Sementara untuk uji Wald digunakan untuk menguji pa rameter β
1
secara parsial. Hipotesis yang diuji adalah :
H : β
1
= 0 H
1
: β
1
≠ 0 Formula untuk statistik Wald adalah
W = β SE β
1
Secara teori statistik Wald mengikuti sebaran normal baku jika H0 benar. Kriteria pengambilan keputusan adalah H0 ditolak jika W
Zα. Goodness of fit adalah suatu alat statistik yang digunakan untuk pengujian kebaikan atau
kecocokan model yang dipostulatkan dengan data yang diamati.
2.2 Kerangka Pemikiran
Kopi merupakan komoditi perkebunan andalan Indonesia, yang diusahakan oleh perkebunan negara, swasta maupun rakyat. Kopi merupakan
salah satu komoditas andalan dalam mendatangkan devisa negara. Salah satu jenis kopi yang terkenal di Indonesia adalah jenis kopi Arabika. Kopi Arabika telah
berkembang pesat dan mendominasi areal tanaman kopi di Indonesia. Bali merupakan salah satu propinsi yang mampu mengahsilkan kopi andalan
Indonesia. Kopi Bali dapat memberikan devisa yang cukup banyak pada negara dari hasil ekspornya.
Propinsi Bali khususnya Kabupaten Bangli merupakan salah satu daerah penghasil kopi arabika yang cukup terkenal di pasar internasional yaitu kopi
Kintamani. Kabupaten Bangli merupakan sentra penghasil kopi arabika di Propinsi Bali dengan luas areal dan produksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan kabupaten-kabupaten penghasil kopi arabika lainnya. Usahatani kopi di Kabupaten Bangli ini secara keseluruhan diusahakan oleh rakyat sehingga
perkebunan kopi di Kabupaten Bangli disebut perkebunan kopi rakyat. Salah satu daerah di Kabupaten Bangli yang memiliki produksi dan luas
lahan kopi arabika yang tertinggi adalah Kecamatan Kintamani. Di daerah inilah kopi spesialti Kintamani dibudidayakan. Hampir seluruh desa di Kecamatan
Kintamani mengusahakan kopi arabika. Salah satu desa yang mengusahakan kopi
arabika tersebut adalah Desa Manikliyu. Di Desa Manikliyu budidaya dan agroindustri kopi dilakukan dengan sangat baik. Hasil dari produksi dan
agroindustri kopi di Desa Manikliyu tergolong baik dan memiliki kualitas sempurna, namun banyak kendala dalam pemasaran produk-produk ini. Masalah
pemasaran di Desa Manikliyu sangat komplek mulai dari harga yang rendah ditingkat petani, sumberdaya manusia yang masih terbatas dalam hal iptek, akses
lokasi yang jauh dari kota hingga kurangnya lembaga-lembaga yang membantu dalam proses pemasaran menyebabkan pemasaran kopi arabika di Desa Manikliyu
terhambat. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh petani kopi Kintamani yang ada
di desa Manikliyu masih terbilang cukup sederhana, mulai dari penanganan pasca panen hingga promosi yang dilakukan. Mereka hanya mengolah kopi dengan
pengolahan basah dan hanya melakukan promosi didaerah sekitar Kintamani dan Bangli saja. Mereka juga belum memiliki label atau perijinan yang baik dalam
pengemasan kopi Kintamani hasil olahan mereka. Kopi yang mereka pasarkan terkadang tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Mereka lebih sering
memasarkan kopi dengan sistem tebas kepada tengkulak. Pemasaran yang seperti ini tentu sangat merugikan petani karena tengkulak membeli pada saat ijon awal
tanam dengan harga murah dan menjual kopi dengan harga mahal saat panen. Petani di desa Manikliyu sadar akan hal ini, namun mereka lebih memilih
memasarkan dengan sistem ini karena dirasa cukup mudah dan tidak membutuhkan syarat apapun.
Saluran pemasaran yang ada di Desa Manikliyu akan sangat mempengaruhi pemasaran kopi arabika disana. Semakin pendek saluran
pemasaran maka akan semakin efisien. Pemasaran suatu komoditas akan dikatakan efisien dilihat dari banyaknya lembaga-lembaga pemasaran yang terakit
didalamnya. Petani menjual kopi arabika dengan menggunakan dua metode, yang pertama dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu bersama subak abian dan
langsung menjual kopi dalam bentuk gelondong ke tengkulak. Pengolahan basah kopi arabika setelah menjadi produk kopi HS kemudian langsung didistribusikan
kepada pedagang pengecer dan konsumen yang ada di sekitar Desa Manikliyu dan tetangga Desa Manikliyu.
