Kemampuan Penalaran Matematis TINJAUAN PUSTAKA

Kemampuan mengoperasikan bilangan numerical operations ability merujuk pada kemampuan siswa untuk mengerjakan tes operasi bilangan yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Contohnya 0,23 + 0,32 = …, maka jawabannya adalah 0,66. Sedangkan pengetahuan matematika mathematic knowledge merujuk kepada pengetahuan dan pemahaman terhadap materi dalam matematika yang pernah dipelajari. Contohnya adalah siswa kelas XI sebelumnya telah mempelajari materi bentuk akar pada kelas X, misalkan √ ∶ 0, = ⋯, maka hasilnya adalah 8.

2.2 Kemampuan Penalaran Matematis

Selain kemampuan numerik, kemampuan penalaran mathematical reasoning ability juga memiliki peranan penting dalam keberhasilan belajar matematika siswa. Istilah penalaran atau Reasoning adalah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta premis yang telah dianggap benar Triastuti, 2013:2. Menurut Permana 2007:1, penalaran merupakan proses berpikir dalam proses penarikan kesimpulan. Bani 2011:2 menyatakan bahwa materi matematika dan penalaran adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui materi matematika. Kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan siswa untuk merumuskan kesimpulan atau pernyataan baru berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya Wulandari, 2011:14. Menurut Sa’adah 2010:13 menyatakan bahwa kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan menarik konklusi atau kesimpulan yang tepat dari bukti-bukti yang ada dan menurut aturan-aturan matematis tertentu. Dalam kurikulum matematika di sekolah, kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa siswa sekolah menengah Permana, 2007:1. Kemampuan penalaran matematis merupakan salah satu aspek kognitif yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Karena kemampuan penalaran matematis siswa yang rendah akan mempengaruhi kualitas belajar siswa yang akan berdampak pada rendahnya prestasi hasil belajar siswa. Sehingga, kemampuan penalaran matematis merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Penalaran reasoning merupakan standar proses yang termuat dalam NCTM 2000. Siswa dengan kemampuan penalaran yang rendah akan selalu mengalami kesulitan menghadapi permasalahan. Kemampuan penalaran siswa harus diasah agar siswa dapat menggunakan nalar yang logis dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Apabila siswa diperkenalkan dengan penalaran, maka diharapkan nantinya siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya Yulianti, 2013:2. Dari berbagai pendapat tersebut, dalam penelitian ini kemampuan penalaran matematis didefinisikan sebagai kemampuan menarik kesimpulan yang tepat berdasarkan pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan. Kemampuan penalaran matematis merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Permana dalam Wulandari, 2011:21 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan penalaran matematis dengan hasil belajar matematika siswa. Untuk dapat mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa, maka dapat diperoleh melalui tes kemampuan penalaran matematis. Menurut Bani 2011:2, dalam kemampuan penalaran matematis ada dua hal yang sangat berkaitan yaitu secara induktif dan deduktif, sehingga dikenal istilah penalaran induktif dan penalaran deduktif. Tes penalaran matematis terdiri dari penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian khusus yang sudah diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran deduktif merupakan proses berpikir untuk menarik kesimpulan tentang hal khusus yang berpijak pada hal umum atau hal yang sebelumnya telah dibuktikan diasumsikan kebenarannya. Penalaran induktif terdiri analogi dan generalisasi, sedangkan penalaran deduktif terdiri dari kondisional dan silogisma. Analogi adalah penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan atau mengikuti pola tertentu. Analogi memiliki prinsip yang menjadi dasar yaitu karena d itu analog dengan a, b, dan c, maka apa yang berlaku untuk a, b dan c dapat diharapkan juga akan berlaku untuk d. Contohnya …… 4 ruas garis 7 ruas garis …ruas garis Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 1 memiliki 4 ruas garis, Gambar 2 memiliki 7 ruas garis, maka untuk gambar 3 akan memiliki 10 ruas garis. Generalisasi adalah penarikan kesimpulan secara umum dari hubungan khusus. Contohnya diketahui Pak Kardi memiliki peternakan itik yang saat ini sedang bertelur. Pada hari pertama itik pak Kardi bertelur sebanyak 3 butir, hari kedua 8 butir, hari ketiga 13 butir, dan hari keempat 18 butir. Pada hari ke-n itik pak Kardi bertelur sebanyak ………..butir, maka jawaban yang benar adalah 5n – 2. Kondisional merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kondisi umum tertentu yang berupa modus ponens dan modus tolens. Contohnya Jika saya rajin belajar maka saya akan pandai Saya rajin belajar K esimpulannya adalah …, maka jawabannya adalah saya akan pandai. Silogisma merupakan penarikan kesimpulan dari premis-premis yang berbentuk hipotetik dan kuantifikasi. Contohnya Tomi adalah siswa kelas XI Semua siswa kelas XI pandai matematika Kesimpulannya adalah…, maka jawabannya adalah Tomi pandai matematika.

2.3 Teori Tentang Hasil Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI BALUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

6 31 156

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 47 92

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

BAB II LANDASAN TEORI - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 31

BAB III METODE PENELITIAN - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 3 15

BAB IV HASIL PENELITIAN - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 32

BAB V PEMBAHASAN - HUBUNGAN KECERDASAN NUMERIK DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 01 SELAKAU

0 2 13

1 ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XII MIPA SMA NEGERI 4 PONTIANAK

0 0 8

HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 20122013

0 0 6