Teori Investasi Teori Clark dan Fisher

kenaikan proporsi aktivitas sekunder pengolahan, bangunan, kemudian disusul dengan kenaikan proporsi dalam kegiatan tersier perdagangan dan jasa. Perubahan relatif dari berbagai sektor itu dijelaskan melalui elastisitas pendapatan dan permintaan terhadap produk tersebut dan melalui beda laju perubahan produktivitas tenaga kerja.

1.1.3 Teori Investasi

Adam smith mengatakan bahwa penumpukan modal adalah syarat mutlak bagi pembangunan ekonomi, sehingga permasalahan pembangunan ekonomi secara luas adalah kemampuan msyarakat untuk lebih banyak menabung dan menanam modal Jhingan, 2003:83; Irawan dan Suparmoko, 1992:16; Kuncoro, 1997:39. Investasi dilakukan karena pemilik modal mengharapkan keuntungan dan harapan untuk masa depan. David Ricardo mengemukakan bahwa pemupukan modal dibentuk melalui tabungan.Tabungan dapat dibentuk melalui metode menghemat pengeluaran, memproduksi secara berlebih, meningkatkan keuntungan serta mengurangi harga barang. Menurut Ricardo terdapat korelasi timbal balik interrelationship antara pemupukan modal dan tabungan. Keynes berpendapat rangsangan untuk melakukan investasi tergantung pada hasil dari “efisiensi modal marginal” di satu pihak dan tingkat suku bunga di pihak lain. Berdasarkan pada hal-hal yang dihubungkan efisiensi modal marginal dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukkan hubungan di antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang diinvestasikan Sukirno, 2004:124. Menurut Keynes, apabila kapasitas investasi yang dibutuhkan belum terpenuhi, maka harga permintaan aggregate akan menurun. Fenomena ini disebabkan karena kapasitas investasi tergantung pada efisiensi marginal dari modal dan tingkat suku bunga Dombusch dan Fisher, 1997:289 Teori Harrod-Domar menganalisa hubungan antara tingkat investasi dan tingkat prtumbuhan ekonomi. Kedua ahli ekonomi itu menyimpulkan adanya hubungan ekonomi langsung antara berapa besarnya stok modal keseluruhan K dengan GNP Y yang ditranformasikan sebagai rasio modal output capital output ratioCOR Jhingan, 1990:239. Artinya semakin tinggi peningkatan stok modal, semakin tinggi pula output yang dapat dihasilkan. Secara umum, Teori Harrod- Domar dapat ditransformasikan sebagai berikut dYY= SK Dimana : dYY = tingkat perubahan atau tingkat pertumbuhan GNP yaitu, presentase perubahan GNP S = rasio tabungan nasional K = rasio modal output Harrod-Domar memberikan peranan kunci pada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Artinya untuk menumbuhkan perekonomian suatu Negara diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stock modal. Menurut Rosenstein-Rodan untuk menanggulangi hambatan pembangunan ekonomi Negara terbelakang dan untuk mendorong ekonomi tersebut kea rah kemajuan diperlukan suat u “dorongan kuat” atau suatu program besar yang menyeluruh dalam bentuk suatu jumlah investasi minimum. Teori itu menyatakan bahwa cara kerja “sedikit demi sedikit” tidak akan mendorong ekonomi dengan berhasil pada lintasan pembangunan, sehingga suatu jumlah minimum investasi merupakan syarat mutlak dalam hal ini. Teori “dorongan kuat” memerlukan tercapainya ekonomi eksternal, yang timbul dari pendirian secara serentak industry- industri yang secara tekhnik saling berkaitan.

1.1.4 Tenaga Kerja