Aspek Fisik Dampak yang Ditimbulkan dari Karies Gigi Anak

pada 2007, anak-anak pra-sekolah yang tidak melakukan penyikatan gigi dengan benar, berisiko tinggi untuk terkena karies. 27 e. Penyakit Sistemik Penelitian Bimstein di Florida pada tahun 2008 menemukan bahwa anak-anak dengan penyakit sistemik, umumnya mempunyai prevalensi nyeri gigi, plak, kalkulus serta karies yang tinggi dibanding anak-anak yang sehat. 28 Penyakit kongenital atau bawaan dapat menjadi indikasi peningkatan risiko karies. Anak-anak cacat tubuhmental memiliki koordinasi motorik yang kurang sehingga aktivitas oral higienenya juga terbatas. 29

2.6 Dampak yang Ditimbulkan dari Karies Gigi Anak

Karies gigi dapat menimbulkan berbagai masalah pada anak yang dapat berlanjut hingga anak mencapai usia dewasa. Dampak yang ditimbulkan dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan anak-anak dari segi fisik, emosi, mental dan juga kehidupan sosial. Umumnya karies gigi pada anak bisa mengakibatkan efek umum dan lokal yang serius untuk jangka waktu yang singkat maupun panjang. 30,34 Dampak yang bisa ditimbulkan antara lain :

1. Aspek Fisik

a. Nyeri dan infeksi Nyeri gigi merupakan efek yang paling cepat dan sering dialami akibat dari karies yang tidak dirawat. Nyeri ini dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan anak- anak dari segi fisik, emosi, mental dan juga kehidupan sosial. 18 Bahkan pada kasus yang ekstrim, karies juga dapat mengakibatkan kematian seperti yang terjadi di Washington pada tahun 2007, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun meninggal dunia akibat dari abses gigi Universitas Sumatera Utara yang dialaminya. 35 Selain dari nyeri, bakterimia yang disebabkan oleh karies yang tidak dirawat, sewaktu mengunyah makanan atau ketika menyikat gigi juga dapat terjadi. Keadaan ini diperparah dengan ketidakmampuan anak kecil yang belum dapat menyatakan dengan jelas rasa sakit yang mereka alami. 20,21 b. Kehilangan gigi prematur Pada keadaan seperti karies yang parah sehingga tidak dapat dilakukan lagi restorasi, atau adanya infeksi di periapikal atau interadikular yang tidak dapat disembuhkan, pencabutan gigi tersebut harus dilakukan untuk menghindari keadaan yang lebih parah. 32 Kehilangan dini gigi desidui dapat menyebabkan berbagai implikasi antara lain mengganggu pengunyahan dan penelanan makanan, kurangnya ruang untuk proses erupsi gigi permanen, lengkung rahang kurang berkembang, menyukarkan pengucapan katahuruf seperti huruf f, s, t serta dapat mempengaruhi estetis dan kepercayaan diri. 33,34 c. Masalah ortodontik Kehilangan atau ekstraksi gigi desidui pada anak kecil terutama pada kasus karies yang parah dapat menyebabkan lengkung rahang kurang berkembang, pergeseran gigi tetangga, tilting serta rotasi pada gigi. Keadaan tersebut dapat menyebabkan ruang yang tersisa untuk erupsi gigi permanen tidak mencukupi sehingga diperlukan perawatan ortodonti untuk membantu mengembalikan keadaan gigi dan rahang yang normal. 34,35 d. Perkembangan dan pertumbuhan tubuh kurang Anak yang mengalami karies pada umumnya mempunyai berat badan dan ukuran tinggi badan yang kurang daripada anak bebas karies. 16,30 Berdasarkan penelitian Acs di Universitas Sumatera Utara New York mengenai efek nursing caries, sebanyak 8,7 anak dengan karies didapati mempunyai berat badan kurang dari 80 berat ideal mereka dibanding 1,7 pada anak yang bebas karies p 0,002. 8 Di Taiwan, penelitian Tang pada tahun 2008 didapat bahwa, 41 anak dengan karies tinggi mengalami defisiensi anemi. Ini mungkin terjadi karena anak-anak tersebut tidak mengkonsumsi makanan mengandung zat besi yang adekuat seperti daging merah atau hasil ternak akibat fungsi pengunyahan yang terganggu. 36 e. Tidur terganggu Nyeri, infeksi atau kehilangan gigi prematur yang disebabkan oleh karies mengganggu aktivitas makan dan tidur, asupan makanan serta proses metabolik. Tidur yang terganggu dapat mempengaruhi produksi glukosteroid yang berperan dalam proses metabolisme tubuh. 6 Tidur yang terganggu terutama pada waktu malam hari akibat nyeri gigi dapat mengurangi konsentrasi anak ketika belajar serta kehilangan hari sekolah. 37 Hasil penelitian Susenas pada tahun 1998 didapati, dari 62,4 penduduk Indonesia yang menderita penyakit karies, sekitar 20-nya adalah anak usia sekolah dasar dan mereka merasa terganggu pekerjaansekolah karena sakit gigi dengan rata-rata 3,86 hari. 38

2. Aspek Psikologis