2.2.2.3 Virus Epstein-Barr VEB
Virus Epstein-Barr merupakan karsinogen yang menjadi penyebab beberapa keganasan pada manusia, termasuk KNF. Hubungan antara KNF dan VEB telah
diteliti pada beberapa studi seroepidemik dari berbagai negara. Mereka meneliti adanya DNA VEB persisten danatau virus determined nuclear antigen EBNA pada
sel-sel KNF. Henle dan Henle, pertama sekali menerangkan bahwa serum antibodi IgA yaitu virus capsid antigen VCA dan early antigen EA berhubungan signifikan
dengan KNF Ganguly, 2003; Lo et al., 2004. Infeksi laten VEB telah diidentifikasi pada sel-sel kanker pada semua kasus KNF pada daerah endemik. VEB genome
juga telah dideteksi pada karsinoma yang invasif dan pada lesi displasia Lo et al., 2004. Protein virus laten latent membrane protein 1 dan 2 memiliki efek yang
substansial pada ekspresi gen selular, menghasilkan pertumbuhan yang sangat invasif serta pertumbuhan ganas dari karsinoma Wei and Sham, 2005; Lutzky et al.,
2008.
2.2.3 Gejala Klinis
Keluhan penderita KNF berhubungan dengan lokasi tumor primer, derajat dan arah penyebarannya Soetjipto, 1989.
2.2.3.1 Gejala Dini
Menegakkan diagnosis KNF secara dini merupakan hal yang paling penting dalam menurunkan angka kematian akibat penyakit ini. Gejala dini berupa :
Gejala Telinga a. Oklusi tuba Eustachiuskataralis
Umumnya keluhan berupa rasa penuh di telinga, telinga berdengung tinitus, atau dengan gangguan pendengaran yang biasanya tuli konduktif dan
Universitas Sumatera Utara
bersifat unilateral. Gejala ini disebabkan karena pertumbuhan atau infiltrasi tumor primer pada otot tuba dan mengganggu mekanisme pembukaan ostia
tuba. Tuba oklusi dapat menjadi permanen, jika tumor menyebar dan menyumbat muara tuba.
b. Gangguan pendengaran Sering bersifat tuli konduktif dan unilateral. Gejala ini disebabkan karena
otitis media serosa akibat gangguan fungsi tuba. Tuli saraf mungkin terjadi pada penderita KNF tetapi sebagai efek radioterapi dan jarang akibat penyebaran
langsung tumor ke saraf VIII. c. Otitis media serosa sampai perforasi membran timpani
Penyebabnya adalah sumbatan muara tuba Eustachius oleh massa tumor.
d. Tinitus Sering dijumpai pada penderita KNF, dapat sangat mengganggu dan sulit
diobati. Gejala ini juga disebabkan akibat gangguan fungsi tuba. e. Otalgia
Gejala ini jarang ditemukan dan bila ada menunjukkan bahwa tumor telah menginfiltrasi daerah parafaring dan mengerosi dasar tengkorak. Rasa sakit di
telinga akibat infiltrasi pada saraf glossofaringeus yang mempunyai cabang saraf sensoris ke telinga tengah.
Gejala Hidung a. Epistaksis
Umumnya berupa ingus bercampur darah yang dapat terjadi berulang- ulang dan biasanya dalam jumlah sedikit. Gejala ini timbul akibat permukaan
tumor rapuh sehingga pada iritasi ringan dapat terjadi perdarahan.
Universitas Sumatera Utara
b. Obstruksi hidung Gejala ini biasanya menetap dan bertambah berat. Gejala ini akibat
pertumbuhan massa tumor menutupi koana. Gejala menyerupai pilek kronis, kadang-kadang disertai dengan gangguan penciuman. Bila terjadi obstruksi
hidung total menunjukkan stadium yang lanjut dari KNF.
2.2.3.2 Gejala Lanjut