Kegiatan Pengolahan Basah dan Pengolahan Kering Kopi Arabika

4.6 Karakteristik Petani 4.6.1 Kegiatan Petani Kopi Arabika Penduduk di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani rata-rata bekerja di sektor perkebunan kopi Arabika. Areal perkebunan yang masih sangat luas memberikan potensi yang sangat baik bagi para penduduk setempat untuk berusahatani. Petani di Desa Manikliyu mengusahkan perkebunannya dengan beberapa pola tanaman tumpang sari antara kopi dan jeruk. Tanaman kopi arabika telah dibudidayakan secara turun temurun oleh petani di Desa Manikliyu. Petani di Desa Manikliyu mulai mengusahakan perkebunan kopi arabika sejak tahun 1975. Alasan petani menanam kopi arbika adalah karena harganya yang cukup tinggi sehingga bisa mendapat keuntungan yang cukup besar, selain itu petani di Desa Manikliyu juga dapat memperoleh keuntungan dari penjualan jeruk yang dapat di panen hingga tiga kali dalam satu tahun. Pengusahaan kopi arabika terbilang cukup mudah jika dibandingkan dengan perawatan jeruk.

4.6.2 Kegiatan Pengolahan Basah dan Pengolahan Kering Kopi Arabika

Sistem pengolahan kopi arabika dari kopi gelondong merah menjadi bentuk kopi HS labu dibedakan menjadi dua cara yaitusistem pengolahan basah dan sistem pengolahan kering yang dilakukan pada akhir produksi. Sistem pengolahan basah adalah cara pengolahan biji kopi dari gelondong merah menjadi kopi HS labu melalui tahapan sortasi dalam bak, kemudian biji yang tenggelam dimasukkan pada mesin pulper, dan biji yang mengembang akan dilakukan pengolahan kering nantinya. Kopi yang telah keluar dari mesin pulper akan dilakukan fermentasi selama 12 jam, lalu biji kopi yang masih licin dicuci dengan menggunakan mesin washer dan proses akhir dilakukan penjemuran selama 2 jam dengan kadar air 50 kemudian untuk langsung siap dijual. Pengolahan basah memiliki mutu atau kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pengolahan kering. Petani kopi di Desa Manikliyu melakukan pengolahan kopi dengan dua cara yaitu pengolahan basah dan pengolahan kering. Sistem pengolahan basah yang dilakukan harus menunggu kopi gelondong hingga merah terlebih dahulu. Sementara untuk biji yang dianggap rusak akan dilakukan pengolahan kering. Pengolahan basah dilakukan oleh petani kopi arabika di Desa Manikliyu dengan tujuan untuk memperbaiki mutu, selain itu kopi yang dilakukan pengolahan basah harganya jauh lebih mahal. Kegiatan olah basah yang terlalu banyak prosesnya membuat petani kopi di Desa Manikliyu untuk tidak lagi melakukan pengolahan dengan olah basah. Kegiatan pengolahan kering adalah proses pengolahan kopi yang dilakukan pada semua kopi gelondong baik hijau maupun merah secara kering tanpa melibatkan air sama sekali. Pengolahan kering ini banyak dilakukan oleh petani karena proses yang mudah dilakukan dan peralatan yang digunakan juga sederhana. Petani di Desa Manikliyu melakukan pengolahan kopi hanya pada saat panen saja. Pengolahan kopi secara basah hanya di lakukan oleh sebagian kecil petani, begitu juga pengolahan secara kering. Kebaanyakan petani kopi di Desa Manikliyu memilih menjual kopinya tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan tujuan lebih cepat dan mudah dalam memperoleh hasil atau keuntungan. Walaupun nilai jual kopi olahan dan kopi gelondong sangat berbeda.

4.6.3 Kegiatan Pemasaran Kopi Arabika