Respon Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan (Studi Deskriptif di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung)

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN (Studi Deskriptif di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung)

SKRIPSI Diajukan Oleh

RYANDIKO NAINGGOLAN 060901037

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung merupakan salah satu pusat kesehatan yang berada di daerah Tapanuli Utara yang mana rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit milik pemerintah daerah. Pelayanan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung tidak jauh berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh pusat kesehatan lainnya, baik itu pelayanan dalam bidang jasa. Seperti halnya dalam pelayanan infrastruktur, jaminan kesehatan seperti Jamkesmas, Askes, ataupun Jamkesmas dan pelayanan kesehatan lainnya. Rumah sakit sebagai unit usaha pelayanan kesehatan yang berfungsi sosial, namun harus dikelola secara profesional. Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah pelayanan yang mudah, murah, cepat, dan dengan prosedur yang tidak berbelit-belit. Rumah sakit pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam konsep perspektif mutu total (Perspectif Total Quality) dikatakan bahwa pasien merupakan penilai terakhir dari kualitas, sehingga kualitas dapat dijadikan salah satu senjata untuk mempertahankan pasien di masa yang akan datang.

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena yang terjadi pada objek penelitian melalui pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa Kuesioner, Observasi, dan Studi Kepustakaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 97 orang responden, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

Dari hasil penelitian di lapangan bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki masalah kesehatan terbantu untuk mengatasi masalah kesehatannya, hal ini tidak terlepas dari baiknya infrastruktur yang dimiliki serta pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan perlindungan-Nya yang begitu besar pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul : “RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN (STUDI DESKRIPTIF DI RUMAH SAKIT UMUM SWADANA DAERAH TARUTUNG)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan. Hal ini disebabkan keterbatan pengetahuan, pengalaman, dan materi penulis. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, kritikan, saran-saran, motivasi, serta dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. Badaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si., selaku Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Ilham Saladin, M.Sp., selaku Sekretaris Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si., selaku Dosen pembimbing penulis selama proses penyusunan skripsi yang telah banyak membimbing, memberikan waktu, tenaga, dan sumbangan pemikiran dalam memberikan saran dan kritik serta mengevaluasi sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya dosen yang mengajar mata kuliah di Departemen Sosiologi, atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

6. Bapak dr. Ladingan V. Sianipar, M.Kes., selaku Direktur Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung yang telah membantu dan memberikan izin penelitian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh staf pegawai Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung terkhusus buat kakak Bintang Y.T. Lumbantobing, kakak boru Nainggolan, dan kakak Hanna Panggabean yang telah membantu penulis. 8. Secara khusus dan teristimewa kepada kedua orangtuaku yang tersayang

Ayahanda Marudut T. Nainggolan, dan Ibunda Raya Sinaga yang telah membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang serta selalu memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini

9. Kepada kakak-kakakku Hastaty Nainggolan dan Juita Fredika Nainggolan, serta abang-abangku Razes Mangiring Nainggolan dan Robby Fernando Nainggolan atas dukungan dan doanya yang senantiasa memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

10. Teman-teman saya stambuk 2006 (FORKAS) yang sama-sama berjuang dalam meraih mimpi.

11. Rekan-rekan seperjuangan penulis : Dila, Irma Suryani Nainggolan, Fitria (Bebek), Candra Simarmata, Khalil Gibran, Erik Pasaribu, Prabu Tamba, Masyandi, Zulfadli Alkudus, Herbin Martin , Asmawati, Jhon A. Sitio yang telah menjadi teman buang suntuk.

12. Senior-senior penulis : Porta 03, Bastian 03, Rizky Alfarizi (Cecep) 03, Alex 03, Fery 03, Ferdinan 03, Herman Tobing 03, Hardi 03, Magdalena 03, Okto Gultom 04, Citra Siregar 04, Frengklin Sitohang (Gattuso) 05, Benni Lumban Gaol 05, Fridolin Tobing 05, Lodewik 05, Spombob 05 dan junior-junior penulis : 2007-2012 dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya yang telah memberikan bantuan moral, motivasi dan dorongan yang membangun.

13. Teman-teman UKM Sepak Bola Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

14. Seluruh Responden penelitian penulis yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian, dan penulis dapat menyusun laporan penelitian yang berbentuk skripsi ini.

15. Sahabat-sahabat penulis : GEMA ANDESWA, BINTANG 5 FC, Kos Berdikari 84 b, Kos 756/540, dan Alumni SMA 2 HKBP Stambuk 2006 yang memberikan dukungan dan menjadi tempat penulis dalam meluangkan hari-harinya dengan penuh canda dan tawa.


(6)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dengan segala keterbatasan dan kemampuan penulis miliki. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun sangat penulis hargai. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk semua kalangan. Akhir kata penulis banyak mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2013


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Hipotesis ... 6

1.6 Defenisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Respon ... 8

2.2 Teori Persepsi ... 10

2.3 Teori sistem ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4.1 Kuesioner ... 26

3.4.2 Observasi... 26

3.4.3 Studi Kepustakan ... 26


(8)

3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 27

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 29

4.2 Tujuan dan Sasaran Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 32

4.3 Kedudukan, Tugas, Fungsi, Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 33

4.3.1 Kedudukan ... 33

4.3.2 Tugas ... 34

4.3.3. Fungsi ... 34

4.3.4 Visi dan Misi ... 35

4.4 Lokasi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 35

4.5 Komposisi Bangunan, Sarana dan Prasarana ... 36

4.6 Fasilitas Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 36

4.6.1 Peralatan Medis ... 36

4.6.2 Peralatan Non-Medis ... 37

4.6.3 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 38

4.7 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 40

4.7.1 Uraian Tugas Masing-Masing Jabatan ... 41

4.8 Karakteristik Responden... 52

4.8.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

4.8.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 53

4.8.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 53

4.8.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54

4.9 Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung... 55

4.9.1 Kedisiplinan Karyawan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Baik ... 55


(9)

4.9.2 Keberadaan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Penting dalam membantu mengatasi masalah kesehatan masyarakat di sekitar Daerah

Tarutung... ... 56 4.9.3 Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Dapat Meningkatkan Kesehatan ... 56 4.9.4 Konsultasi Pasien Ke Rumah Sakit Umum Swadana Daerah

Tarutung Memuaskan ... 57 4.9.5 Pelayanan Apotek Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Memuaskan ... 58 4.9.6 Promosi Pengobatan Gratis Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Memuaskan ... 59 4.9.7 Biaya Berobat Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Terjangkau ... 60 4.9.8 Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Memberikan Keselamatan Terhadap Pasien ... 61 4.9.9 Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Melayani Pasien Dengan Menggunakan

Layanan Askes, Jamkesmas ... 62 4.9.10 Dokter Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah

Tarutung Profesional ... 62 4.9.11 Perawat Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah

Tarutung Profesional ... 63 4.9.12 Jam Bertamu Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Sesuai Dengan Yang Diharapkan Masyarakat ... 64 4.9.13 Alat-alat Medis Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah

