keadaan seperti ini, terjadi perkembangan enamel dan struktur yang tidak lengkap sehingga menambah retensi plak serta meningkatkan kolonisasi S. mutans pada gigi.
23
d. Waktu
Interaksi antara ketiga faktor tersebut selama suatu periode akan merangsang pembentukan karies, yang dimulai dengan munculnya white spots pada permukaan gigi
tanpa adanya kavitas akibat proses demineralisasi pada bagian enamel. Faktor waktu yang dimaksudkan adalah lamanya pemaparan gigi terhadap penyebab-penyebab di atas yang
menyebabkan terjadinya karies dan bervariasi pada setiap orang, diperkirakan antara 6-48 bulan.
21
2.5 Faktor Predisposisi
Selain keempat faktor di atas, terdapat juga faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan karies tetapi tidak berlaku kepada semua orang. Faktor-faktor risiko
tersebut adalah: a. Kebiasaan Makan
Menurut penelitian Azadevo di Brazil, anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan yang menyusu pada waktu malam, menggunakan botol susu pada waktu malam sebagai
pengganti dot serta pada waktu siang atas permintaannya, sering terjadi karies yang tinggi p0.001.
24
Semasa tidur, aliran saliva yang berkurang tidak efektif untuk menyingkirkan substrat yang lengket pada gigi. Anak-anak yang tidur dengan botol susu masih berada
dalam mulut, akan menyebabkan susu tergenang di sekitar gigi untuk waktu yang lama sehingga mengakibatkan terjadinya karies terutama jika diberi minuman manis atau susu
botol yang biasanya mengandung sukrosa.
25
Universitas Sumatera Utara
b. Tingkat Sosial Ekonomi Banyak penelitian yang telah menemukan hubungan antara tingkat sosial ekonomi
keluarga dengan prevalensi karies khususnya anak-anak pra-sekolah.
10
Menurut laporan US Department of Health and Human Services,
anak-anak dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah mengalami jumlah karies gigi dua kali lipat dan kecenderungan dua kali
lebih untuk tidak mendapatkan perawatan gigi dibanding anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi. Kemiskinan pada golongan minoritas juga meningkatkan risiko kesehatan
oral yang buruk.
26
c. Pendidikan dan Pengetahuan Orangtua
Anak-anak pra-sekolah umumnya tidak tahu dan belum mampu untuk menjaga kesehatan rongga mulut mereka, oleh karena itu orangtualah yang bertanggung jawab
untuk mendidik anak mereka dengan benar. Orangtua dengan tingkat pendidikan yang tinggi, didapati anak mereka mempunyai prevalensi karies serta skor rata-rata dmft yang
rendah. Penelitian Milgrom membuktikan bahwa ibu bukan saja bertindak sebagai reservoir bakteri kariogenik; tetapi pengetahuannya tentang gigi, perlakuan serta perawatan
umum terhadap anaknya juga merupakan faktor yang mempengaruhi risiko karies.
22
d. Oral Higiene Sudah terbukti bahwa kehadiran plak pada gigi merupakan faktor risiko utama
terjadinya karies. Beberapa penelitian melaporkan bahwa kebiasaan anak menyikat gigi, frekwensi menyikat serta penggunaan pasta gigi berfluor berhubungan dengan
pembentukan dan perkembangan karies.
22
Berdasarkan penelitian Chin-Man di Hong Kong
Universitas Sumatera Utara
pada 2007, anak-anak pra-sekolah yang tidak melakukan penyikatan gigi dengan benar, berisiko tinggi untuk terkena karies.
27
e. Penyakit Sistemik Penelitian Bimstein di Florida pada tahun 2008 menemukan bahwa anak-anak
dengan penyakit sistemik, umumnya mempunyai prevalensi nyeri gigi, plak, kalkulus serta karies yang tinggi dibanding anak-anak yang sehat.
28
Penyakit kongenital atau bawaan dapat menjadi indikasi peningkatan risiko karies. Anak-anak cacat tubuhmental memiliki
koordinasi motorik yang kurang sehingga aktivitas oral higienenya juga terbatas.
29
2.6 Dampak yang Ditimbulkan dari Karies Gigi Anak