PENGERTIAN MELANGKAHI KAKAK DALAM PERNIKAHAN

45

BAB IV MELANGKAHI KAKAK DALAM PERNIKAHAN

A. PENGERTIAN

Kata melangkahi berasal dari langkah yang berarti mendahului atau melewati. Disi ada tiga pengertian yang pertama; melangkahi artinya mendahului nikah, yang kedua; pelangkah artinya barang yang diberikan oleh calon pengantin pria kepada kakak calon pengantin wanita yang belum menikahyang dilangkahi atau didahului nikah dan yang ketiga; langkah yang artinya gerakan kaki maju atau mundur, jarak antara kedua belah kaki yang dikangkangkan kemuka ketika berjalan, tindakan, perbuatan, permulaan berjalan. 1 Hubungannya dengan skripsi ini, penulis mengambil pengertian yang pertama yaitu melangkahi atau mendahului nikah. B. PERNIKAHAN MELANGKAHI KAKAK DILIHAT DARI SUDUT PANDANG HUKUM ISLAM

1. Dilihat dari Sudut Pandang Hukum Islam

Dalam hukum Islam, tidak mengenal istilah pernikahan melangkahi kakak kandung dilangkahin. Islam hanya memerintahkan kepada mereka yang telah mampuh untuk menikah agar meyegerakannya tanpa melihat apakah ia melangkahi kakaknya atau tidak. 1 Novianto HP, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surakarta: PT Bringin 55, 1999, cet. 1, h. 318 46 46 Pada masyarakat betawi khususnya dalam keluarga, orang tua tidak melarang dan menolak apabila ada yang melamar anaknya oleh seseorang karena ada beberapa alasan kakaknya atau saudaranya yang lebih tua dan belum mendapat jodoh atau belum menikah, sebab setiap orang itu semua jodohnya sudah diatur oleh Allah SWT. Di samping itu pula tidak ada dalil dan syariat atau Undang-Undang yang mengatur atau memerintahkan tindakan tersebut, bahwa orang tua mengatur masalah pernikahan anak-anaknya harus menikah secara tertib atau teratur yang lebih tua duluan dan setelah itu yang muda. Pernikahan melangkahi kakak kandung ngelangkahin adalah istilah tersebut yang biasa ada didalam masyarakat dan kemudian menjadi hukum adat bagi masyarakat betawi. Walaupun ia berasal dari hukum adat, hal tersebut tidak bisa menjadi patokan bahwa pernikahan tersebut dilarang menurut agama Islam. Meskipun ada suatu kaedah fiqh yang menyebutkan al-adatul muhakamah yang a rtinya” bahwa adat dapat dijadikan sebagai salah satu sumber hukum islam” Namun hukum adat hanya berlaku dalam muamalah atau kemasyarakatan sedangkan dalam hal ibadah orang tidak boleh menambah atau mengurangi terhadap apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah seperti yang telah diatur dalam Al- Qur‟an dan Sunah Rosulnya. Dengan dasar itu ada sebagian adat yang berlaku dimasyarakat namun tidak dapat dijadikan suatu pertimbangan sebagai sumber pengambilan hukum.karena tidak 47 47 sedikit masalah- masalah fiqiyah yang bersunber dari adat kebiasaan„urf yang berlaku pada kebiasan masyarakat tertentu. Adat yang tidak bertentangan ini disebut adat shahih, sedangkan larangan pernikahan melangkahi kakak kandung dapat dikatagorikan sebagai adat yang fasid yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal atau diberlakukan oleh masyarakat tetapi berlawanan dengan hukum Islam

2. Dilihat dari Sudut Pandang Hukum Adat

Didalam Adat Betawi dikenal suatu istilah “nikah ngelangkahin kakak”, atau yang lebih dikenal masyarakat betawi dengan istilah pernikahan melagkahi kakak kandung. Artinya adalah suatu pernikahan yang tidak diizinkan untuk dilaksanakan apabila pengantin yang akan menikah melangkahi kakak perempuan atau kakak laki- laki yang belum menikah. 2 Pada masyarakat betawi khususnya di desa Pasir Putih, pernikhan semacam ini hanya aturan adat terdahulu yang dipegang oleh nenek moyang kita, oleh karena itu masyarakat atau penduduk desa ini ada yang masih berpegang atau percaya dengan adat pernikahan melagkahi kakak kandung, apabila ada seorang kakak perempuan atau kakak laki-laki yang belum menikah dan dilangkahi pernikahannya oleh sang adik, maka ada yang berpendapat niscaya kehidupan dari kakak perempuan tersebut tidak akan bagus kedepan, terutama dalam masalah jodoh. Dan juga bagi si kakak ataupun keluarga yang akan dilangkahi menikah oleh sang adik akan mendapatkan 2 Ahmad Ridwan Halim, Hukum Adat Dalam Tanya Jawab, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989, cet. Ke II, h. 4 48 48 dampak tidak baik atau akibat yang tidak enak bagi keluarga terutama kakaknya, dan disamping itu pula khawatir kelakuan kakak yang dapat mengecewakan orang tua, karena dia merasa sakit hati dilangkahi dalam pernikahan adiknya. 3 Dalam hal ini ada beberapa masyarakat yang tidak setuju atau sudah tidak mengikuti adat istiadat tersebut, apabila dalam keluarga sang adik ingin menikah, maka orang tua atau pun sang kakak akan sangat gembira dan senang hati menerima kabar baik tersebut. Menurut pendapat mereka hal tersebut jauh lebih baik dari pada harus menunda atau melarang sang adik menikah dengan melangkahi kakaknya, hal tersebut tidak baik untuk adiknya. Sebagaimana contoh, sang adik yang ingin melangsungkan pernikahan namun harus dilarang, maka dalam keluarga timbul kekhawatiran dampak yang terjadi kepada keluarga atau kakak yang tidak mengenakan diantaranya adalah sang adik dapat melakukan perbuatan perzinahan atau nikah dibawah tangan nikah sirrih dan kawin lari, oleh karena itu mereka akan dengan senang hati untuk mengizinkannya menikah walaupun si kakak merasa sakit hati. 4

C. KEDUDUKAN UANG PELANGKAH DILIHAT DARI SUDUT