Tarutung Memadai ... 65 4.9.14 Kebersihan Di Rumah Sakit Umum Swadana


(10)

4.9.15 Makanan Yang Disediakan Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Memiliki Gizi yang Baik ... 66 4.9.16 Keamanan Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Terjamin ... 67 4.9.17 Pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan, Gawat Darurat Terjamin ... 68 4.9.18 Obat-obat Yang Diberikan Oleh Pihak Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Sudah Memenuhi Standar BPOM

(Badan Pengawas Obat dan Makanan) ... 68 4.9.19 Fasilitas Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Sangat Memdai ... 69 4.9.20 Petugas Kesehatan Harus Melayani Pasiennya Dengan Baik ... 70 4.10 Respon Masyarakat tentang Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung ... 70 4.10.1 Merasa Puas Berobat Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung ... 71 4.10.2 Merasa Adanya PerubahanKearah Yang Lebih Baik

Ketika Berobat Ke Rumah Sakit Umum Swadana Daerah

Tarutung ... 71 4.10.3 Bercerita Tentang Kemudahan Berobat Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Kepada Tetangga Dan Keluarga ... 72 4.10.4 Ketika sakit Akan Berobat Lagi Ke

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 73 4.10.5 Melakukan Anjuran Dokter Dari Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Untuk Kesehatan ... 74 4.10.6 Keluhan Yang Dirasakan Pasien Ditanggapi

Oleh Pihak Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 75 4.10.7 Sering Membeli Obat Dari Apotek


(11)

4.10.8 Merasa Nyaman Ketika Dirawat Inap

Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 76 4.10.9 Merasa Nyaman Ketika Dirawat Jalan

Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 77 4.10.10 Merasakan Adanya Perubahan Ketika Mengkonsumsi Obat

Yang Dianjurkan Oleh Dokter

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 78 4.10.11 Merasa Puas Dengan Keramahan Petugas kesehatan

Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 79 4.10.12 Biaya Administrasi Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Terjangkau... 80 4.10.13 Masyarakat Tarutung Terbantu Dengan Adanya

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 81 4.10.14 Keberadaan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Sangat Penting ... 82 4.10.15 Sering Melakukan Check up (Konsultasi) Ke

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 83 4.10.16 Berobat Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Tidak Ada Pengecualian (Diskriminasa)

Dari Segi Status Sosial Maupun Ekonomi ... 84 4.10.17 Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Mempermudah Masyarakat Untuk Mendapatkan

Pelayanan Kesehatan ... 84 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 86 5.2 Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 6 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 28

Tabel 4. 1Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4. 2 Status Pendidikan Terakhir ... 53

Tabel 4. 3 Agama Yang Dianut Masyarakat ... 54

Tabel 4. 4 Jenis Pekerjaan ... 54

Tabel 4. 5 Kedisiplinan Karyawan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Baik ... 55

Tabel 4. 6 Keberadaan Rumah Sakit Umum Tarutung Penting Dalam Membantu Mengatasi Masalah Kesehatan di Sekitar Daerah Tarutung ... 56

Tabel 4. 7 Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Dapat Meningkatkan Kesehatan ... 57

Tabel 4. 8 KonsulTasi Pasien Ke Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Memuaskan ... 58

Tabel 4. 9 Pelayanan Apotek Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Memuaskan ... 59

Tabel 4.10 Promosi Pengobatan Gratis Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Memuaskan ... 60

Tabel 4.11 Biaya Berobat Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Terjangkau ... 60

Tabel 4.12 Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Memberikan Jaminan Keselamatan Terhadap Pasien ... 61


(13)

Tabel 4.13 Rumah Sakit Umum Swdana Daerah Tarutung Melayani Pasien Dengan Menggunakan Layanan

Kartu Askes, Jamkesmas ... 62 Tabel 4.14 Dokter Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Profesional ... 63 Tabel 4.15 Perawat Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Profesional ... 63 Tabel 4.16 Jam Bertamu Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah

Tarutung Sesuai Dengan Yang Diharapkan Masyarakat ... 64 Tabel 4.17 Alat-alat Medis Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Memadai ... 65 Tabel 4.18 Kebersihan Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Terjaga ... 66 Tabel 4.19 Makanan Yang Disediakan Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Memiliki Standart Gizi Yang Baik ... 66 Tabel 4.20 Keamanan Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Terjamin ... 67 Tabel 4.21 Pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan dan Gawat Darurat Terjamin ... 68 Tabel 4.22 Obat-obat Yang Diberikan Oleh Pihak Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Sudah Memenuhi Standar

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) ... 69 Tabel 4.23 Fasilitas Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Sangat Memadai ... 69 Tabel 4.24 Petugas Kesehatan Harus Melayani pasiennya Dengan Baik ... 70


(14)

Tabel 4.25 Merasa Puas Berobat Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung ... 71 Tabel 4.26 Merasa Adanya Perubahan Kearah Yang Lebih Baik Ketika Berobat

Ke Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 72 Tabel 4.27 Bercerita Tentang Kemudahan Berobat Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung Kepada Keluarga dan Tetangga ... 73 Tabel 4.28 Ketika Sakit Akan Berobat Lagi Kerumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung ... 73 Tabel 4.29 Melakukan Anjuran Dokter Dari Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Untuk Kesehatannya ... 74 Tabel 4.30 Keluhan Yang Dirasakan Pasien Ditanggapi Oleh Pihak

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ... 75 Tabel 4.31 Sering membeli Obat Dari Apotek Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung ... 76 Tabel 4.32 Merasa Nyaman Ketika Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung ... 77 Tabel 4.33 Merasa Nyaman Ketika Dirawat Jalan Di Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung ... 78 Tabel 4.34 Merasakan Adanya Perubahan Ketika Mengkonsumsi Obat Yang

Dianjurkan Oleh Dokter Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung ... 79 Tabel 4.35 Merasa Puas Dengan Keramahan Petugas Kesehatan Di Rumah Sakit

Umum Swadana Daerah Tarutung ... 80 Ttabel 4.36 Biaya Administrasi Di Rumah Sakit Umum Swadana


(15)

Tabel 4.37 Masyarakat Tarutung Terbantu Dengan Adanya Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung ... 82 Tabel 4.38 Keberadaan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Sangat Penting ... 82 Tabel 4.39 Sering Melakukan Check Up (Konsultasi) Ke Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah Tarutung ... 83 Tabel 4.40 Berobat Di Rumah Sakit Umum Swadana

Daerah Tarutung Tidak Ada Pengecualian (Diskriminasi)

Dari Segi Starus sosial Maupun Ekonomi ... 84 Tabel 4.41 Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Mempermudah


(16)

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung merupakan salah satu pusat kesehatan yang berada di daerah Tapanuli Utara yang mana rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit milik pemerintah daerah. Pelayanan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung tidak jauh berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh pusat kesehatan lainnya, baik itu pelayanan dalam bidang jasa. Seperti halnya dalam pelayanan infrastruktur, jaminan kesehatan seperti Jamkesmas, Askes, ataupun Jamkesmas dan pelayanan kesehatan lainnya. Rumah sakit sebagai unit usaha pelayanan kesehatan yang berfungsi sosial, namun harus dikelola secara profesional. Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah pelayanan yang mudah, murah, cepat, dan dengan prosedur yang tidak berbelit-belit. Rumah sakit pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam konsep perspektif mutu total (Perspectif Total Quality) dikatakan bahwa pasien merupakan penilai terakhir dari kualitas, sehingga kualitas dapat dijadikan salah satu senjata untuk mempertahankan pasien di masa yang akan datang.

