HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kelarutan Kitosan
Kitosan sebanyak 2 g dilarutkan dengan 3 jenis pelarut yang berbeda namun dengan konsentrasi yang sama, diamati perubahan dan ditentukan kelarutannya setelah
dibiarkan selama 1,2,3,4 dan 5 hari.
Tabel 4.1 Uji Kelarutan Kitosan
N o
Sampel Pelarut
Dilarutkan pada hari ke-1
ke-2 ke-3
ke-4 ke-5
1 Kitosan 2 g
Asam Asetat 1 +
+ +
+ +
100 mL
2 Kitosan 2 g
Asam Formiat 1
+ +
+ +
+ 100 mL
3 Kitosan 2 g
Asam Sitrat 1 -
- -
- -
100 mL Keterangan : + larut
- tidak larut
Dari data penelitian di atas, diperoleh bahwa kitosan dapat larut dalam asam asetat dan asam formiat yang merupakan asam – asam organik. Seperti menurut Dunn
et al. 1997, kitosan hanya dapat larut dalam asam encer, Adanya gugus karboksil dalam asam asetat maupun asam formiat akan memudahkan pelarutan kitosan karena
terjadinya interaksi hidrogen antara gugus karboksil dengan gugus amina dari kitosan.
4.2
Derajat Deasetilasi
Universitas Sumatera Utara
Kitosan yang digunakan ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan Spektrofotometer FT-IR. Data spektrofotometer FT-IR seperti pada lampiran II dan III
memberikan puncak – puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 1579,39 cm
-1
dan 1664,80 cm
-1
menunjukkan gugus amida dan pada bilangan gelombang 3429,54 cm
-1
dan 3386,80 menunjukkan gugus Hidroksil OH, kedua gugus tersebut menunjukkan ciri – ciri kitosan.
Dan untuk menentukan derajat deasetilasi kitosan dengan spectrum FT-IR dari lampiran II dan III menggunkan persamaan Domszy and Roberts yaitu:
DD = 100 - [ A
1655
A
3450
x 1001,33]
= 1 – 0,1661 x 100 DD
= 83,38
DD = 100 - [ A
1655
A
3450
x 1001,33]
= 1 – 0,1762 x 100 DD
= 82,38
Universitas Sumatera Utara
dan pada perhitungan derajat deasetilasi berdasarkan kedua gugus tersebut, menurut Rigby 1936 telah mendapati derajat Deasetilasi larutan kitosan dalam asam asetat
adalah 83,38 dan larutan kitosan dalam asam formiat 82,38 Ini menunjukkan derajat deasetilasi kitosan yang dihasilkan dari penelitian ini telah sesuai dengan
penelitian sebelumnya.
4.3 Viskositas Larutan Kitosan
Dari hasil pengukuran viskositas larutan kitosan dengan variasi pelarut kitosan, konsentrasi, dan lama perendaman maka diperoleh hasil yang ditunjukan oleh Tabel
4.2 dan 4.3.
Tabel 4.2 Viskositas Larutan Kitosan dalam Asam Asetat
No Konsentrasi
Larutan Viskositas Larutan Kitosan
Hari ke- 1
Hari ke- 2
Hari ke- 3
Hari ke- 4
Hari ke- 5
1 0,2
43 38
37 32
28 2
0,4 135
112 98
87 78
3 0,6
300 286
249 205
189 4
0,8 490
412 385
366 315
5 1,0
760 646
575 505
485
Tabel 4.3 Viskositas Larutan Kitosan dalam Asam Formiat
No Konsentrasi
Larutan Viskositas Larutan Kitosan
Hari ke- 1
Hari ke- 2
Hari ke- 3
Hari ke- 4
Hari ke- 5
1 0,2
40 35
33 30
25 2
0,4 130
110 95
80 75
3 0,6
298 285
245 200
186 4
0,8 480
410 380
350 310
5 1,0
750 644
570 500
480 Dari Tabel 4.2 dan 4.3 dapat diketahui bahwa larutan kitosan didapati menurun setelah
hari – hari berikutnya, ini disebabkan karena mengalami proses hidrolisis di dalam
Universitas Sumatera Utara
larutan asam. Kadar hidrolisis dari berbagai sampel kitosan didapati tidak sama, bergantung kepada berat molekul kitosan.
Pada konsentrasi pelarut yang sama, kadar hidrolisis untuk larutan kitosan yang konsentrasi tinggi didapati tetap tinggi. Ini karena dalam persen kandungan
pelarut yang tinggi terdapat banyak ion hidrogen dari asam yang bereaksi dengan molekul polimer kitosan. Hubungan antara rantai polimer dan pelarut akan menjadi
sama, hal ini akan menyebabkan kitosan akan lebih mudah terhidrolisis.
Jika kadar hidrolisis pada suatu kitosan yang mempunyai konsentrasi yang sama di dalam pelarut yang berkonsentrasi sama dan mempunyai kekuatan ion sama
adalah bergantung kepada berat molekul atau panjang rantai molekul kitosan yang digunakan. Kitosan yang mempunyai rantai molekul yang sama akan lebih lama
terhidrolisis, oleh karena itu kitosan dengan konsentrasi 1 adalah yang paling lama terhidrolisis.
4.4 Berat Molekul Larutan Kitosan