Uji Fungsi Paru-Paru Pernapasan .1 Pengertian

27 udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan kapasitas tidal = ± 500 cc. Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc Sylvia dan Lorraine, 1995. Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc. Dari 500 cc udara inspirasiekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan. Volume udara pernapasan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut Spirometer. Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan Davidson Sue, Tony Smith, 2006.

2.2.3 Uji Fungsi Paru-Paru

Uji fungsi paru PFT ini dibagi dalam dua kategori yaitu uji yang berhubungan dengan ventilasi paru dan dinding dada dan uji yang berhubungan dengan pertukaran gas. Pada beberapa penyakit, mempunyai gambaran gangguan fungsi yang khas dan dapat dibedakan antara kelainan ventilasi obstruktif dan restriktif. Gangguan ventilasi obstruktif mempengaruhi kemampuan ekspirasi, sedangkan restriktif mempengaruhi kemampuan inspirasi. Sylvia dan Lorraine, 2006 Volume dan kapasitas paru merupakan pengukuran anatomis yang dipengaruhi oleh latihan fisik dan penyakit. Terdapat empat volume paru dan 28 empat kapasitas paru. Kapasitas paru selalu terdiri dari dua volume paru atau lebih. Kapasitas dan volume paru dapat diukur dengan spirometer. Spirometer adalah suatu alat sederhana yang dilengkapi pompa atau bel yang akan bergeser pada waktu pasien bernapas ke dalamnya melalui sebuah katup dan tabung penghubung. Pada waktu menggunakan spirometer, grafik akan terekam pada sebuah drum yang dapat berputar dengan sebuah pena pencatat. Spirometer langsung dengan memakai komputer pada waktu pasien berada di tempat tidur sering dilakukan. Sylvia dan Lorraine, 2006 Tabel I. Kapasitas dan Volume ParuSylvia dan Lorraine, 2006 Pengukuran Simbol Nilai rata-rata laki-laki dewasa ml Definisi Volume tidal V T 500 Jumlah udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali bernapas nilai ini adalah untuk keadaan istirahat Volume cadangan inspirasi IRV 3100 Jumlah udara yang dapat diinspirasi secara paksa sesudah inhalasi volume tidal normal Volume cadangan ekspirasi ERV 1200 Jumlah udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah ekspirasi volume tidal yang normal Volume residu RV 1200 Jumlah udara yang tertinggal di dalam paru sesudah ekspirasi paksa Kapasitas paru total TLC 6000 Jumlah udara maksimal yang dapat dimasukkan ke dalam paru sesudah inspirasi maksimal : TLC = V T +IRV +ERV+ RV ; TLC = VC + RV Kapasitas vital VC 4800 Jumlah udara maksimal yang dapat diekspirasi sesudah inspirasi maksimal: VC = V T +IRV + ERV seharusnya 80 dari TLC Kapasitas inspirasi IC 3600 Jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi sesudah ekspirasi normal : IC = V T + IRV Kapasitas residu fungsional FRC 2400 Volume udara yang tertinggal di dalam paru sesudah ekspirasi volume tidal normal : FRC = ERV + RV Volume-volume udara berikut yang dapat diukur dengan pertolongan spirometer : a. Kapasitas vital paksa FVC adalah pengukuran kapasitas vital yang didapat pada ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat mungkin sangat 29 penting. Volume udara ini dalam kondisi normal nilainya kurang lebih sama dengan VC, tetapi mungkin sangat berkurang pada pasien obstruksi saluran napas karena penutupan dini saluran napas yang kecil dan akibat udara yang terperangkap. b. Volume ekspirasi paksa FEV adalah volume udara yang dapat diekspirasi dalam waktu standar selama tindakan FVC. Biasanya FEV diukur selama detik pertama ekspirasi yang dipaksakan . Ini disebut dengan FEV1 , FEV merupakan petunjuk yang sangat berharga untuk mengetahui adanya gangguan kapasitas ventilasi dan nilai yang kurang dari 1L selama detik pertama menunjukkan adanya gangguan fungsi berat. FEV sebaiknya selalu dihubungkan dengan FVC atau VC. Individu normal dapat menghembuskan napas sekitar 80 dari kapasitas vitalnya dalam sedetik, dinyatakan sebagai rasio FEV 1 FVC. Tidak banyak perbedaan apakah FVC atau VC yang dipergunakan sebagai rasio. Rasio ini besar sekali manfaatnya untuk membedakan antara penyakit-penyakit yang menyebabkan obstruksi saluran napas dan penyakit-penyakit yang menyebabkan paru-paru tidak dapat mengembang sepenuhnya. Pada penyakit obstruktif seperti bronkhitis kronik atau emfisema terjadi pengurangan FEV1 yang lebih besar dibandingkan dengan kapasitas vital kapasitas vital mungkin normal sehingga rasio FEV1FVC kurang dari 80. Pada penyakit restriktif parenkim paru-paru misalnya sarkoidosis maka baik FEV1 dan FVC atau VC mengalami penurunan dengan perbandingan yang kurang lebih sama dan perbandingan FEV1FVC tetap sekitar 80 atau lebih. Sylvia dan Lorraine, 2006 30

2.3 Penyakit Pernapasan