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena yang terjadi pada objek penelitian melalui pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa Kuesioner, Observasi, dan Studi Kepustakaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 97 orang responden, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

Dari hasil penelitian di lapangan bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki masalah kesehatan terbantu untuk mengatasi masalah kesehatannya, hal ini tidak terlepas dari baiknya infrastruktur yang dimiliki serta pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat. Kesehatan bagi masyarakat menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar karena menyangkut hidup masyarakat di masa yang akan datang. Hal ini berarti hidup masyarakat dimasa yang akan datang salah satunya dipengaruhi oleh faktor kesehatan dimasa kini. Karena itu masyarakat akan semakin menuntut tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret pelayanan publik. Sehat adalah hak azasi setiap manusia. Kesehatan merupakan sebuah investasi bagi negara, dalam artian hanya manusia yang sehat yang baik jasmani dan rohani saja yang dapat melakukan pembangunan kelak dan untuk dapat mewujudkan tujuan nasional diperlukan tenaga sumber daya manusia yang tangguh, mandiri, dan berkualitas. Hal ini sangat diperlukan untuk menghadapi era globalisasi, karena penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program pembangunan tetapi juga meningkatkan produktifitas dan meningkatkan dan meningkatakan pendapatan.

Salah satu permasalahan kependudukan terbesar yang dihadapi pemerintah hingga saat ini adalah permasalahan kesehatan (Human Healt). Dampak dari permasalahan ini bukan hanya dihadapi oleh bangsa Indonesia semata, namun permasalahan kesehatan ini telah menjadi isu global.

Masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia didasarkan pada dua aspek utama yaitu, aspek fisik seperti


(18)

misalnya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua adalah aspek non fisik yang menyangkut masalah kesehatan. Pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan yang mudah, murah, cepat, dan dengan prosedur yang tidak berbelit-belit. Masyarakat mengharapkan agar kiranya pelayanan yang diberikan lebih baik dan tidak memandang dari sudut pandang baik status sosial ataupun kelas-kelas tertentu.

Menurut keputusan menteri kesehatan RI No. 1 Tahun 2002 Bab 11 Pasal 2 Ayat 2 tentang susunan Organisasi Tata Kerja Rumah Sakit Umum bahwa Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain adalah kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan yang prima. Seseorang yang menderita sakit biasanya akan berusaha untuk mengatasi dan mengobati penyakit yang dideritanya hingga sembuh. Seseorang dalam mencapai kesembuhan yang diharapkannya terkadang membutuhkan bantuan dari pihak lain dalam hal ini adalah rumah sakit. Keadaan ini membuat rumah sakit perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam hal ini adalah pasien yang akan menggunakan jasa rumah sakit sehingga dapat merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan (Azwar, 1996).

Perkembangan rumah sakit di Indonesia terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Jika dahulu rumah sakit hanya didirikan oleh badan-badan keagamaan, sosial ataupun pemerintah (non-profit oriented), sekarang banyak


(19)

didirikan oleh berbagai badan usaha swasta yang usahanya berorientasi pada laba (profit oriented).

Rumah sakit sebagai unit usaha pelayanan kesehatan yang berfungsi sosial, namun harus dikelola secara profesional. Untuk memperoleh keunggulan daya saing dalam skala global, rumah sakit dituntut mampu menyajikan pelayanan yang berkualitas dengan harga yang wajar dan bersaing, hal ini bisa dikatakan bahwa kunci pokok untuk meningkatkan daya saing industri jasa pelayanan kesehatan adalah kualitas pelayanan. Dengan tujuan untuk tercapainya kepuasan pelanggan yang secara tidak langsung bisa menguatkan loyalitas pelanggan. Perkembangan ini tercermin pada perubahan fungsi klasik rumah sakit yaitu pada awalnya rumah sakit hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan terhadap pasien melalui rawat inap. Karena kemajuan ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran fungsi rumah sakit bertambah menjadi bersifat pemulihan. Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (Promotif) dan pencegahan (Preventif).

diakses tanggal 20 oktober 2012 pukul 12.00 wib)

Rumah sakit pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam konsep perspektif mutu total (Perspectif Total Quality) dikatakan bahwa pasien merupakan penilai terakhir dari kualitas, sehingga kualitas dapat dijadikan salah satu senjata untuk mempertahankan pasien di masa yang akan datang. Kualitas pelayanan sangat penting dalam meningkatkan kepuasan pasien dan dengan sendirinya akan menumbuhkan citra rumah sakit tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia, hasil yang


(20)

diperoleh menunjukkan bahwa kualitas pelayanan di Rumah Sakit baik pelayanan keperawatan maupun pelayanan tenaga spesialis masih rendah (Notoadmojo, 2003).

Sementara itu berbagai sarana pelayanan yang dikelola oleh sektor lain di luar kesehatan, termasuk yang dikelola oleh TNI/POLRI dan BUMN, sekalipun telah memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan kesehatan, namun dalam kenyataannya belum sepenuhnya merupakan bagian integral dari upaya kesehatan secara keseluruhan. Potensi pelayanan kesehatan swasta dan upaya kesehatan berbasis masyarakat yang semakin meningkat, belum didayagunakan sebagaimana mestinya. Sementara itu keterlibatan dinas kesehatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan keterkaitannya dengan pelayanan rumah sakit sebagai sarana pelayanan rujukan masih dirasakan sangat kurang (Depkes RI, 2004).

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dapat dilakukan dari berbagai aspek pelayanan seperti peningkatan kualitas fasilitas kesehatan, peningkatan kualitas profesionalisme sumber daya manusia dan peningkatan kualitas manajemen rumah sakit. Pelayanan yang berkualitas harus dijaga dengan melakukan pengukuran secara terus menerus, agar diketahui kelemahan dan kekurangan dari jasa pelayanan yang diberikan, dan dibuat tindak lanjut sesuai dengan perioritas permasalahannya (Azwar, 1996).

Dahulu Rumah Sakit itu hanya untuk menyembuhkan pasien, namun pada saat ini fungsinya telah berkembang menjadi suatu pelayanan kesehatan tempat orang melakukan konsultasi (chek up), ronsen, dan kebutuhan kesehatan lainnya. Dengan munculnya kebutuhan akan kesinambungan pelayanan serta


(21)

perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, maka fungsi Rumah Sakit pada saat ini telah mencakup pendidikan dan penelitian.

