berinti banyak. Ditemukan sebanyak 95 pada semua kasus di daerah endemik, namun di populasi resiko rendah seperti populasi pada populasi kulit putih Amerika
Utara hanya ditemukan sebanyak 60 Witte and Neel, 1998. Kebanyakan kasus KNF yang terjadi pada anak-anak dan remaja adalah
tipe 3, sedikit kasus pada tipe 2. Secara histologik, KNF WHO tipe 2 dan 3 berhubungan dengan infeksi laten VEB sekitar 65-100 kasus dan pada WHO tipe 1
pada daerah endemis, tetapi tidak terdapat pada WHO tipe 1 terutama pada daerah nonendemis Lo et al., 2004; Brennan, 2006; Chou et al., 2008.
2.2.5 Diagnosis
Diagnosa KNF ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan histopatologi. Pemeriksaan histopatologi yaitu dengan melakukan biopsi massa pada nasofaring,
yang lebih baik dilakukan dengan bantuan nasofaringoskopi optik. Jika terdapat pembesaran kelenjar getah bening leher, maka dilakukan aspirasi jarum halus. Untuk
mengetahui letak tumor dan penyebarannya secara akurat, direkomendasikan untuk melakukan CT-Scan dan MRI nasofaring, dasar tengkorak dan leher. Foto rongten
toraks anteroposterior dan lateral untuk melihat penyebaran karsinoma nasofaring ke daerah paru. Skrining tulang, abdomen biasanya juga dilakukan jika hasil klinis
dan laboratorium menunjukkan adanya suatu metastase Brennan, 2006.
2.2.6 Stadium tumor
Terdapat beberapa cara untuk menentukan stadium KNF. Di beberapa negara Asia digunakan penentuan stadium yang dikemukakan oleh Ho pada tahun
1978 Ho’s system, sementara di Amerika dan Eropa lebih disukai penentuan stadium sesuai dengan kriteria yang ditetapkan AJCCUICC American Joint
Committee on Cancer International Union Against Cancer. Cara penentuan stadium KNF yang terbaru adalah menurut AJCCUICC edisi ke-6 tahun 2002, yaitu
Brennan, 2006 :
Universitas Sumatera Utara
Tumor di nasofaring T
Tx : Tumor primer tidak dapat ditemukan T0 : Tidak ditemukan adanya tumor primer
Tis : Carcinoma in situ T1 : Tumor terbatas di nasofaring
T2 : Tumor meluas ke jaringan lunak T2a : Tumor meluas sampai daerah orofaring danatau fossa nasalis tanpa
perluasan ke depan parafaring T2b : Dengan perluasan ke parafaring
T3 : Tumor menginvasi struktur tulang danatau sinus paranasal T4 : Tumor meluas ke intrakranial danatau mengenai saraf kranial, fossa
infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator
Kelenjar limfe regional N
Nx : Pembesaran KGB regional tidak dapat ditentukan N0 : Tidak ada pembesaran KGB regional
N1 : Metastasis ke KGB unilateral, ukuran ≤ 6 cm, terletak di atas fossa
supraklavikula N2 : Metastasis ke KGB bilateral, ukuran
≤ 6 cm, terletak di atas fossa supraklavikula
N3 : Metastasis ke KGB: N3a : Ukuran KGB 6 cm, di atas fossa supraklavikula
Universitas Sumatera Utara
N3b : Terletak pada fossa supraklavikula
Metastasis jauh M
Mx : Adanya metastasis jauh tidak dapat ditentukan M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Ada metastasis jauh
Stadium KNF
: Tis N0 M0
I :
T1 N0 M0 IIa
: T2a N0 M0
IIb :
T1-2a N1 M0, T2b N0-1 M0 III
: T1-2b N2 M0, T3 N0-2 M0
IVa :
T4 N0-2 M0 IVb
: Semua T N3 M0
IVc :
Semua T N0-3 M1
2.3 Virus Epstein-Barr VEB
Virus Epstein-Barr merupakan suatu virus gamma herpes yang mengandung DNA yang termasuk dalam keluarga herpes viridae yang
ditemukan oleh oleh Ied Tony Epstein dan Yvone Barr pada tahun 1964 Korcum et al., 2006. Virus ini dapat menginfeksi lebih dari 90 populasi dunia
Universitas Sumatera Utara