New York mengenai efek nursing caries, sebanyak 8,7 anak dengan karies didapati mempunyai berat badan kurang dari 80 berat ideal mereka dibanding 1,7 pada anak
yang bebas karies p 0,002.
8
Di Taiwan, penelitian Tang pada tahun 2008 didapat bahwa, 41 anak dengan karies tinggi mengalami defisiensi anemi. Ini mungkin terjadi
karena anak-anak tersebut tidak mengkonsumsi makanan mengandung zat besi yang adekuat seperti daging merah atau hasil ternak akibat fungsi pengunyahan yang
terganggu.
36
e. Tidur terganggu
Nyeri, infeksi atau kehilangan gigi prematur yang disebabkan oleh karies mengganggu aktivitas makan dan tidur, asupan makanan serta proses metabolik. Tidur
yang terganggu dapat mempengaruhi produksi glukosteroid yang berperan dalam proses metabolisme tubuh.
6
Tidur yang terganggu terutama pada waktu malam hari akibat nyeri gigi dapat mengurangi konsentrasi anak ketika belajar serta kehilangan hari sekolah.
37
Hasil penelitian Susenas pada tahun 1998 didapati, dari 62,4 penduduk Indonesia yang menderita penyakit karies, sekitar 20-nya adalah anak usia sekolah dasar dan mereka
merasa terganggu pekerjaansekolah karena sakit gigi dengan rata-rata 3,86 hari.
38
2. Aspek Psikologis
a. Dental Fear dan Dental Anxiety
Orang tua seringkali membawa anak mereka pertama kali ke dokter gigi dalam keadaan sakit sehingga ini dapat memberi pengalaman yang negatif kepada anak-anak.
Penelitian Klingberg pada 2001 menyatakan bahwa banyak anak kecil merasakan kunjungan ke dokter gigi sebagai sebagai suatu masalah yang membebankan dan tidak
Universitas Sumatera Utara
disukai karena melibatkan orang yang tidak dikenali, seragam dokter gigi dan alat yang menakutkan, bunyi dan rasa obat yang tidak menyenangkan serta nyeri yang timbul
sewaktu perawatan. Pengalaman dental yang negatif ternyata dapat menyebabkan dental fear atau dental anxiety pada anak. Perasaan takut yang dialami ini dapat menyulitkan
perawatan terutama apabila anak cemas dan keadaan ini dapat berlanjut sehingga ke alam dewasa.
39
b. Kurang Kepercayaan Diri
Pada kasus karies yang parah, seringkali anak datang dengan hanya bagian akar gigi yang tersisa. Perasaan kurang percaya diri dapat timbul akibat dari penampilan karies dan
restorasi yang kurang estetis. Selain itu, anak-anak tersebut juga sering diejek karena penampilan akibat karies oleh keluarga atau teman-teman, sehingga dapat mengganggu
perilaku sosial anak. Penelitian Filstrup mengenai hubungan karies gigi pada anak dan kualitas hidup didapat bahwa, dari 69 orang anak dengan karies, 36 diejek karena gigi
dan 32-nya tidak merasa gembira dengan gigi dan senyuman mereka.
9
3. Aspek Perilaku
a. Masalah pengelolaan perilaku
Pengalaman nyeri sewaktu perawatan gigi pada usia anak-anak dilaporkan dapat meningkatkan risiko masalah pengelolaan perilaku dental.
34
Menurut Dahllof, banyak dokter gigi merasa tertekan sewaktu memberi anastesi lokal pada anak pra-sekolah
terutama dengan masalah perilaku dental sehingga pada kasus tertentu perawatan restoratif terpaksa dilakukan tanpa pemberian anastesi karena sikap anak yang tidak kooperatif.
Universitas Sumatera Utara
Anak-anak dengan masalah ini yang dirawat pada kasus darurat adalah sangat sukar karena anak terpaksa menjalani prosedur perawatan yang tidak nyaman dan menyakitkan.
39
b. Kurang perhatian terhadap perawatan dental
Pengalaman negatif atau takut yang dialami akibat perawatan gigi dapat menyebabkan anak melakukan penghindaran terhadap situasi yang berkaitan dengan gigi
sehingga dapat menurunkan kesehatan oral. Penelitian Milsom pada tahun 2003 mendapati pasien yang mengalami dental fear dan anak dengan masalah perilaku dental seringkali
tidak mendapat perawatan gigi yang sempurna.
39
4. Aspek Sosial