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung merupakan salah satu pusat kesehatan yang berada di daerah Tapanuli Utara yang dimana rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit milik pemerintah daerah. Pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung tidak jauh beda dengan pelayanan yang diberikan oleh pusat kesehatan lainnya, baik itu pelayanan dalam bidang jasa, seperti halnya dalam pelayanan infrastruktur, jaminan kesehatan seperti Jamsostek, askes, ataupun Jamkesmas dan pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya.

Di daerah kabupaten Tapanuli Utara terdapat satu-satunya Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung. Masyarakat sebagian besar dan pada umumnya melakukan pengobatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ini. Disamping tempatnya yang strategis, tidak jauh dari daerah-daerah kecamatan, rumah sakit ini juga hanya satu-satunya di Tarutung. maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Respon Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan (Studi Deskriptif Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung)”.

1.2. Perumusan masalah

Dari uraian diatas yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana respon masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung?”


(22)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

“Untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung”.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan dalam rumah sakit.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur

kajian terhadap pengembangan ilmu sosiologi. Sekaligus menjadi acuan bagi penelitian berikutnya khususnya kajian yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.

1.5. Hipotesis

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diajukan keberlakuannya atau merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian (prasetio, 2005: 1976). Maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh Respon Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

Ha : Ada pengaruh Respon Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.


(23)

1.6. Defenisi Operasional

Konsep adalah unsur penting dalam suatu penelitian. Konsep merupakan defenisi yang dipakai oleh para peneliti dalam menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alami. Menurut R. K. Merton, konsep adalah defenisi dari apa yang perlu diamati. Konsep merupakan variabel-variabel dimana kita menentukan adanya hubungan empiris.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kerangka konseptual adalah rangkaian pengertian logis, yang dipakai untuk menentukan jalan pemikiran dalam penelitian guna memperoleh permasalahan yang tepat. Adapun konsep-konsep penting dalam penelitian ini adalah :

1. Respon adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. 2. Masyarakat adalah organisasi hidup (kumpulan manusia) dimana

mengalami perubahan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda-beda tetapi saling mendukung (Spencer, 1985), yang dalam penelitian ini adalah masyarakat atau pasien yang ada di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung. 3. Rumah sakit adalah tempat orang-orang yang sakit untuk berobat. Dalam

hal ini adalah Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

4. Pelayanan adalah bidang usaha yang dikelola pemerintah dan diajukan untuk melayani kepentingan masyarakat yang mempunyai fungsi sosial tanpa berorientasi pada aspek keuntungan.

5. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, keluarga, kelompok, dan atau pun masyarakat.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Respon

Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesan saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Defenisi tanggapan ialah gambaran ingatan dari pengamatan (Kartono, 1990). Dalam hal ini untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikap,dan partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu ransangan tertentu. Respon juga diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.

Melihat seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu. Maka, akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan dan prasangka, prapemahaman yang mendeteil, ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui, yaitu :

1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka


(25)

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objektif, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu.

Ada dua jenis variabel yang dapat mempengaruhi respon, yaitu :

1. Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik 2. Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat pada diri sipengamat,

misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (Cruthefield, dalam sarwono, 1991).

Dalam Dollard dan Miller mengemukakan bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu terikat dengan kata-kata, dan oleh karena itu, ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hirarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media srtategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut berbentuk respon positif atau negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon.

Menurut Hunt (1962) orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani


(26)

representasi fenomenal dari keadaan diluar individu, lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon (Adi, 2000).

2.2. Teori Persepsi

Persepsi menurut MacMahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensori information). Sedangkan menurut Morgan, King dan Robinson menunjuk pada bagian kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat juga didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dialami manusia.

Aspek-aspek Persepsi

Menurut Walgito (2002), penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna, ada aspek-aspek dalam dunia persepsi diantaranya adalah :

a. Sensor sel dasar

Rangsang yang diterima harus sesuai dengan mobilitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensori dasar dari masing-masing indera cahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman, suhu untuk perasa, bunyi untuk pendengaran dan sifat permukaan bagi peraba (Walgito, 2002).


(27)

Dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang). Kita dapat menyatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, depan dan belakang (Walgito, 2002).

c. Dimensi waktu

Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu seperti cepat, lambat, tua dan muda (Walgito, 2002).

d. Konteks

Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu. Kita melihat meja tidak berdiri sendiri tetapi dalam ruang tertentu di saat tertentu, letak atau posisi tertentu (Walgito, 2002).

e. Tujuan

Dunia persepsi merupakan dunia penuh arti, kita cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungan dengan diri kita (Walgito, 2002).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Siagian (1995), dalam bukunya yang berjudul ”Teori Motivasi dan Aplikasinya” secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi seseorang yaitu : Faktor internal dan eksternal.

1. Faktor eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu yang meliputi :


(28)

Objek ini akan menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa orang, benda atau peristiwa, dan objek yang sudah dikenali tersebut akan menjadi sebuah stimulus.

b. Faktor situasi

Situasi merupakan keadaan dimana, keadaan tersebut dapat menimbulkan sebuah persepsi.

2. Sedangkan faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dalam diri individu (Niven, 2002). Diantara faktor internal tersebut adalah :

a. Motif

Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.

b. Minat

Minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau objek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera.

c. Harapan

Harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek mengenai hal yang disukai dan diharapkan.

d. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek, sikap dapat menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.


(29)

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

f. Pengalaman

Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri oleh seseorang akan lebih kuat dan sulit di lupakan dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain.

Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Niven (2002), dalam bukunya ”Psikologis Kesehatan Pengantar Untuk Perawat Profesional” proses terjadinya persepsi dimulai dari :

1. Tahap penerimaan rangsangan yang ditentukan oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar manusia itu sendiri yang meliputi :

a. Faktor lingkungan yaitu ekonomi, sosial politik.

b. Faktor konsepsi yaitu pendapat dari teori seseorang tentang manusia dengan segala tindakannya.

c. Faktor yang berkaitan dengan dorongan dan tujuan seseorang untuk menafsirkan suatu rangsangan.

d. Faktor pengalaman masa lalu atau latar belakang kehidupan, akan menentukan kepribadian seseorang.

2. Proses seleksi dilakukan karena keterbatasan manusia dalam menerima rangsangan.


(30)

3. Proses penutupan

Proses ini terjadi karena keterbatasan tingkat kemampuan seseorang dalam menerima rangsangan kemudian kekurangan informasi ditutupi dengan pengalamannya sendiri.

Menurut David Krech dan Ricard Crutcfield dalam Jalaludin Rahmat (2003), membagi faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu : faktor fungsional dan faktor struktural.

a. Faktor Fungsional

Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.

b. Faktor Struktural

Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori Gestalt bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah tetapi memandangnya dalam hubungan keseluruhan.

Tertarik tidaknya individu untuk memperhatikan stimulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal (kebiasaan, minat, emosi dan keadaan biologis) dan faktor eksternal (intensitas, gerakan, dan pengulangan stimulus).

