BAB V ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dibahas data-data yang diperoleh dari lapangan, data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan melalui
kuesioner. Menganalisa data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok
data jawaban responden. Analisa data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan dengan
tetap berpedoman pada tujuan penelitian. Pada bagian ini penulis mencoba menganalisa data-data yang telah
diperoleh di lapangan, terutama yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diajukan kepada para responden yaitu anak asuh yang ada di SOS Kinderdorf Medan yang
diwakili oleh 21 anak. Data yang dianalisa pada bab ini adalah:
A. Identitas Responden TABEL 5
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN No
Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
1
2
Laki-laki Perempuan
6 15
28,57 71,43
Jumlah 21
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan bab sebelumnya yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah keseluruhan anak asuh yang ada di SOS Kinderdorf yang berusia
minimal 12 tahun ke atas yang berjumlah 21 anak. Pada tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini yang paling banyak
adalah berjenis kelamin perempuan. Itu berarti anak asuh yang berusia 12 tahun keatas atau kelompok remaja yang ada di SOS yang berjenis kelamin perempuan
lebih banyak dari pada laki-laki.
TABEL 6 DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN UMUR
No Umur
Frekuensi Persentase
1 2
3
4
12 tahun 13 tahun
14 tahun 15 tahun
5 5
7 4
23,61 23,81
33,33 19,05
Jumlah 21
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009 Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa usia semua responden di atas 12
tahun. Hal ini disebabkan karena yang menjadi responden dalam penelitian adalah anak yang telah memenuhi indikator penelitian yang akan dilaksanakan.
Salah satu faktor tersebut adalah anak yang dianggap mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengerti manfaat dari program pelayanan sosial
berbasis keluarga yang dilaksanakan oleh yayasan Kinderdorf adalah anak berusia minimal 12 tahun. Data tersebut juga menggambarkan usia tertinggi anak yang
tinggal di SOS adalah berusia 15 tahun.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 7 DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN AGAMA
No Agama
Frekuensi Persentase
1 2
3
Protestan Katolik
Islam 6
6 9
28,57 28,57
42,86
Jumlah 21
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009 Agama yang dianut anak-anak asuh di SOS Kinderdorf berbeda-beda,
sebagaimana digambarkan pada table 7. Data tersetbut menggambarkan bahwa kebanyakan anak asuh yang menjadi responden dalam penelitian adalah menganut
agama islam. Di dalam desa SOS kebebasan beragama anak asuh sangat dilindungi, setiap anak berhak menentukan agamanya sendiri dan agama yang
dianut anakpun sama dengan agama orang tua kandungnya. Untuk mendukung perkembangan dan kebebasan beribadah anak, maka di dalam desa SOS anak asuh
ditempatkan di rumah keluarga dengan ibu asuh dan saudara yang satu agama dengan anak yang bersangkutan. Hal tersebut dimaksudkan agar ibu dapat
membimbing dan membina anak-anaknya dalam beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianut oleh anak.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 8 DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN SUKU BANGSA
No Suku bangsa
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
5
Batak Toba Batak Karo
Pakpak dairi Nias
Jawa 9
3 1
4 4
42,86 14,28
4,76 19,05
19,05
Jumlah 21
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009 Anak-anak asuh yang ada di SOS juga berasal dari suku bangsa yang
berbeda-beda. Tabel di atas menggambarkan responden dalam penelitian paling banyak berasal dari suku batak toba yaitu sebesar 42,86 . Melalui wawancara
responden mengaku walaupun berasal dari suku bangsa yang berbeda-beda namun responden tidak pernah mempermasalahkan suku bangsa teman-temanya karena
responden menganggap semua anak yang tinggal di SOS sebagai saudaranya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 9 DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN LAMA
TINGGAL DI SOS No
Lama tinggal di SOS Frekuensi
Persentase
1 2
3 4
5
1 tahun 1 - 2 tahun
2 tahun - 3 tahun 3 tahun - 4 tahun
4 tahun - 5 tahun 4
4 7
2 4
19,05 19,05
33,33 9,52
19,05
Jumlah 21
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009 Table 9 menggambarkan bahwa anak yang paling lama tinggal di SOS
adalah selama 4 tahun - 5 tahun sebesar, dan ada juga anak yang tinggal masih kurang dari 1 tahun sebesar dan yang paling banyak anak yang tinggal di SOS
selama 2 tahun - 3 tahun. Hasil wawancara dilapangan, responden mengatakan sangat beruntung dapat tinggal di SOS karena jika tidak di SOS responden tidak
akan dapat melanjutkan sekolahnya. Responden juga mengatakan kalau mereka sangat betah tinggal di SOS karena semua kebutuhan mereka terpenuhi. Melalui
wawancara salah satu responden mengatakan:
“ saya lebih senang tinggal dengan keluarga SOS, karena ibunya baik dan makananya enak-anak kak”.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 10 DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN
KONDISI ORANG TUA KANDUNG No
kategori Frekuensi
Persentase
1 2
3
4
Memiliki ayahibu Hanya ayah
Hanya ibu Tidak punya ayah dan ibu
5 5
9 2
23,81 23,81
42,85 9,53
Jumlah 21
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009 Table 10 menggambarkan bahwa tidak semua anak yang diasuh diyayasan
Kinderdorf karena anak tersebut tidak memiliki orang tua. Terlihat dari sekian banyak responden hanya sedikit di antaranya yang tidak memiliki orang tua,
hanya sebesar 9,53 sedangkan selebihnya memiliki orang tua kandung, walaupun sebagian dari anak tersebut hanya memiliki satu orang tua saja. Hasil
wawancara di lapangan menjelaskan bahwa alasan orang tuanya menitipkan anak bersangkutan di yayasan SOS adalah dikarenakan orang tuanya tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan anaknya. Kebutuhan tersebut termasuk kebutuhan fisik maupun psikologi anak, seperti makanannya, pemeliharaan kesehatan dan juga
pendidikan anak. Ada juga anak yang mengatakan keluarga kandungnya tidak bisa
memberikan kasih sayang seperti apa yang didapatkanya di SOS. Data tersebut membuktikan bahwa keberadaan SOS dengan program berbasis keluarga yang
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakanya sangat dibutuhkan demi usaha kesejahteraan anak yang tidak terpenuhi haknya atau anak-anak yang kurang beruntung.
B. Implementasi Pelayanan Sosial Berbasis Keluarga B.1 Desa