industri Farmasi
Dengan dukungan kuat riset dan pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,
yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang
punggung dari segmen industri. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop
kering, suspensisirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari
pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat, yaitu: Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan
ISO-9001.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim AKDR. Unit
produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga
Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan ISO-9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati bedak. Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan
sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan US-FDA Approval.
Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan
garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat
pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan
cairan obat luardalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, ISO-9002 dan ISO-14001.
Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh
pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep,
sirop dan cairan obat luardalam.
1.2.3
4B
Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan
Sejak tahun 2004, Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan
paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan
mengelola kesehatan. Oleh sebab itu, Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan
untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu: Pemeriksaan Atas
Permintaan Sendiri APS, Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter APD, Medical Check Up, pemeriksaan mikrobiologi industri dan pemeriksan rujukan.
Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya
memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan klinik kesehatan yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.
Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan
pemeriksan kesehatan laboratorium, layanan farmasi apotek dan layanan pendukung lainnya.
Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk
perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga
akan diupgrade sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi
total kesehatan.
1.2.4 Anak Perusahaan
1.2.4.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur usaha : distribusi obat dan alat kesehatan
PT. Kimia Farma Trading Distribution, sebagai anak perusahaan dari PT. Kimia Farma persero Tbk., Kimia Farma Trading Distribution KFTD
sebelumnya merupakan divisi yang bergerak di bidang yang sama, yaitu perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu
tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma Persero Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam
bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ke tahun, komposisi penjualan
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
kepada institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan daripada penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi.
Di masa yang lalu, divisiSBU PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma
sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta melihat kondisi ke depan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak
lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karena itu, perusahaan telah merubah visinya
akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti ke depan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler,
tanpa meninggalkan penjualan kepada institusitender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal.
Jalur Usaha : 1.
Jasa pelayanan distribusi produk prinsipal Kimia Farma dan prinsipal non Kimia Farma serta non prinsipal terdiri dari: Consumer Health Product
OTC Chemical, OTC Herbal, kosmetik, body care, food supplement, ethical, generik, lisensi, narkotika, kontrasepsi, bahan baku, alat kesehatan
dan consumer goods. 2. Jasa Perdagangan atau Trading.
PT. Kimia Farma Trading Distribution memiliki 41 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi
sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang
efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.
1.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur usaha : farmasi
PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 apotek yang tersebar diseluruh
tanah air, yang memimpin pasar di bidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19 dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan
pelayanan OTC swalayan serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat
melayani informasi obat dengan baik. Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari stategi perusahaan
dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya
meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.
Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :
No. Provinsi No. Provinsi
1. Bali
16. Kepulauan Bangka Belitung 2. Banten
17. Lampung
3. Bengkulu 18.
Maluku 4. DIY
19. Maluku
Utara 5.
DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam
6. Gorontalo 21.
NTB 7. Irian
Jaya 22.
NTT 8. Jambi
23. Riau
9. Jawa Barat
24. Sulawesi Selatan 10. Jawa
Tengah 25. Sulawesi
Tengah 11. Jawa
Timur 26. Sulawesi
Tenggara 12. Kalimantan
Barat 27. Sulawesi
Utara 13. Kalimantan
Selatan 28. Sumatera
Barat 14. Kalimantan
Tengah 29. Sumatera
Selatan 15. Kalimantan
Timur 30. Sumatera
Utara
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
1.3 PT Kimia Farma Apotek Bisnis Manager 1.3.1 Bisnis Manager
Visi : Menjadikan apotek Kimia Farma berdaya saing di pasar global
Misi : 1.
Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. 2.
Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk meningkatkan nilai saham apotek tanpa meninggalkan prinsip Good
Corporate Governance. 3.
Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan
nasional.
1.3.2 Store Manager Apotek Kimia Farma Medan
Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar di seluruh sumatera yaitu : Kimia Farma pel 2 R.S. Inalum, Kimia Farma pel 14 R.S.