Pasien atau konsumen sendiri tidak dapat menilai mutu pelayanan yang diperoleh secara teknik medik, karenanya mereka akan menilai dari persepsi sosial mereka atas atribut-atribut pelayanan tersebut. Penilaian dari sudut pandang


(31)

pasien yaitu realitas persepsi pasien tentang mutu pelayanan yang diterima dan tercapainya kepuasan pasien, sedang dari sudut manajemen adalah terciptanya pelayanan medik yang tepat atau wajar. Persepsi pasien akan dipengaruhi oleh kepribadiannya, budaya, pendidikan, kejadian sebelumnya yang mirip dengan keadaan ini, hal-hal positif dan negatif lainnya serta tingkatan umum yang sering dijumpai pada saat melakukan intervensi di lingkungan rumah sakit. Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Stimulus dapat berupa sesuatu yang ditangkap oleh alat indera, seperti produk, iklan, harga, pelayanan dan lain-lain (Wulandari, 2008).

Beberapa pengertian persepsi antara lain (Trimurthy, 2008) :

a. Persepsi menurut kamus umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya atau menerima langsung/tanggapan dari suatu resapan.

b. Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.

c. Persepsi merupakan suatu proses dimana individu melakukan pengorganisasian terhadap stimulus yang diterima kemudian dinterpretasikan, sehingga seseorang dapat menyadari dan mengerti tentang apa yang diterima dan hal ini dipengaruhi pula oleh pengalaman-pengalaman yang ada pada diri yang bersangkutan


(32)

d. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menyimpulkan pesan.

Menurut Walgito (2002), persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated

dalam diri individu.

Dengan demikian, persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada diluar maupun dalam diri individu (Trimurthy, 2008).

Pada umumnya manusia mempersepsikan suatu objek berdasarkan kaca matanya sendiri, yang diwarnai oleh nilai dan pengalamannya. Notoatmodjo (2003), mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati terhadap objek yang sama.

Persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan dipengaruhi oleh harapan terhadap pelayanan yang diinginkan. Harapan ini dibentuk oleh apa yang konsumen dengar dari konsumen lain dari mulut ke mulut, kebutuhan pasien, pengalaman masa lalu dan pengaruh komunikasi eksternal. Pelayanan yang diterima dari harapan yang ada mempengaruhi konsumen terhadap kualitas pelayanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan : a. Kebutuhan dan keinginan.


(33)

b. Pengalaman masa lalu dan dari teman.

c. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan (Mubarak dan Chayatin, 2009).

2.3. Teori Sistem

Teori sistem menurut para ahli :

1. L J James Heavy

Menurut L. Jame Heavy yaitu prosedur logis emosional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai kesatuan dalam usaha mencapai suatu usaha yang telah ditentukan.

2. John Mc. Manama

Menurut John Mc. Manama yaitu struktur konseptual yang tersusun dari fungsi yang saling berhubungan dan bekerja serta sebagai organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien.

3. C.W. Churchman

Menurut Churchman yaitu seperangkat bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.

4. J.C. Higgins

Menurut J.C. Higgins yaitu separangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.


(34)

Menurut Edgard Huse dan James L. Bowdigct yaitu suatu seri dan rangkaian bagian yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga berinteraksi dan saling berpengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa :

Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.

Karakter Sistem ada 8 yaitu :

1. Komponen atau elemen 2. Batas sistem

3. Lingkungan luar sistem 4. Penghubung sistem/ Intervoce 5. Masukan / Input

6. Pengolah / Proses 7. Keluaran (output)

8. Sasaran (Obyektif) / Tujuan Sistem Pelayanan Kesehatan

Adalah suatu sistem dimana pelayanan kesehatan esensial dapat diperoleh dengan mudah secara universal bagi individu dan keluarga dalam komunitas tertentu yang disediakan bagi mereka mereka melalui partisipsi penuh dari mereka sendiri dan dilaksanakan dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat-masyarakat dan pemerintah daerah. Berdasarkan tulisan/pendapat diatas maka yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan adalah suatu


(35)

komponen/elemen yang didalamnya terdiri dari subsistem dan subsistem keputusan yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yaitu kesehatan.

Bagian-bagian Sistem Pelayanan Kesehatan antara lain :

1. Sistem Pelayanan Primer

Perawatan primer merupakan kontak awal yang dibuat oleh klien dengan suatu episode penyakit yang memerlukan serangkaian, tindakan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang aktual maupun potensial primer antara lain: ahli penyakit dalam, ahli penyakit anak, ahli kandungn dan perawat praktisi.

Tempat-tempat pemberian pelayanan primer antara lain:

a. Klinik yang dikelola oleh perawat

b. Tempat praktek dokter dan sekolah

c. Tempat pelayanan kerja

Contoh pelayanan primer yaitu :

a. Pelayanan Prenatal

b. Pelayanan Bayi Sehat

c. Konsultasi Gizi

d. Keluarga Berencana (KB)

e. Kelas Olahraga


(36)

Kegiatan penyuluhan kesehatan/ kegiatan yang mengurangi timbulnya penyakit.

2. Sistem Pelayanan Sekunder

Perawatan sekunder yaitu mencakup pemberian medis khusus oleh dokter spesialis atau oleh rumah sakit yang dirujuk oleh dokter pelayanan primer.

Contoh pelayanan sekunder akut :

a. Pelayanan gawat darurat b. Pelayanan bedah medis akut c. Pemeriksaan radiologis Pencegahan Sekunder

Diagnosis dini dan pengobatan penyakit (seperti skrining hipertensi).

3. Sistem Pelayanan Tersier

Perawatan tesier yaitu suatu tingkat perawatan yan memerlukan spesialisasi dan teknik yang timbul untuk menentukan diagnosa dan mengobati masalah kesehatan yang rumit atau masalah kesehatan yang tidak biasa terjadi.

Contoh Pelayanan tersier :

a. Perawatan sub akut b. Perawatan intensif Pencegahan Tersier :


(37)

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit diselenggarakan berazaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti-diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

Pengaturan penyelenggaraan rumah sakit bertujuan, yaitu :

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan Rumah Sakit. d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit (UU RI No. 44, Tahun 2009). Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan selama 24 jam melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat/rawat darurat dan pelayanan tindakan medik serta dapat sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan sarana penelitian. Rumah Sakit juga merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang (Dinkes Aceh, 2009).

Pembangunan di Rumah Sakit bertujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara


(38)

kegiatan-kegiatan perencanaan, penggerakan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan.

Dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit, penyelenggaraannya harus memperhatikan standar yang disesuaikan dengan kelas/tipe rumah sakit yaitu: (Dinkes Prov. NAD, 2008).

1. Standar Manajemen

Rumah Sakit merupakan bagian dari jejaring pelayanan kesehatan untuk mencapai indikator kinerja kesehatan yang ditetapkan daerah. Oleh karena itu, rumah sakit harus mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan fungsional dengan dinas kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.

2. Standar Pelayanan

a. Pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik :

1. Pelayanan medik spesialistik 4 dasar: Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan dan Kandungan serta Kesehatan Anak.

2. Pelayanan medik spesialistik lainnya: Mata, Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT), Kulit dan Kelamin, Kesehatan Jiwa, Syaraf, Gigi dan Mulut, Jantung, Paru, Bedah Syaraf, Orthopedi.

