BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini budidaya udang telah berkembang dengan pesat sehingga udang dijadikan komoditas ekspor non migas yang dapat dihandalkan dan merupakan biota laut yang
bernilai ekonomis tinggi. Udang pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi Widodo, dkk., 2006. Pemanfaatan udang
untuk keperluan konsumsi menghasilkan limbah dalam jumlah besar yang belum dimanfaatkan secara komersial. Cangkang hewan invertebrata laut, terutama
Crustacea mengandung kitin dalam kadar tinggi, berkisar antara 20-60 tergantung spesies. Cumi-cumi mempunyai kandungan kitin paling sedikit, sekitar 20,
sedangkan cangkang kepiting dapat mengandung kitin sampai 70. Salah satu alternatif upaya pemanfaatan limbah cangkang udang agar memiliki nilai dan daya
guna yang bernilai ekonomis tinggi adalah pengolahan menjadi kitin dan kitosan.
Kitin, polimer alami kedua yang paling banyak tersedia di alam setelah selulosa, merupakan polimer aminoglukan dari N-asetil-D-glukosamin yang tidak
larut air Rochima, dkk., 2007. Dan kitosan adalah produk deasetilasi kitin oleh deasetilasi alkali heterogen dengan menggunakan larutan NaOH yang konsentrasinya
pekat Hwang dan Shin, 2001. Kitosan merupakan bahan kimia multiguna berbentuk serat dan merupakan kopolimer berbentuk tipis, berwarna putih atau kuning, dan tidak
berbau Rismana, 2001. Adanya gugus reaktif amino pada atom C-2 dan gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-6 pada kitosan bermanfaat dalam aplikasinya yang luas
sebagai pengawet, penstabil warna produk pangan, sebagai flokulan Muzzarelli, 1977.
Universitas Sumatera Utara
Selama dua dekade terakhir ini, kitosan dan beberapa turunannya telah banyak menarik perhatian besar untuk sifat-sifat biologi kitosan dan pemakaian dalam bidang
medis, industri makanan, dan pertanian. Dibandingkan dengan penyelidikan dalam bidang makanan dan biologi, sifat-sifat rheologi dari larutan dengan konsentrasi tinggi
pekat jarang diamati hingga sekarang, walaupun ada beberapa laporan yang telah dipublikasikan untuk sifat-sifat dengan konsentrasi encer dari larutan kitosan. Hwang
dan Shin, 2001.
Menurut Muzzarelli 1977 kitosan larut dalam asam asetat encer dan membentuk larutan jeli. Dan jika menggunakan asam – asam keras kitosan didapati
mudah sekali terdegradasi dan hancur. Berdasarkan data di atas peneliti ingin melihat pengaruh serta perubahan konsentrasi dari kelarutan kitosan.
1.2. Permasalahan