Penelitian dalam pandangan fenemenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi
tertentu Moelong,2005. Fenemenologi tidak berarti bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti, yang ditekankan
oleh kaum fenemenologis ialah aspek subjektif dari perilaku seseorang. Tetapi peneliti berusaha untuk kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya
sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang dikembangkan oleh
mereka disekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari Moelong,2005. F.
Keabsahan Data
Hasil penelitian diharapkan mempunyai data yang akurat dan dapat dipercaya, sehingga hasil penelitian tersebut benar-benar dapat menjadi sebuah
karangan ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan tanpa adanya manipulasi atau pemalsuan data. Untuk itu perlu adanya cara agar penelitian tersebut
memenuhi keabsahan data. Ada beberapa kriteria yang dipenuhi, sebagaimana menurut Lincoln dan Guba 1985 bahwa tingkat kepercayaan hasil penelitian
dapat dicapai jika peneliti berpegangan pada empat prinsip, meliputi: pertama, Credibility yaitu apakah hasil penelitian dapat dipercaya atau tidak, hal ini
dapat dilakukan dengan cara triangulasi, member cek, dan wawancara atau pengamatan secara terus menerus prologed engangment, kedua,
Dependability yaitu apakah hasil penelitian dapat dipercaya atau tidak, hal ini dapat dilakukan dengan cara triangulasi, member cek, dan wawancara atau
pengamatan secara terus menerus prologed engangment, kedua, Dependability yaitu apakah hasil penelitian memiliki kendala atau realbilitas,
dimana hasil penelitian tersebut nantinya harus memiliki kekonsistenan
terhadap data yang dikumpulkan, dianalisis dan pada saat dilakukan kesimpulan. Ketiga, confimability yaitu keyakinan akan kebenaran terhadap
data yang diperoleh. Dengan meminta bantuan kepada orang lain yang berkompeten untuk memeriksa hasil dan mengoreksi hasil penelitian yang
diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti. Keempat, transferability yaitu: mengandung makna apakah hasil penelitian ini nantinya akan dapat
dipergunakan pada situasi yang lain.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini akan menggunakan desain kualitatif fenomenologi. Fenomenologi adalah suatu pendekatan yang
digunakan untuk menggambarkan pengalaman hidup seseorang PolitHungler,1997 dengan tujuan untuk menelaah dan mendiskripsikan
sebuah fenomena sebagaimana fenomena tersebut dialami secara langsung oleh manusia dalam hidupnya sehari-hari seperti melahirkan Asih, 2005. hal ini
sesuai dengan tujuan peneliti yang ingin mengidentifikasi pengalaman ibu nifas
dalam melakukan manajemen laktasi pada bayi dengan BBLR. B.
Partisipan
Pada penelitian kualitiatif, jumlah partisipan tidak ditentukan dari awal tetapi dengan menggunakan saturasi data. Apabila informasi baru yang
didapatkan sama dengan informasi sebelumnya maka data dikatakan telah sampai pada titik jenuh dan pengambilan partisipan berikutnya dihentikan.
Penelitian kualitatif menggunakan partisipan dalam jumlah yang sedikit dan tidak acak. Jumlah sampel partisipan dari penelitian kualitatif kurang lebih 10
orang. Polit Beck,2012. Pengambilan partisipan dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling Moelong,2005. Metode purposive sampling adalah metode pemilihan partisipan dalam suatu penelitian dengan menentukan
terlebih dahulu kriteria sampel secara sengaja dan dengan terlebih dahulu
mempelajari ciri khas dari populasi masalah yang diteliti Saryono, Anggraini,2013. Adapun kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Ibu nifas yang sedang menyusui 2. Memiliki bayi dengan BBLR
3. Bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini
C. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret dan akan dilaksanakan di desa delitua kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan banyak ibu ibu
yang belum paham tentang perawatan bayi BBLR. D.
Pertimbangan Etik
Pada penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi penjelasan kepada calon partisipan penelitian tentang makna dan tujuan
penelitian. Apabila calon partisipan bersedia berpartisipasi dalam penelitian, maka partisipan dipersilahkan untuk mendatangani lembar persetujuan atau
informed consent yang sebelumnya sudah dibaca oleh partisipan dan mengerti isinya. Peneliti tidak akan memaksa jika partisipan menolak untuk
diwawancarai dan tetap menghargai haknya. Penelitian ini juga tidak menimbulkan risiko bagi individu yang menjadi partisipan, baik risiko fisik
maupun psikis. Selanjutnya, untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, lembar pengumpulan data kuesioner hanya diberi nomor kode yang hanya
diketahui oleh peneliti sehingga kerahasiaan identitias semua informasi yang diberikan tetap terjaga.