3. Pelayanan medik sub spesialistik.

b. Pelayanan medik umum yang tidak tertampung oleh pelayanan medik spesialistik yang ada.

c. Pelayanan penunjang medik: Radiologi, Laboratorium, Anestesi, Gizi, Farmasi, Rehabilitasi medik.


(39)

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi objek penelitian melalui teknik pengumpulan data (Moleong, 2006). Pendekatan deskriptif yang bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung yang terletak di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Alasan peneliti memilih daerah ini dikarenakan lokasi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung ini berdekatan dengan daerah asal peneliti sehingga dapat memberikan kemudahan dalam proses pengumpulan data.

3.3. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwa-peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1995). Dalam penelitian ini yang menjadi


(41)

populasinya adalah penduduk Kecamatan Tarutung yang pergi atau orang-orang yang melakukan pengobatan ke Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung pada tahun 2012. Pada tahun 2012 yang melakukan pengobatan ke Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung sebanyak 3.936 Orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995). Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi di atas, maka digunakan Rumus Taroyamane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% (Rahmat, 1997).

n =

Keterangan : n = sampel

N = jumlah populasi d = presisi 10% atau 0,1

Berdasarkan data yang ada maka peneliti ini memerlukan sampel sebanyak:

n =

n =

n = n = 97,52 n = 97 orang


(42)

Teknik yang digunakan untuk menarik sampel adalah Accidental Sampling, yakni siapa saja yang ada atau kebetulan ditemui dan memenuhi syarat atau kriteria yang akan ditentukan. Hal ini dilakukan agar jumlah sampel yang diperlukan dapat terpenuhi (Nawawi, 1995).

3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Kuesioner

Kuesioner yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang dijawab tertulis oleh responden (Nawawi, 1995).

3.4.2. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada saat penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati langsung di lapangan. Data yang diperoleh melalui observasi tediri dari rincian tentang kegiatan, perilaku, tindakan orang serta keseluruhan kemungkinan interaksi interpersonal dan proses penataan yang merupakan bagian dari lapangan manusia yang dapat diamati. Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk catatan lapangan.

3.4.3. Studi Kepustakaan

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan agar diperoleh suatu landasan yang kuat untuk mendukung penelitian ini dari berbagai literatur seperti buku, koran, internet, majalah, serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan Kuantitatif, dilakukan dengan mengorganisasikan data, memilahnya menjadi


(43)

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari.

Pendekatan kuantitatif dilakukaan dengan pengujian secara statistik terhadap data yang terkumpul, maka penyajian data dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase yang kemudian diteruskan dengan mengedit dan menganalisanya, dan hasil analisis data yang disajikan tidak lagi dalam bentuk angka-angka statistik, tetapi diubah menjadi informasi dalam bentuk sebuah laporan hasil penelitian.

Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis menggunakan teknik analisis tabel tunggal, tabel tunggal merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga diketahui variabel tersebut bernilai positif atau negatif, dimana analisis tabel tunggal yaitu suatu analisa yang dilakukan dengan membagi variabel penelitian kedalam sejumlah frekuensi dan persentase (Singarimbun, 1995)


(44)

3.6. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi

2. ACC judul

3. Penyusunan Proposal penelitian

4. Seminar Proposal Penelitian

5. Revisi Proposal Penelitian 6. Penelitian ke Lapangan 7. Pengumpulan dan Analisis

Data

8. Bimbingan

9. Penulisan Laporan Akhir


(45)

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Rumah Sakit Umum (RSU) Swadana Daerah Tarutung berdiri sejak tahun 1918 oleh Zending Jerman berlokasi di daerah Kabupaten Tapanuli Utara dengan ibukota Tarutung. Pembangunan Rumah Sakit ini sepenuhnya inisiatif dari Zending Jerman, Pada masa itu seluruh wilayah Tapanuli bahkan seluruh wilayah Sumatera Utara belum ada bentuk pelayanan kesehatan yang berfungsi sebagai Rumah Sakit.

Setelah berdirinya Rumah Sakit ini praktis seluruh masyarakat di sekitarnya berobat ke Rumah Sakit Umum Tarutung. Pada saat itu pelayanan di Rumah Sakit Umum Tarutung dilaksanakan oleh petugas Zending Jerman dan bentuk pelayanan itu sesuai dengan kondisi masyarakat kita pada masa itu yaitu sesuai dengan yang berfungsi murni sosial. Kehadiran ini berlangsung selama puluhan tahun, sehingga pada masa berikutnya di beberapa daerah didirikan Rumah Sakit. Namun demikian, rujukan Rumah Sakit yang didirikan tersebut selalu ke Rumah Sakit Umum Tarutung.

Dalam perjalanannya, disamping sebagai fungsi pelayanan dilakukan juga fungsi pendidikan dan pelatihan tenaga pribumi menjadi tenaga kesehatan yang kemudian para lulusan tenaga kesehatan ini disebarkan ke seluruh penjuru tanah air bukan hanya di Tapanuli tetapi juga di luar Tapanuli.


(46)

Pelayanan ini mengalami pasang surut dengan adanya perubahan pemerintah Belanda ke pemerintahan Jepang. Pada masa pemerintahan Jepang sebagian tenaga kesehatan ada yang menjadi korban pembunuhan dan sebagian lagi digunakan oleh tentara Jepang untuk membantu tenaga mereka. Pada saat ini pelayanan kesehatan mengalami kemunduran sehingga operasional Rumah Sakit hampir lumpuh, dan setelah peralihan kemerdekaan RI dari penjajahan Jepang menurut Drs. Hutabarat mantan Direktur KPPA Medan, bahwa di Ruang Rawat Inap (RRI) Vip-A RSU Swadana Daerah Tarutung sekarang dilakukan percetakan uang.

Sesudah zaman kemerdekaan, Rumah Sakit kembali dikelola oleh Badan Zending Jerman dengan memperbaiki beberapa sarana dan prasarana sehingga pelayanan berjalan dengan baik. Pada tahun 1952 Rumah Sakit Umum Tarutung dikelola oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara meskipun tenaga pelayanan masih ada disumbangkan oleh Zending Jerman.

Pengelolaan oleh Provinsi Sumatera Utara pada mulanya juga dengan mengikuti pola pelayanan murni sosial. Tetapi pada perkembangan selanjutnya kemampuan untuk memberikan pelayanan murni sosial tidak dapat dipertahankan lagi. Sejak era tahun 80-an pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan beban target pendapatan asli daerah (PAD) bagi Rumah Sakit Umum Tarutung sehingga pelayanan demi pelayanan diatur dengan Peraturan Daerah (Perda).