Pirngadi, Kimia Farma 27 Palang merah Medan, Kimia Farma 28 Belawan, Kimia Farma 29 P. Siantar, Kimia Farma 30 Tebing Tinggi, Kimia Farma pel 41 R.S.
Tebing Tinggi, Kimia Farma 39 Sei Kambing Medan, Kimia Farma 41 Kaban Jahe, Kimia Farma 54 RS. Rantau Prapat, Kimia Farma 84 Tanjung Balai, Kimia
Farma 85 P. Siantar, Kimia Farma 90 Kisaran, Kimia Farma 106 Aksara Medan, Kimia Farma 107 Gatot Subroto Medan, Kimia Farma 160 Setia Budi Medan,
Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan, Kimia Farma Basri Medan, Kimia Farma Namso P. Siantar, Kimia Farma 9
Padang Sidimpuan, Kimia Farma 96 Rantau Prapat, dan Kimia Farma 256 Binjai.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
1.4. Tinjauan Apotek Kimia Farma 106 Medan 1.4.1. Lokasi
Apotek Kimia Farma 106 Medan terletak di jalan Aksara no. 102 Medan di tepi jalan raya yang dilalui banyak sarana transportasi dengan lingkungan yang
bersih, berada didaerah pertokoan dan pemukiman penduduk. Di apotek Kimia Farma 106 terdapat tempat praktek dokter selain itu juga berdekatan dengan
praktek dokter spesialis, praktek dokter umum, praktek dokter gigi dan apotek swasta. Fasilitas yang tersedia di apotek Kimia Farma 106 Medan meliputi ruang
tunggu yang nyaman dan bersih, fasilitas TV, persediaan air minum, kamar mandiWC, keamanan parkir.
1.4.2. Sumber Daya Manusia
Apotek Kimia Farma 106 Medan merupakan apotek pelayanan yang dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan
yang terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas penjualan bebas dan sekaligus kasir. Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang
terbagi dalam dua shift, terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang maksimal. Ini biasanya terjadi pada jam-jam sibuk yaitu sore hari pada saat
praktek dokter buka.
1.4.3. Pengadaan Perbekalan Farmasi
Secara umum komoditi di apotek Kimia Farma 106 Medan dapat berupa obat, bahan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Pembelian
perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah
terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan.
Semua pertimbangan untuk pembelian harus ditujukan kepada tercapainya pengendalian persediaan barang yaitu terpenuhinya permintaan konsumen dan
tidak terjadi kelebihan persediaan. Pengadaan perbekalan farmasi khususnya perencanaan dilakukan oleh
apotek Kimia Farma 106 Medan, sedangkan pembelian dilakukan oleh bagian
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
pembelian bisnis manager Medan. Jumlah barang yang akan dibeli disusun berdasarkan daftar pareto penjualan, jumlah barang yang habis atau jumlah sisa
stok yang tinggal sedikit. Barang yang akan dipesan dicatat dalam buku defekta. Pemesanan barang dilakukan dengan mengantar langsung Bon Permintaan Barang
Apotek BPBA ke bagian pembelian bisnis manager Medan atau melalui telepon bila terjadi pembelian mendesak. Pemesanan ini dilakukan setiap hari kerja.
Pembelian dilakukan oleh bagian pembelian bisnis manager Medan menggunakan surat pesanan SP. Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara menghubungi
pemasok melalui selesman yang datang ke apotek dari masing-masing PBF. Pemasok barang-barang yang akan dibeli, dipilih dengan mempertimbangkan
legalitas pemasok, kecepatan pelayananpengiriman barang, hargapotongan harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang ditawarkan.
1.4.4. Pembuatan Buku Defekta Barang
Pembuatan Buku Defekta Barang dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1.
Petugas setiap hari memeriksa barang yang kosong atau hampir habis. 2.
Pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan dan jumlah yang dibutuhkan.
3. Menyerahkan buku defekta kepada petugas pembelian.
1.4.5. Prosedur Penerimaan Barang
Penerimaan barang dilakukan oleh penanggung jawab berdasarkan prosedur sebagai berikut:
1. Penanggung jawab menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat
Pengantar BarangFaktur SPBF. 2.
