Dzikir Al- Qur’an

21 yang lebih cepat lagi dari keduanya, seperti bacaan tadzwir atau hadr. Caranya cukup dengan suara yang sedang saja, tidak perlu memakai nada tinggi, juga mengurangi variasi-variasinya, lagu-lagu cabangnya maupun ukuran panjang pendek bacaannya, tentunya harus sesuai dengan aturan ilmu tajwid. Jelasnya, apabila lagu-lagu tersebut dipakai untuk keperluan bacaan-bacaan yang lebih cepat maka gaya bahasanya harus disederhanakan. Misbachul munir, 1999. Hal yang diperintahkan seorang qori adalah hendaknya ikhlas dalam bacaannya, mengharapkan pahala dari Allah SWT, tidak dimaksudkan sebagai sarana untuk sesuatu yang lain, bersopan santun dengan Al- qur’an dan mengkhusukkan hati bahwa sedang bermunajat kepada Allah. Untuk itu, ia membaca sebagaimana melihat Allah karena sesungguhnya jika ia tidak melihat- Nya, maka Allah SWT melihatnya. Imam Nawawi, 1995

2.1.2 Dzikir Al- Qur’an

Dzikir secara etimologi berasal dari kata bahasa arab Dzakara yang artinya mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti. Biasanya perilaku dzikir diperlihatkan orang dalam bentuk renungan sambil duduk dengan membaca bacaan-bacaan tertentu. Sedangkan dalam pengertian terminologi dzikir sering dimaknai sebagai suatu amal ucapan atau amal qouliyah melalui bacaan-bacaan tertentu untuk mengingat Allah. Berdzikir kepada Allah adalah suatu rangkain dari iman dan islam yang mendapat perhatian khusus dan istimewa dalam Al- Qur’an dan hadis. Samsul Munir Amin dan Haryanto al-Fandi, 2008 22 Dzikir kepada Allah umumnya dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk atau jenis, hal ini didasarkan pada aktivitas apa yang digunakan untuk mengingat Allah, yaitu : 1. Dzikir fikir tafakur Berfikir dan bertafakur tentang penciptaan langit dan bumi, bahtera yang luas dan membawa berbagai hal yang bermanfaat bagi kehidupan, memikirkan tentang diri sendiri sebagai sosok makhluk dan hamba Allah yang diciptakan dengan teramat indah dan sempurna, merenungkan dan memikirkan makna serta kandungan Al- Qur’an adalah bentuk dari dzikir kepada Allah yaitu dzikir fikir. Samsul Munir Amin dan Haryanto Al- fandi, 2008 2. Dzikir dengan lisan atau ucapan Sebagaimana firman Allah QS.Al Muzammil : 8 : Artinya : ”Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan”. Dzikir lisan dapat dimaknai dengan dzikir yang diucapkan dengan lisan dan dapat didengar oleh telinga baik bagi yang membacanya ataupun yang mendengarnya. Dzikir lisan ini terbagi menjadi 2 bentuk yaitu dzikir yang dilakukan dengan cara pelan sirr atau berbisik hams dan dzikir yang dilaksanakan dengan suara yang keras jahar. Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, 2008 23 3. Dzikir dengan hati atau qolbu Dzikir qolbu adalah aktivitas mengingat Allah yang dilakukan dengan hati atau qolbu saja artinya sebutan itu dilakukan dengan ingatan hati saja. Dzikir qolbu juga dapat dimaknai dengan melakukan dzikir dengan lisan dan hati, maksudnya adalah lisan berucap dengan pelan dan hati mengingat dan meresapi maknanya. Muhammad Makhdlori, 2008 4. Dzikir dengan amal perbuatan Yang dimaksud dengan dzikir amal adalah setiap perbuatan atau aktivitas seseorang yang baik dan dapat mengantarkannya untuk teringat kepada Allah. Dzikir amal juga dapat diartikan sebagai tindakan yang didasarkan pada aturan dan ketentuan Allah. Sehingga dapat dimaknai dzikir amal terwujud dengan menempatkan Allah yang Maha Tunggal sebagai awal dan akhir dari setiap perbuatan dan tindakan. Abdul Rosul, 2007 Sesungguhnya membaca Al- Qur’an memiliki keutamaan dan manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Tentunya tidak hanya sekedar membaca, namun kita juga mesti mentadaburkannya dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya, karena hanya dengan begitu Al- Qur’an yang kita baca akan memberikan kesan yang mendalam di jiwa serta memberikan pengaruh positif bagi kita dalam menjalani kehidupan. Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, 2008 Al- Qur’an adalah petunjuk bagi umat manusia, pembeda antara yang hak dan yang batil, Al- Qur’an sumber dari segala sumber hukum dalam Islam, membacanya bernilai ibadah bahkan merupakan ibadah yang sangat mulia dan seutama- utamanya dzikir kepada Allah. Al Qur’an adalah penawar dan obat yang 24 paling baik bagi segala penyakit, baik penyakit fisik maupun psikis. Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, 2008 Allah berfirman QS.Yunus :57 : Artinya : ”Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. Sungguh sangat besar dan banyak manfaat dan fadhilah membaca Al- qur’an. Oleh karena itu agar seseorang dapat memetik manfaat dan keutamaan Al- Qur’an tentunya dalam membaca Al-Qur’an harus dengan baik, selain dengan meresapi makna yang terkandung di dalamnya, juga harus mengindahkan etika atau adab membaca Al- Qur’an termasuk tatacara membaca dengan benar, memperhatikan tajwid, qira’at yang benar dan ketentuan-ketentuan lain yang disyari’atkan. εa’mur Daud, 1997 Hal lain yang penting adalah berhubungan dengan niat. Niat adalah kemauan yang kuat. Niat adalah tujuan yang berasal dari dalam hati. Niat adalah dorongan hati yang dilihatnya sesuai dengan tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau menghindarkan diri dari madarat, dari sisi keadaan maupun harta. Hakikat niat adalah pengkaitan tujuan dengan hal yang dituju. Niat adalah tujuan sesuatu yang disertai dengan pelaksanaanya. Yusuf Qordhawi, 1998 Dalam Al;- Qur’an niat itu diungkapakan dengan kata ikhlas dan mukhlis yang berkaitan erat dengan niat yang ikhlas. Ikhlas artinya membersihkan sesuatu 25 hingga menjadi bersih. Ikhlas tujuan utamanya adalah ketaatan kepada Allah. Ikhlas adalah membersihkan perbuatan dari segala ketidakmurnian umum, termasuk apa yang timbul dari keinginan untuk menyenangkan diri sendiri dan orang lain. Atau membebaskan tujuan dari selain Allah SWT yang berperan dalam perbuatan itu. Yang penting dalam ibadah adalah niat dan kesucian niat itu. Sebab hubungan niat dengan ibadah seperti hubungan jiwa dengan raga. Bentuk fisik ibadah adalah berasal dari aspek diri dan raganya. Sedangkan niat adalah ruh ibadah yang berasal dari aspek batin dan hati. Yusuf Qotdhowi, 1998 2.2 Pernapasan 2.2.1 Pengertian