Sampai dengan tahun 1983 Rumah Sakit Umum Tarutung masih berstatus kelas D dengan pelayanan yang diberikan oleh Dokter Umum dan Dokter Gigi dibantu oleh para medis perawatan dan non perawatan serta administrasi


(47)

manajemen lainnya. Sejak tahun 1984 Rumah Sakit Umum Tarutung disahkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas C dengan pelayanan yang diberikan oleh Dokter Spesialis Dasar, Dokter Umum, Dokter Gigi, dan para Medis Perawatan atau non perawatan serta tenaga administrasi manajemen lainnya. Pelayanan ini berkembang dengan adanya pasang surut oleh karena adanya perpindahan para dokter spesialis, sehingga beberapa tahun kemudian pelayanan hanya diberikan oleh Dokter Umum dan Dokter Gigi.

Pada era tahun 90-an kembali adanya penempatan Dokter Spesialis walaupun tidak lengkap Spesialis Dasar oleh PPDS dan FK-USU Medan. Perkembangan “Needs” dan “Demand” masyarakat, juga kemajuan teknologi kedokteran serta kemajuan arus informasi menyebabkan perubahan di dalam masyarakat tersebut. Minat dan tuntutan ini sudah seharusnyalah di akomodasi oleh pemerintah. Kemauan yang disertai dengan kemampuan dalam membayar jasa pelayanan yang bekualitas membuat pihak manajemen Rumah Sakit Umum Tarutung menuangkannya dalam perencanaan strategi yang telah disetujui oleh Pemerintah Sumatera Utara sebagai acuan dalam pemberian pelayanan kepada pelanggan Rumah Sakit Umum Tarutung.

Pada tanggal 26 Desember 2000 Rumah Sakit Umum Tarutung disahkan menjadi kelas B sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor: 1809/Menkes-Kessos/SK/XII/2000. Pada Tahun 2003 melalui Peraturan Daerah (Perda) No.07 Tahun 2003 sistem pengelolaan keuangan Rumah Sakit Umum Tarutung berubah dari sistem pengelolaan secara Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) menjadi sistem pengelolaan secara Swadana.


(48)

Dengan demikian sejak tahun 2003, nama Rumah Sakit Umum Tarutung berubah menjadi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

4.2. Tujuan dan Sasaran Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Adapun tujuan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung antara lain

1. Menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan prima berdasarkan standar yang ditetapkan dan nilai-nilai kemanusiaan.

2. Menyelenggarakan pelayanan yang profesional yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.

3. Membangun organisasi yang didukung dengan adanya pembangunan komitmen shared mission dan shared vision bagi seluruh anggota organisasi, serta melakukan pemberdayaan dan koordinasi melalui komunikasi, persuasi, dan kepercayaan.

4. Membangun jejaring organisasi dan kemitraan dengan berbagai pihak dengan perangkat jejaring informasi.

5. Terselenggaranya upaya peningkatan kesejahteraan pegawai Rumah Sakit. Adapun sasaran Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung antara lain :

1. Tersedianya petugas perawat terampil dan berkompeten dibidang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

2. Tersedianya tenaga Menko Keperawatan dalam mengawasi kegiatan pelayanan kesehatan bagi perawat yang bertugas di Rumah Sakit.

3. Tersedianya informasi mengenai pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit.


(49)

4. Tersedianya tenaga medis, para medis, dan staf administrasi yang memadai dalam hal jumlah dan kualitas.

5. Terselenggaranya pelayanan yang berkualitas melalui ketersediaan peralatan yang representatif bersumber dari alokasi dana penerimaan fungsional Rumah Sakit APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, DAK maupun pihak ketiga.

6. Tersedianya gedung pendukung pelayanan yang berkualitas.

7. Tersedianya sarana gedung kelas III, gedung UTD, gedung flu burung, gedung Nurse Station Rumah Sakit.

8. Bekerja sama dengan pihak-pihak lain dalam upaya pengembangan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.

9. Terlaksananya pendistribusian gaji PNS, PTT, Tenaga Harian Lepas (THL), Tenaga Kontrak (TK), Tunjangan, Jasa Manajemen, Jasa Pelayanan dan penghasilan lainnnya.

10. Memperketat pengawasan terhadap sumber-sumber penerimaan Rumah Sakit.

4.3. Kedudukan, Tugas, Fungsi, Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

4.3.1 Kedudukan

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung merupakan pelayanan pusat rujukan kesehatan di Kabupaten Tapanuli Utara dan salah satu Rumah Sakit Swadana di Indonesia setelah diberlakukannnya Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor: 07 Tahun 2003 tentang Tumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung. Dalam peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor: 07


(50)

Tahun 2003 menetapkan diantaranya Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

4.3.2. Tugas

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 07 Tahun 2003, Rumah Sakit Swadana Daerah Tarutung mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya meningkatkan serta pencegahan dan pelaksanaan upaya rujukan, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

4.3.3. Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor: 07 Tahun 2003 tentang Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung yang mengemban tugas membantu Bupati Tapanuli Utara dalam menyelenggarakan pemerintahan, dimana Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung berfungsi sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan Pelayanan Medis

b. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis c. Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan (Askep) d. Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan

e. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan f. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan


(51)

4.3.4. Visi dan Misi

a. Visi

“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang prima secara Mandiri dan Holistik, dengan unggulan Pelayanan Haemodialisis dan Pelayanan Diagnostik Terpadu di Tapanuli dan sekitarnya”

b. Misi

1. Menjadikan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung dengan pelayanan Emergensi terbaik di Kabupaten Tapanuli Utara dan sekitarnya. 2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terakreditasi.

3. Menjadi pusat rujukan serta tempat pelatihan dan pengembangan dan keilmuwan di bidang Haemodialisis dan Endoscopy.

4. Menjadi tempat pendidikan kedokteran .

5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional dengan menyertakan manajemen K3RS (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Rumah Sakit.

6. Meningkatkan pengetahuan, jenjang karier, kenyamanan kerja dan kesejahteraan karyawan.

4.4. Lokasi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung terletak di Jl. Haji Agus Salim No. 1 Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Luas area Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara adalah ± 27.267 m2 dengan luas bangunan 15.764 m dengan batas-batas sebagai berikut:


(52)

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Sisingamangaraja Tarutung 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gedung Sekolah SMA HKBP

Tarutung

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kompleks Akademi Keperawatan Tarutung

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Siwaluompu

4.5. Komposisi Bangunan, Sarana, dan Prasarana

Luas keseluruhan area Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung adalah ± 27.267 m2

1. Gedung kantor (Kayu/ semi permanen)

dengan luas bangunan 15.764 m.