Penanggung jawab memeriksa kualitas dan kuantitas barang sesuai dengan SP dan SPBF. Khusus untuk obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa perlu
diperhatikan agar batas kadaluarsa masih cukup lama dan bila barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan, maka harus segera disesuaikan dengan
pemasok yang bersangkutan.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
3. Penanggung jawab membubuhkan tanda tangan, stempel apotek Kimia Farma
pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok, sedangkan copy faktur sebagai pertinggal.
4. Penanggung jawab mencatat barang masuk pada kartu Administrasi
Persediaan Gudang APG.
1.4.6. PenataanPemajangan Barang
Penataanpemajangan barang store lay out sangat penting dalam memaksimalkan penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu
mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.
Penyusunan barang pajangan di apotek Kimia Farma 106 Medan diatur berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, dan khasiat farmakologi serta
menggunakan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan lebih dahulu dan obat yang
tanggal kadaluarsanya lebih awal dikeluarkan lebih dahulu.
1.4.7. PenjualanPelayanan
Pembeli adalah raja sehingga mereka tidak boleh dikecewakan karena pelayanan yang kurang cepat, kurang ramah, kurang tepat dan sebagainya.
Pelanggan harus puas sehingga mereka akan kembali lagi ke apotek Kimia Farma di lain waktu, dan akan merekomendasikan apotek tersebut kepada teman atau
keluarganya. Penjualanpelayanan di apotek Kimia Farma 106 Medan meliputi resep
tunai, resep kredit dan obat bebas. Apotek Kimia Farma 106 Medan juga memberikan pelayanan khusus kepada konsumen yang tidak mendapatkan obat
yang dibutuhkannya secara langsung. Untuk kondisi seperti ini maka petugas apotek dapat langsung menghubungi apotek Kimia Farma yang lain untuk
mendapatkan obat tersebut, yang kemudian obat tersebut secepatnya dapat diantar langsung ke rumah pasien. Pelayanan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan
akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini sehingga pendapatan akan meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan
pelanggan akan tercipta.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB II SUKSES TERPADU BISNIS RITEL
DARI MERCHANDISING SAMPAI SHRINKAGE
2.1. Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel 2.1.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama
Secara sederhana, senjata dan poros tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ketiga faktor tersebut saling berkait dan berpusat pada customer atau pelanggan. Merchandising barang yang
dijual merupakan senjata inti pertama yang menekankan pada persediaan, harga,
kualitas, dan manfaat produk bagi konsumen. Basic Principles prinsip dasar
yang digunakan adalah prinsip dasar dalam pemasaran yaitu product, price, place, promotion dan people. Pada prinsipnya, pelaku bisnis ritel dituntut
mengenali barang, menentukan harga yang sesuai dengan keinginan serta harapan pelanggan. Services pelayanan berdasarkan survey AC Nielsen Indonesia pada
April 2004 ditemukan bahwa service ada pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan. Berdasarkan temuan memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang
terdiri atas: a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang
mudah dijangkau. b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance AC, lampu, kebersihan, fasilitas
pendukung dan services semua hal yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen, terutama yang dilakukan oleh staf . Pada prinsipnya pelayanan
Merchandising
Service Basic Principles
Custome
r
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
bukan hanya terletak pada personalnya, kita perlu memperhatikan semua aspek mulai dari signed papan nama toko, pintu masuk, keset masuk,
seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan toilet. Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan
keterampilan dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian juga pengembangan kiat-kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan.
2.1.2. Berubah untuk Unggul dan Bersaing
Salah satu indikasi kemajuan bisnis ritel adalah selalu tampak adanya perkembangan segala aspek secara terus menerus sejalan dengan perubahan faktor
eksternal dan internal bisnis itu sendiri. Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi harus berubah. Pertama, untuk menyesuaikan diri terhadap faktor lingkungan.
