BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Aktivitas Tenaga Kerja Wanita
Tenaga kerja yang bekerja pada industri rumah tangga lemang adalah ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus rumah tangganya. Sebelum pergi ke tempat
penjualan lemang yang telah disediakan pengusaha lemang, ibu rumah tangga ini melakukan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga terlebih dahulu. Seperti
memasak, membersihkan rumah, mengurus anak sekolah dan suami bekerja. Setelah semuanya selesai sekitar pukul 08.00 WIB para tenaga kerja wanita
berangkat ke tempat berjualan lemang yang telah disediakan oleh pemilik usaha toke. Setibanya di tempat berjualan mereka, tenaga kerja wanita tersebut
membersihkan dan merapikan tempat berjualan sebelum pemilik usaha lemang toke mengantar lemang yang akan dijual dan kayu bakar.
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, umumnya pemilik usaha lemang memasak lemang mereka pada pukul 03.00 WIB dan selesai pada pukul 07.30
WIB. Sehingga pada saat lemang di antar ke tempat penjualan lemang kondisi lemang masih baru selesai dimasak dan masih dalam kondisi hangat fresh from
the oven. Lemang biasanya dijual dalam keadaan hangat, dimana di setiap tempat penjualan lemang disediakan tempat pembakaran sederhana dan kayu bakar oleh
pemilik usaha lemang agar para pekerja dapat memanaskan lemang sehingga lemang yang dijual tetap dalam kondisi hangat. Hal ini menguntungkan bagi
pekerja wanita yang menjual lemang karena konsumen lebih menyukai mengkonsumsi lemang dalam kondisi hangat.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat siang hari biasanya pemilik lemang mengantarkan beberapa batang lemang lagi kepada penjual sebagai tambahan bahan jualan lemang untuk para
tenaga kerja wanita. Tenaga kerja wanita berjulan lemang hinga pukul 18.00 WIB setiap harinya. Jika lemang yang dijual masih tersisa, mereka memberikan lemang
tersebut kepada para penjual lemang yang berjualan pada malam hari, Namun hanya beberapa merek dagang lemang tertentu dan di tempat-tempat tertentu saja
yang berjualan lemang pada malam hari seperti di Terminal Bandar Kajum Kota Tebing Tinggi. Hal ini dilakukan agar lemang yang diproduksi tiap harinya dapat
laku terjual semua sehingga tidak akan dijual lagi untuk keesokan harinya. Tenaga kerja yang berjualan pada malam hari adalah tenaga kerja pria yang pada malam
harinya juga berjualan makanan dan minuman di tempat tersebut. Upah yang diterima tenaga kerja wanita merupakan upah harian yang tidak besar.
Upah yang diterima per harinya berkisar antara Rp. 25.000 – Rp. 40.000 per
harinya. Upah yang diterima tidak bergantung pada banyaknya jumlah batang lemang yang terjual, namun sudah merupakan ketetapan dari setiap pemilik usaha
lemang toke masing-masing merek dagang lemang. Umumnya jika pekerja wanita mampu menjual lemang sebanyak 10-20 batang lemang per harinya maka
mereka akan mendapatkan upah sebesar Rp.30.000, jika penjualan lemang melebihi 30 batang per harinya, maka pekerja wanita akan mendapat tambahan
upah dari pemilik lemang. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, biaya yang dikeluarkan oleh
pekerja wanita pada usaha lemang yaitu biaya transportasi, retribusi pajak, kotak makanan, koran, plastik dan karet. Biaya transportasi dan retribusi pajak di
keluarkan setiap hari. Namun untuk kotak, koran, plastik dan karet umunya
Universitas Sumatera Utara
penjual membelinya setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali. Dengan kata lain dalam sebulan tenaga kerja wanita membeli kotak makanan, koran, karet dan
plastik sebanyak 2 kali. Namun ada juga beberapa pemilik usaha lemang toke yang telah menyediakan kotak makanan, koran, plastik dan karet. Sehingga biaya
yang dikeluarkan tenaga kerja wanita lebih kecil karena hanya mengeluarkan biaya retibusi pajak dan transportasi saja.
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, alasan mereka bekerja sebagai penjual lemang yaitu:
1 Untuk menambah penghasilan keluarga karena pendapatan suami yang rendah membuat mereka untuk ikut membantu suami mencari nafkah guna
membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anak mereka. 2 Selain itu mereka bekerja berjualan lemang juga untuk mengisi kekosongan
waktu mereka, dengan mereka berjualan mereka dapat mengisi waktu kosong mereka dengan bekerja dan mendapat penghasilan.
3 Mereka tidak memiliki keterampilan lain untuk dijadikan alat untuk mencari pekerjaan lain yang menghasilkan pendapatan yang lebih besar.
4 Tidak ada pilihan pekerjaan lain yang membuat mereka mau tidak mau bekerja sebagai tenaga kerja yang memasarkan lemang di pinggir jalan
meskipun upah yang diterima mereka kecil. Adapun masalah-masalah yang dihadapi pekerja wanita pada usaha lemang antara
lain: 1 Sepinya pelanggan. Pada hari-hari biasa tidak banyak lemang yang terjual
karena sepinya pelanggan. Pada hari-hari biasa umumnya para responden hanya mampu menjual sekitar 10-15 batang lemang per harinya. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
pada hari-hari libur dan hari besar mereka mampu menjual lemang sekitar 20- 30 batang per harinya. Hal ini dikarenakan jika pada hari libur dan hari-hari
besar banyak kendaraan yang berlalu lalang. Dengan tempat berjualan yang berada di pinggir jalan raya Medan-Tebing Tinggi maka akan menarik
perhatian para pengguna jalan raya untuk membeli lemang. 2 Banyaknya penjual lemang yang berjualan di pinggir jalan raya sehingga
timbul persaingan antar penjual lemang. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja wanita yang berjualan lemang, maka akan meningkatkan persaingan
antar pekerja wanita untuk menarik perhatian konsumen agar lemang milik mereka mampu terjual.
5.2 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Wanita yang Bekerja pada Usaha Lemang