Pemasaran kopi arabika untuk gelondong merah di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Propinsi Bali melibatkan banyak
lembaga pemasaran. Tanpa melakukan pengolahan kopi, petani langsung menjual kopi gelondong kepada tengkulak yang selanjutnya oleh tengkulak akan di
distribusikan kepada pedagang besar dan selanjutnya kepada eksportir Surabaya. Dua saluran pemasaran yang ada di Desa Manikliyu melalui lembaga pemasaran
yang berbeda. Ada yang melalui proses pengolahan dan ada yang tanpa pengolahan. Saluran pemasaran pendek dan saluran pemasaran panjang
melibatkan lembaga pemasaran yang bebeda-beda. Adanya perbedaan dari kedua lembaga pemasaran menyebabkan nilai margin pemasaran serta share biaya dan
share keuntungan pada masing-masing lembaga pemasaran kopi arabika di Desa
Manikliyu juga berbeda. Hal ini menyebabkan perbedaan tingkat efisiensi pemasaran kopi arabika pada setiap lembaga pemasaran dan semakin kecil nilai
margin pemasaran serta nilai share biaya dan share keuntungan pada suatu
lemabaga pemasaran maka semakin efisien saluran pemasaran yang digunakan oleh lembaga-lembaga tersebut.
Strategi pemasaran juga sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran suatu komoditas. Strategi pemasaran diperlukan untuk mengetahui cara-cara yang
akan dilakukan guna menarik pasar agar tertarik terhadap produk kita. Strategi pemasaran yang ada di Desa Manikliyu dapat dianalisis menggunakan teori
bauran pemasaran 16P. Berdasarkan 16P yang ada nantinya akan diketahui strategi yang diterapkan oleh petani kopi di Desa Manikliyu Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli. Strategi pemasaran kopi yang ada di Desa Manikliyu akan dideskripsikan secara jelas dan lengkap.
Kondisi pemasaran kopi di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani mendorong petani untuk mampu dan mau melakukan strategi yang dapat
meningkatkan volume pemasaran mereka. Pengolahan kopi yang dilakukan pasca panen merupakan salah satu cara agar pemasaran yang mereka lakukan tidak
monoton. Produk-produk olahan kopi akan memberikan nilai tambah bagi petani.
Alasan petani memilih untuk melakukan pengolahan kopi adalah harga yang diperoleh lebih tinggi, adanya pengembangan produk olahan, adanya promosi dan
adanya cakupan pangsa pasar yang lebih luas. Analisis logistik akan membantu dalam menentukan strategi pengembangan pemasaran yang tepat untuk dilakukan
di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Propinsi Bali. Melalui penelitian ini diharapkan akan dapat diketahui saluran pemasaran
yang efisien untuk digunakan dalam pemasaran kopi arabika. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan gambaran kepada petani maupun dinas-dinas
terkait dan pemerintah dalam memperbaiki pemasaran kopi arabika di Desa Manikliyu melalui strategi-strategi yang tepat. Selanjutnya penelitian ini dapat
digunakan oleh petani kopi, kelompok tani kopi, dinas perkebunan dan pihak- pihak terkait untuk mengembangkan pemasaran kopi.
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Usaha Tani Kopi Desa
Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli
Propinsi Bali
Saluran Pemasaran
Bauran Pemasaran Alasan petani memilih
strategi pemasaran
Pengembangan Pemasaran Kopi di Desa Manikliyu Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli Propinsi Bali
Kopi
Permasalahan Kopi : Produksi kopi tinggi namun
harga kopi ditingkat petani masih rendah
Pemasaran Kopi Arabika di Desa Manikliyu
Strategi Pemasaran
16P Product, Price, Promotion, People,
Proces, Physical Evidence, Power , Public
Relation, Personnel,
Physical Distribution
mix, Presentation,
Price policy,
Packaging, Personal
Selling, Physical Handling
Fakor -
faktor yang
mempengaruhi petani
melakukan strategi
pemasaran dengan produk olahan
Harga Pengembangan produk
Promosi Pangsa pasar
Uang tunai Volume produksi
Margin Pemasaran
Regresi Logistik Share Biaya
Share Keuntungan
Analisis Deskriptif Saluran pendek
Saluran panjang
Efisiensi Pemasaran
Pilihan strategi pemasaran
2.3 Hipotesis