Kedua, mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, dan ketiga untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan.
a. Kondisi Eksternal Kondisi ini mencakup aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, teknologi,
persaingan, globalisasi, dan keamanan. b. Kondisi Internal
Kondisi internal
antara lain meliputi aspek visi, misi, sumber daya SDM,
teknologi, material pendukung, uang dan metode kerja dan kegiatan organisasi. Untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu mendorong semua sumber
daya dan proses manajemen ke arah kualitas dan kinerja service yang mengacu pada tercapainya customer satisfaction kepuasan pelanggan. Dapat disimpulkan
bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya organisasi ritel adalah services pelayanan.
2.1.3. Lokasi
Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak diperhitungkan melalui studi atau riset. Secara tradisional, penentuan lokasi sering
dihubung-hubungkan dengan ilmu-ilmu ‘tua’ nenek moyang arah angin, keberuntungan, hoki, feng shui, dan lain-lain. Ini semakin menandakan bahwa
sudah lama penentuan lokasi bisnis sangat penting dan menentukan bagi
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
kesuksesan. Bahkan, ada pendapat ekstrem yang mengatakan bahwa tiga kunci sukses bisnis ritel, yaitu pertama lokasi, kedua lokasi dan ketiga lokasi.
Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan traffic pengunjung kepadatan pengunjung
untuk membeli, antara lain adalah transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman, dan kelengkapan.
Gambar 2.2. 4 Faktor Pengaruh Traffic Konsumen
Keempat faktor pengaruh di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Kemudahan Transportasi untuk Mencapai Lokasi Ada banyak bukti bahwa pebisnis ritel yang tidak memperhatikan aspek
kemudahan untuk mencapai lokasi akan ditinggalkan oleh pelanggan, karena perubahan arus lalu lintas dari dua arah menjadi satu arah, jumlah
pelanggan yang datang menjadi turun drastis. 2.
Kenyamanan dan Keamanan Parkir Kendaraan Oleh karena kendaraan roda dua atau empat merupakan bagian tak
terpisahkan dari pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir kendaraaan di lokasi toko juga harus di perhatikan.
3. Kelengkapan
Dengan kelengkapan ini, pelanggan akan sangat terbantu, khususnya dalam kemudahan dan efesiensi belanja.
4. Daur Hidup Lokasi
Daur hidup setiap lokasi sama seperti tahapan hidup manusia dan produk. Daur hidup lokasi secara sederhana menganut daur hidup pada umumnya
Transportasi
Daur Hidup Lokasi Parkir Aman
Kelengkapan
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
yang terdiri atas tahap-tahap lahir, kanak-kanak, remaja, dewasa, tua, uzur, dan mati.
2.1.4. Upaya Menekan Angka Kehilangan Reduce Shrinkage
Kehilangan barang tidak bisa dihindari di bisnis ritel. Ada tiga kelompok besar penyebab kehilangan barang, yaitu pencurian, barang rusak, dan salah
administrasi. 1.
Barang Rusak atau Cacat Soiled or Damaged Stocks Barang rusak atau cacat adalah barang-barang yang dijual yang menjadi
kotor atau rusak akibat quality control kurang optimal, saat pengiriman yang sembarangan, saat pemanjangan yang tidak sesuai prosedur, dan saat
dicoba atau disentuh konsumen hingga rusak. 2.
Adanya Pencuriaan Theft Merchandise dan Asset Penyebab kehilangan barang di bisnis ritel yang paling popular adalah
pencurian. Ini dapat dipahami karena peluang barang-barang di toko diambil orang sangat besar bila teknologi yang digunakan masih sangat
terbatas. Ada dua golongan pencurian yang biasa dipakai untuk memudahkan analisis, yaitu :
a. Pencurian internal, yakni pencurian yang dilakukan oleh karyawan
atau staf toko. Semakin banyak karyawan yang terlibat atau kontak dengan barang risiko kehilangan barang juga akan semakin
meningkat. b.
Pencurian eksternal, yaitu pencurian yang dilakukan oleh orang luar konsumen atau orang yang datang baik secara individu
maupun berkelompok sindikat 3.
