KEDUDUKAN UANG PELANGKAH DILIHAT DARI SUDUT

48 48 dampak tidak baik atau akibat yang tidak enak bagi keluarga terutama kakaknya, dan disamping itu pula khawatir kelakuan kakak yang dapat mengecewakan orang tua, karena dia merasa sakit hati dilangkahi dalam pernikahan adiknya. 3 Dalam hal ini ada beberapa masyarakat yang tidak setuju atau sudah tidak mengikuti adat istiadat tersebut, apabila dalam keluarga sang adik ingin menikah, maka orang tua atau pun sang kakak akan sangat gembira dan senang hati menerima kabar baik tersebut. Menurut pendapat mereka hal tersebut jauh lebih baik dari pada harus menunda atau melarang sang adik menikah dengan melangkahi kakaknya, hal tersebut tidak baik untuk adiknya. Sebagaimana contoh, sang adik yang ingin melangsungkan pernikahan namun harus dilarang, maka dalam keluarga timbul kekhawatiran dampak yang terjadi kepada keluarga atau kakak yang tidak mengenakan diantaranya adalah sang adik dapat melakukan perbuatan perzinahan atau nikah dibawah tangan nikah sirrih dan kawin lari, oleh karena itu mereka akan dengan senang hati untuk mengizinkannya menikah walaupun si kakak merasa sakit hati. 4

C. KEDUDUKAN UANG PELANGKAH DILIHAT DARI SUDUT

PANDANG HUKUM ISLAM 3 Hasil Wawancara dengan Bpk. Asmat Ni‟an, Ketua Rukun Warga, Kelurahan Pasirputih pada tanggal 03 November 2010 4 Hasil Penelitian di Kelurahan Pasirputih Kec. Sawangan Kota Depok, Pada Tanggal 10 November 2010 49 49 Dalam pernikahan melangkahi kakak kandung pada perkawinan adat istiadat betawi, terdapat kaitan yang cukup erat dengan pemberian uang pelangkah. Uang pelangkah merupakan pemberian seorang adik terhadap kakaknya sebagai izin dan rasa hormat, karena adik akan mendahului untuk menikah. Disebut uang pelangkah, karena sebagian besar masyarakat memberikan uang tersebut kepada kakaknya yang hendak dilangkahi. Tetapi pemberian itu tidak hanya berupa uang, bisa juga berupa barang. Adapun status hukum uang pelangkah dalam hukum Islam tidah terdapat satu nash pun yang mewajibkan atau mengharamkannya. Uang pelangkah tidak lebih dari suatu hukum adat yang terlahir dari adat kebiasaan urf suatu masyarakat yang masih sangat perlu peninjauan maslahat dan mudharatnya. 5 Akan tetapi jika dilihat dari segi manfaatnya dan mudharatnya, masih memerlukan pengkajian yang sangat mendalam. Dalam hal ini jika pihak yang dilangkahi menurut persyaratan yang tidak terjangkau oleh yang melangkahi. Seperti contoh sang kakak meminta pelangkah berupa barang atau uang yang berlebih- lebihan, sehingga pihak yang akan melangkahinya tidak mampu memberikan apa yang diminta, hal ini jelas tidak sesuai dengan hukum Islam, karena Islam memerintahkan agar suatu pernikahan hendaknya dimudahkan dalam segi pelaksanaannya. 5 Muchtar Yahya dan Faturrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh, Jakarta, Bulan Bintang, 1996, h. 513 50 50 Mengingat juga bahwa didalam Islam uang pelangkah itu tidak disebutkan atau diterangkan, yang ada hanyalah pemberian mahar kepada calon mempelai istri. Menurut hukum Islam uang pelangkah itu tidak sampai pada suatu tingkatan yang mewajibkan atau mengharuskan akan tetapi hanya pada taraf membolehkan, dengan catatan bahwa uang pelangkah itu diberikan atas dasar keikhlasan dan keridhoannya serta kemampuannya untuk memberikan uang tersebut kepada kakaknya sebagai uang penghibur atau uang penenang karena ia dilangkahi oleh adiknya dalam menikah. hal tersebut merupakan salah satu manfaat atau kemaslahatan yang menjadi tujuan uang pelangkah agar tidak terjadi perpecahan dalam lingkungan keluarga, khususnya antara siadik dan si kakak. Adapun jika uang pelangkah itu diwajibkan bagi seorang yang hendak menikah sebagi syarat dalam proses pernikahan dan memberatkan, maka hal tersebut menjadi haram hukumnya. Karena didalam hukum Islam tentang wajibnya uang pelangkah itu tidak ada dalil atau hadist yang menerangkan tindakan tersebut. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 87                    ا  ام ٸ ة ∕ ٥ : Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas ”. 51 51 Dari pemaparan ayat diatas, kalau diwajibkan serta uang pelangkah itu terlalu mahal dan melebihi batas kemampuan untuk memberikannya, oleh karena itu maka semakin banyak orang yang menunda dan bahkan enggan untuk melakukan pernikah karena alasan tersebut. Sehingga semakin banyak perempuan dan laki-laki menjadi perawan tua atau jauh dari jodoh dan perjaka tua, oleh karena itu timbulah gangguan psikologis atau kerusakan akhlak antara keduanya, karena mereka sudah putus asa tidak sanggup lagi untuk memenuhi persyaratan atau tuntutan itu. Sehingga mereka mencari jalan agar bisa menikah yaitu dengan jalan pintas, seperti melakuka perzinahan, dengan mereka melakukan hal tersebut maka orang tua harus menikahi anaknya meskipun si kakak belum menikah atau belum ada jodohnya. Oleh karena itu hal ini masuk kedalam salah satu madharat yang ditimbulkan dari penuntutan uang pelangkah yang sangat berlebihan. Sedangkan kalau dilihat dari segi mafsadatnya hal ini relatif, karena itu semua tergantung dengan pemikiran atau pendapat masing-masing masyarakat dan keluarga. Dalam pandangan masyarkat terhadap sang adik yang menikah terlebih dahulu dari pada kakaknya itu dianggap biasa-biasa saja jika sang kakak dan keluarga dapat menerimanya, namun jika sudah terjadi sesuatu yang mengharuskan adiknya menikah terlebih dahulu barulah menjadi buah bibir para masyarakat. Sedangkan dalam pandangan keluarga, secara hubungan keluarga tidak menjadi masalah, akan tetapi secara psikologis seorang kakak akan merasakannya, apapun alasan dari sang adik 52 52 yang ingin menikah terlebih dahulu, apa lagi jika kakak yang dilangkahinya adalah perempuan. 6

D. RESPON MASYARAKAT KELURAHAN PASIR PUTIH TENTANG