lingkungan memegang peranan penting terhadap meningkatnya KNF Lo et al., 2004. Insiden yang tinggi juga ditemukan pada penduduk Eskimo di Alaska,
Greenland dan Tunisia sebanyak 15-20 kasus per 100.000 orang per tahun. Angka insiden sedang ditemukan pada daerah Afrika Utara dan Asia Tenggara Vietnam,
Indonesia, Thailand, Filipina yaitu antara 3-8 per 100.000tahun. Dan jarang terjadi pada negara Eropa dan Amerika Utara Chew, 1997; Khabir et al., 2005; Lin, 2006.
Di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 1998-2002 ditemukan 130 penderita KNF dari 1370 penderita baru onkologi kepala dan leher Lutan, 2003.
2.2.2 Etiologi
Penyebab dari karsinoma nasofaring adalah multifaktor yaitu genetik, faktor lingkunganadat kebiasaan dan infeksi virus Epstein-Barr VEB Ganguly, 2003;
Korcum et al., 2006
2.2.2.1 Faktor Genetik
Tingginya angka insiden KNF di daerah Cina Selatan, baik yang tinggal di Cina atau yang sudah bermigrasi, dan angka insiden sedang pada populasi
keturunan cina campuran, diduga mempunyai hubungan genetik dalam terjadinya karsinoma nasofaring. Telah dilaporkan bahwa Histocompatibility Locus Antigen
HLA yaitu HLA-A2 HLA-A0207 dan HLA-Bsin2 berhubungan dengan KNF pada orang Cina Selatan, tetapi jarang pada orang kulit putih. Dan telah diidentifikasi
bahwa terdapat kelainan pada beberapa kromosom, yaitu kromosom 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 22, dan kromosom X Lo et al., 2004; Lin, 2006.
Penelitian di bagian THT FKUIRSCM tahun 1997 didapatkan fenotip antigen HLA kelas 1, HLA-A24 dan HLA-B63 untuk kemungkinan faktor penyebab bagi orang
Indonesia asli. Chew, 1997; Ahmad, 2002; Cottrill and Nutting, 2003. Penelitian di Medan menemukan alel gen paling tinggi pada penderita KNF suku Batak adalah
alel gen HLA-DRB112 dan HLA-DQB0301 dimana alel gen yang potensial sebagai
Universitas Sumatera Utara
penyebab kerentanan timbulnya KNF pada suku Batak adalah alel gen HLA- DRB108 Delfitri M, 2007.
2.2.2.2 Lingkunganadat kebiasaan
Beberapa kebiasaanmakanan telah dilaporkan berhubungan dengan meningkatnya resiko dari KNF. Mengkomsumsi ikan asin dan makanan yang
diawetkan yang mengandung volatile nitrosamin, merupakan faktor karsinogenik yang penting yang berhubungan dengan KNF. Dan telah terbukti bahwa
mengkonsumsi ikan asin sejak anak-anak meningkatkan resiko KNF di Cina Selatan Ganguly, 2003; Lo et al., 2004; Can et al., 2005; Lin, 2006.
Clifford dan Bulbrook dalam penelitiannya yaitu orang Afrika, Kenya yang hidup dengan ventilasi rumah yang jelek dengan asap yang terperangkap di dalam
rumah, meningkatkan angka kejadian KNF. Mereka melaporkan asap yang berasal dari kayu bakar mengandung zat karsinogen yang akan terakumulasi pada dinding
nasofaring posterior dan lateral, dengan waktu terpapar sampai beberapa jam sehari selama bertahun-tahun Ganguly, 2003.
Juga telah dilaporkan orang yang mengkonsumsi rokok selama 10 tahun atau lebih mempunyai resiko yang tinggi terhadap KNF, tetapi paparan yang rendah
terhadap asap rokok sebagai perokok pasif dan mengkonsumsi alkohol bukan merupakan faktor resiko KNF Ganguly, 2003.
Penelitian yang dilakukan oleh Nolodewo, dkk di RS Dr. Kariadi Semarang menyatakan bahwa paparan formaldehid bentuk uap dan asap yang terhirup
berpengaruh paling besar terhadap kejadian KNF, keduanya terbukti secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian KNF Nolodewo,
Yuslam, Muyassaroh, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.3 Virus Epstein-Barr VEB