Kesalahan Administrasi Paperwork Errors Kesalahan administrasi adalah kesalahan dalam membuat laporan tentang
barang.
Cara Menekan Angka Kehilangan Shrinkage Setelah mengetahui ketiga penyebab kehilangan barang, solusi terbaik yang harus
dilakukan adalah mencegah terjadinya kehilangan barang tersebut, adalah
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
1. Barang rusak atau kotor
Barang rusak atau kotor dapat dibenahi sejak sebelum produk dikirim ke toko sejak pemasok melakukan quality control. Kemudian, saat menerima
barang, harus ada petugas menerima yang juga bertindak sebagai checker kualitas barang sesuai dengan kualifikasi yang tercatat dalam surat
pembelian. Pada saat memajang barang, pajanglah setiap jenis produk sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Melempar dan mendorong barang
dapat mempuat produk menjadi kotor dan rusak. Agar barang tetap utuh terjaga, cara demikian hendaknya dijauhkan.
2. Akibat pencurian
a. Untuk mengatasi pencurian internal, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan, yaitu : •
Lakukan check body dengan disiplin oleh petugas yang ditunjuk satpam putra atau putri bagi setiap karyawan yang
masuk dan keluar area toko. Pintu masuk dan keluar karyawan harus khusus, tidak boleh menggunakan pintu pelanggan.
• Pada seragam karyawan tidak boleh ada saku di baju atau
celananya. Ini untuk mencegah karyawan menyimpan barang- barang yang dijual dalam pakaiannya.
• Sediakan loker khusus bagi karyawan untuk menyimpan tas
atau barang bawaan yang memang tidak boleh dibawa. •
Berikan reward dan sanksi terhadap tim kerja yang bertanggung jawab atas produk yang ada di tempat tim tersebut
bekerja. Reward dengan insentif khusus diberikan bila angka kehilangan rendah, dan sanksi dengan tidak adanya insentif
diberikan bagi tim yang angka kehilangannya diluar batas toleransi.
• Secara rutin berikan pengarahan bagi semua karyawan.
Pengarahan dari hal yang sangat teknis tentang cara mencegah kehilangan sampai aspek kerohanian agar setiap karyawan
lebih bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Sang Pencipta.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
b. Untuk mengatasi pencurian eksternal, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan, yaitu : •
Memasng alat sensormatik untuk barang-barang yang sangat beresiko hilang. Alat ini dapat mendeteksi pelanggan atau
orang yang mencoba mengambil produk tanpa membayar dikasir, lepaskan lebih dulu alat yang menempel dibarang itu
dengan alat khusus yang ada disetiap kasir •
Mengaktifkan para penjaga satpam atau piket counter tanpa harus menonjolkan kehadirannya di tiap pos yang tersedia.
Kehadiran mereka diharapkan dapat mendeteksi secara dini gerak-gerik dan tingkah laku orang yang mencurigakan. Bila
terjadi hal-hal yang mencurigakan, semua petugas segera berkoordinasi untuk mencegah terjadinya pencurian. Bila ada
orang yang tertangkap basah melakukan aktivitas pencurian 3.
Mencegah akibat kesalahan administrasi Sesuai denga fakta di lapangan, banyak karyawan yang lalai dalam
mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Misalnya, melakukan kesalahan ketik atau kesalahan dalam memasukkan data ke laporan. Oleh karena itu,
setiap karyawan perlu diingatkan lagi tentang langkah-langkah dalam melakukan input data dan penyusunan laporan yang tepat, akurat, dan
cepat.
2.2. Memanjakan Pelanggan 2.2.1. Faktor Pemuas Pelanggan
Pelanggan adalah pilar utama penyangga keberlangsungan bisnis ritel. Memanjakan pelanggan sama seperti memperkokoh pilar utama.
