Teori Tentang Hasil Belajar Matematika

2.3 Teori Tentang Hasil Belajar Matematika

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana 2009: 3 mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Benjamin S. Bloom Dimyati, 2006: 26-27, menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintetis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotor, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan ekspresif dan interpretatif. Dalam Undang-Undang RI No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hasil belajar dapat di klasifikasikan menjadi 3 bidang , yakni bidang kognitif penguasaan intelektual, bidang afektif berhubungan dengan sikap dan nilai, dan bidang psikomotorik keteampilankemampuan berperilaku. Ketiga bidang tersebut tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan demikian hasil belajar mengandung pengertian sebagai kemampuan-kemampuan internal yang dimiliki dan dicapai oleh siswa yang ditunjukkan melalui perubahan tingkah laku dan kinerja pribadinya setelah memperoleh pengalaman belajar. Hasil belajar dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data yang menunjukan perubahan tingkah laku dan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa dapat menggunakan tes dan non-tes. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan oleh peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Tes dapat di berikan secara lisan maupun dengan tulisan. Soal- soal tes dapat berbentuk objektif maupun esai sedangkan nontes dapat berbentuk kuesioner, observasi, wawancara, maupun studi kasus. Qurrata’aini, 2008:14. Tes biasa digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam bidang kognitif, sedangkan untuk bidang afektif dan psikomotorik menggunakan non-tes. 2.3.2 Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi adalah pengujian tingkat penguasaan ilmu untuk menentukan hasil akhir dari capaian prestasi pembelajaran setiap siswa Aries, 2011:2. Dasar pemikiran yang digunakan sebagai evaluasi pendidikan adalah pelaksanaan penilaian yang berkelanjutan, akurat, dan konsisten, sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik, melalui identifikasi kompetensi hasil belajar yang telah dicapai Aries, 2011:9. Jenis evaluasi yang dapat diterapkan guru antara lain sebagai berikut : a. Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik serta perbaikan proses pembelajaran. b. Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlakukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran program remidial. Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun. c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan Pada setiap semester dan akhir tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh pencapaian ketuntasan belajar siswa dalam satuan waktu tertentu. Salah satu bentuk penilaian akhir satuan pendidikan adalah ujian semester, ujian tengah semester, ujian akhir sekolah dan ujian nasional. Aries, 2011:9-10. Berdasarkan paparan-paparan di atas, maka hasil nilai Ujian Tengah Semester UTS merupakan salah satu bentuk hasil belajar dalam bidang kognitif yang diperoleh melalui penilaian berupa tes dan termasuk dalam jenis evaluasi penilaian akhir satuan pendidikan. Sehingga hasil belajar matematika siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil nilai UTS matematika siswa semester genap kelas XI SMA Negeri Balung tahun ajaran 20152016. Materi yang termuat dalam soal UTS matematika siswa kelas XI adalah suku banyak, fungsi komposisi dan invers serta limit fungsi.

2.4 Hubungan antar Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI BALUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

6 31 156

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 47 92

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

BAB II LANDASAN TEORI - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 31

BAB III METODE PENELITIAN - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 3 15

BAB IV HASIL PENELITIAN - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 32

BAB V PEMBAHASAN - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 01 SELAKAU

0 2 13

1 ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XII MIPA SMA NEGERI 4 PONTIANAK

0 0 8

HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 20122013

0 0 6