Didunia ritel, sekali lagi ada ungkapan yang sangat populer, yaitu retail is detail. Artinya, ada banyak aspek detail yang dibutuhkan untuk dapat
menghasilkan bahasan yang lebih bermakna dan dapat diterapkan. Ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan dan
semestinya dapat digunakan sebagai pedoman pengukuran kepuasan palanggan, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan praktis, dan kebutuhan fungsional. Kebutuhan
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
fisik antara lain lay out toko, penataan barang sampai toilet pelanggan. Kebutuhan praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan barang harga, kualitas, dan
manfaatnya. Kebutuhan fungsional adalah hal-hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan orang-orang front line-nya. Untuk dapat mengukur kepuasan
pelanggan, tiga kebutuhan di atas perlu kita urai satu per satu agar memudahkan kita dalam mendapatkan kriteria puas atau tidaknya pelanggan.
Kebutuhan Fisik Setiap pelanggan yang akan masuk ke sebuah toko untuk keperluan
apapun bisa melihat-lihat, mencari barang yang akan dibeli atau diperbandingkan, janjian dengan orang lain, atau keperluan lain selalu
mempertimbangkan lay out toko, termasuk tempat parkir, kemudahan menemukan bagian per bagian di toko, dan kelegaan menikmati semua bagian toko. Konsep
yang paling dekat dengan kebutuhan konsumen adalah lay out yang one stop shopping semua kebutuhan disediakan toko tersebut.
Setelah masuk ke bagian dalam toko, tahap berikut yang dilakukan konsumen ialah melihat penataan display barang dagangan yang dijual. Display
Product atau Visual Merchandising dapat mempengaruhi prilaku pelanggan. Pelanggan dapat tertarik, melirik, melihat dengan seksama, dan berpikir-pikir
sampai akhirnya mengambil barang dari rak yang ada dan membawanya ke kasir. Display Product dapat dioptimalkan melalui gradasi warna, ukuran, dan
kelengkapan dalam satu rak. Display juga harus didukung oleh pencahayaan yang baik dan visualisasi pendukung di sekitar barang tersebut.
Kebutuhan Praktis Kebutuhan praktis sudah merupakan hukum utama yang harus disediakan
untuk pelanggan. Apapun yang dibuat bila kebutuhan praktis yang berhubungan dengan barang, yakni harga, kualitas, dan manfaat tidak disediakan untuk
pelanggan, akan sia-sialah semua usaha pelaku ritel.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh petugas
front line keramahan, kesiagapan, kepedulian, dan lain-lain, sampai-sampai timbul kesan seolah-olah kepuasan pelanggan hanya ditentukan oleh para petugas
di front line.
2.2.2. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan.
Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan
dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.
1B
Dasar store lay out
Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non- selling, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling
berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan. Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan
mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan
sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi
harapan kenyamanan pelanggan, yaitu : 1.
Pajangan akhir end display untuk supermarket di depan mesin kasir a. Studi tentang antrian konsumen menunjukkan bahwa frekuensi
pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah. b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung
penjualan selayaknya dipresentasikan di lokasi pajangan akhir. 2.
Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan c. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena
barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
d. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu
lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut.
e. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang
menggerakkan pelanggan untuk membeli.
2B
Lay out dan Implikasinya
Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di toko bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas
dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga keamanan dan kebersihannya.
1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi lay out beraliran lurus Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding.
Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut : a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien
b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat
d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut :
a. Suasana dingin biasa-biasa saja b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat
c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat 2. Desain kurva atau aliran bebas
Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat
melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurangan pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock
barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Kriteria Barang dan Posisi Pajangan Secara umum, kategori barang dan kebutuhan pemajangannya adalah
sebagai berikut: 1.
Barang paling laku best seller: dalam setiap kategori barang, hanya sebagian kecil dari jumlah barang yang memberikan kontribusi mayoritas
penjualan. Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :
a. Jenis barang kebutuhan dasar basic item barang tipe ini harus
diletakkan di tempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain. Barang ini tidak perlu dipromosikan karena
pelanggan sudah sangat mengenal dan selalu rutin membeli. b.
Jenis barang promosi sale item posisikan ditempat yang utama. Perlu ditonjolkan dengan pajangan berukuran besar seolah sangat
membutuhkan perhatian pelanggan. Jika profitnya rendah, barang ini perlu dikelilingi dengan barang yang profitnya tinggi.
2. Barang dengan laba tinggi higt profit harus diletakkan ditempat yang
utama untuk mendukung toko mendapatkan uang lebih. 3.
Barang yang memancing untuk dibeli impuls items letakkan di pajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani
melihat dan pada akhirnya membeli 4.
barang spesial speciality items harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehinga pelanggan dapat langsung ke lokasi dan melihat-lihatnya
untuk membeli. 5.
Barang musiman seasonal items membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada di toko. Ketika pertama kali
dipajang, barang ini akan memacu penjualan. Setelah setengah musim terlewati, barang-barang ini dapat dipakai untuk mendorong pelanggan
melihat barang-barang dibagian lain. 6.
barang dengan persediaan bermasalah problem stock items jangan memajangkan di tempat utama karena penjualannya biasanya tidak
banyak. Pajangan barang yang sering kosong dapat membuat citra toko
menjadi kurang bagus.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
2.3. Meningkatkan Penjualan. 2.3.1. Apa Itu Merchandising.
Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti.
Namun dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu.
Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kualitas, dan manfaat produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan
harus dapat dilaksanakan dengan baik. Merchandising akan lebih optimal bila didukung oleh data, fakta dan temuan lain di lapangan melalui aktivitas studi dan
riset.
Prinsip Umum Merchandising Secara
umum merchandising berfungsi sebagai berikut:
1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari
suatu visualisasi signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis, pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.
2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip
visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cenderung tertarik dengan apa yang dilihatnya.
3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma,
pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung. 4.
Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamfletselebaran dalam toko.
5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan.
6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving.
7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi
keamanan barang akan lebih terjaga.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Elemen- elemen yang termasuk di dalamnya merchandising. Elemen- elemen yang termasuk di dalamnya merchandising, antara lain:
1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam
rangka mengkomunikasikan di bagian depan toko maupun mengoptimalkan pajangan barang stok di dalam toko.
2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan
kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik. 3.
Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling, premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar.
4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak
langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan. 5.
Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi barang tersebut.
2.3.2. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Merchandising
Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu
mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat
menarik konsumen melalui merchandising adalah : 1.
Citra toko Store Image Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko
berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.
Aspek eksterior logo, nama toko, petunjuk, pesan tokoslogan yang ditonjolkan juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan
pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan. 2.
Pajangan depan Window Display Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping kiri dan
kanan sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk
mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru masehi, imlek, liburan sekolah, hari Valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan
juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus
terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.
3. Bagian dalam toko Inside the Store
Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising item barang lengkap baik jenis maupun ukurannya, namun tidak semrawut, dan berkesan
mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli. 4.
Lampu penerangan Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian
pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kualitas dan warna untuk memberikan
gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang
lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan.
5. Kekuatan warna
Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan
semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
3.1. Kasus Resep Resep I
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Resep I
dr. Hj. Hartuti Soedjadi
R Plantacid susp
No. I S 3 d d C 1
R Librax
No. VI S 2 d d 1
Pro: Drs. Slamat Suryanto
a. Kasus
Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diduga pasien menderita tukak lambung.
b. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 3.1.1. Spesialite Obat untuk Pasien Drs. Slamat Suryanto No.
Nama Obat Produk Lain
Komposisi Gol
Khasiat 1. Plantacid
®
Kalbe Farma Acitral
®
Interbat Lambucid
®
Hexpharm Jaya Lexacrol
®
Molex Ayus Madrox
®
Konimex MgOH
2
300 mg,AlOH
3
300 mg
,
Simetikon 30 mg.
W Antasida
2. Librax
®
Combiphar Cliad
®
Interbat Klidibrax
®
Sandoz Renagas
®
Fahrenheit Klordiazepoksida
5 mg, Klinidium Br 2,5
mg. G Antispasmodikum
Minda Sari Lubis : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
c. Rasionalitas Komposisi Resep
Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk pengobatan tukak lambung.
d. Pelayanan Informasi 1. Plantacid