Adapun bangunan-bangunan yang terdapat di Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung antara lain:

2. Gedung bengkel (Semi permanen)

3. Gedung perawatan (Semi permanen/Permanen) 4. Tempat pertemuan (Semi permanen)

5. Tempat pendidikan (Kayu) 6. Garasi (Kayu)

7. Rumah dinas (Kayu/ Permanen)

4.6. Fasilitas Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

4.6.1. Peralatan Medis

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung memiliki beberapa peralatan untuk melengkapi pelayanan kepada pasien. Dimana peralatan medisnya antara lain: Meja Operasi 5 unit, Lampu Operasi 5 unit, Rontgen 2 unit, Rontgen


(53)

gigi 1 unit, Ventilator 2 unit, Patien Monitoring 4 unit, EKG 5 unit, Treadmil Test 1 unit, EEG 1 unit, Endoschopy 2 unit, Colonoscopy 1 unit, USG 4 unit, Mesin Feco 1 unit, Incubator 10 unit, Catarak Set 1 unit, Lens Meter 1 unit, Microscope 4 unit, Dental Unit 2 unit, THT Instrumen Set 1 unit, Tensilektoni Instrumen Set 1 unit, Nasal Politektoni Set 1 unit, Mastoidektomi Instrumen Set 1 unit, Tracheotomin Instrumen Set 1 unit, Adeniodektomi Instrumen Set 1 unit, Septum Reseksi 1 unit, Sorot Gynekologi 7 unit, Incubator Baby 2 unit, Kimia Analizer Automatic 1 unit, Imunologie Analizer 1 unit, Centrifuge Haematrocrit 1 unit, Ultrasonic Nebulizer High 2 unit, Resusitasi Anak 1 unit, Resusitasi Dewasa 1 unit, Biometris 1 unit, Doppler 1 unit, Obgin Instrumen Set 1 unit, Laparatomi Instrumen Set 1 unit, Vacum Ektraktor 2 unit, Curettage Set 2 unit, Kardiotocografh (KTG) 2 unit, dan Mesin 1 unit.

4.6.2. Peralatan Non-Medis

Sedangkan peralatan non-medis yang dimiliki Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung antara lain: Ambulance 6 unit, Mobil Dinas 1 unit, Sepeda Motor 1 unit, Komputer 16 unit, Televisi 48 unit, Telepon 2 unit, Sound System 1 unit, Aiphone 1 set, dan Faxmile 2 unit.


(54)

NO RUANG PERAWATAN

JUMLAH TEMPAT TIDUR SUPER

VIP

VIP UTAMA KLS I KLS II KLS III TOTAL

1. Kelas III Bedah - - - 25 25

2. Super VIP 2 - - - 2

3. Anggrek Bedah - - 10 - - - 10

4. Dahlia/VIP B - - 10 - - - 10

5. Cemara - - - - 4 8 12

6. Flamboyan - - - - 4 8 12

7. Mawar/VIP C - - 10 - - - 10

8. Melati/VIP A - 12 - - - - 12

9. ICU/RR - - 8 - - - 8

10. Neonaty/Perinatologi - - 6 - - - 6

11. Kebidanan - - - 8 4 8 20

12. ICCU - - 4 - - - 4

13. Ruang Penyakit Anak

- - - - 8 - 8

14. Ruang Neurologi - - - - 6 10 16

TOTAL 2 12 48 8 26 59 155

Data Tahun 2011

4.6.3. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

1. Instalasi gawat darurat melayani : Resusitasi Jantung Paru, Nebulizer, EKG, Pelayanan Tindakan Bedah Minor.

2. Rawat jalan melayani : Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Anak, Poliklinik Kebidanan, Poliklinik Bedah, Poliklinik THT, Poliklinik Mata, Poliklinik Gigi, Poliklinik Ginjal atau Hipertensi, Poliklinik Neurologi, Poliklinik Jiwa, Poliklinik Gizi, Poliklinik Fisiotherapi.

3. Rawat inap melayani : Ruang Rawat Inap Super VIP, Ruang Rawat Inap VIP A (Melati), Ruang Rawat Inap VIP B (Dahlia), Ruang Rawat Inap VIP C (Mawar), Ruang Rawat Inap VIP Bedah (Anggrek), Ruang Rawat Inap I Bedah (Aster), Ruang Rawat Inap Kebidanan, Ruang Rawat Inap Anak,


(55)

Ruang Rawat Inap Neonati, Ruang Rawat Inap IV (Cemara), Ruang Rawat Inap V (Flamboyan), Ruang Rawat Inap ICU, Ruang Rawat Inap ICCU. 4. Instalasi diagnotik terpadu melayani : Ultra Sono Grafi (USG), Elekto

Kardiogram (EKG), Endoscopy, EEG, Aspirasi, Electroda, Treadmil Test. 5. Instalasi haemodialisa melayani : Pelayanan Cuci Darah dan Pelayanan

Konsultasi

6. Instalasi bedah central melayani : Bedah Ortho, Bedah Digestif, Bedah Onkology, Bedah Urology, Bedah Plastik, Bedah Kardio Thorax, Bedah Saraf, Bedah Anak.

7. Instalasi Anasthesi melayani : Pelayanan Anasthesi Bedah, Pelayanan Ruang Pulih.

8. Instalasi Radiologi melayani : Foto Thorax, Foto Abdomen, Foto Schedel, Foto BNO/ IVP / APL, Foto Lumbal, Foto MBF, Foto Appendiks, Foto Colon In Loop, Foto Extremitas/ Femus

9. Instalasi Laboratorium melayani : Pemeriksaan Darah Rutin, Pemeriksaan Darah Lengkap, Pemeriksaan Kadar Gula Darah, Pemeriksaan Narkoba, Pemeriksaan Kimia (fungsi hati, fungsi ginjal, profil lipid, enzim jantung), Plano Test, HIV, Hepatitis B/C, Feces/ Urine Rutin.

10. Instalasi farmasi melayani : Pelayanan Distribusi obat dengan system ODD, Pelayanan Konsultasi.

11. Instalasi gizi melayani : Pelayanan Diet, Pelayanan Konsultasi Gizi.

12. Instalasi pemulasaraan jenazah melayani : Pelayanan Basuh Mayat, Pelayanan Pengawetan Mayat.


(56)

4.7. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor: 07 Tahun 2003 dilengkapi dengan Direktur, Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Administrasi dan Manajemen, Devisi Satuan Pengawasan Intern dan Instalasi/SBU dan Kelompok Jabatan Fungsional, sebagaimana tersebut :

a. Direktur

b. Devisi Satuan Pengawasan Intern/SPI c. Komite Medik

d. Komite Keperawatan

e. Komite Administrasi dan Manajemen f. Instalasi/SBU

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM SWADANA DAERAH TARUTUNG

DIREKTUR

INSTALASI/SBU

SPI

KOMITE MEDIK KOMITE

KEPERAWATAN

KOMITE ADMINISTRASI


(57)

4.7.1. Uraian Tugas Masing-Masing Jabatan

1. Direktur a. Tugas

Direktur mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin, menyusun kebijakasanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, Direktur Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan dan pengembangan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas-tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

3. Penyusunan kebijakan Teknis dan keputusan dalam pelaksanaan Operasional Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

c. Uraian Tugas :

1. Membantu Bupati dalam pelaksana bidang tugasnya

2. Menyusun Rencana Program Kerja Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

3. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan Administrasi Kepegawaian Keuangan, Pengelolaan dan Pengembangan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung


(58)

4. Merumuskan kebijaksanaan teknis operasional dengan Penetapan Prosedur Tetap dan Tata Cara Kerja di lingkungan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

5. Menjabarkan Keputusan dan Pelaksanaan Teknis pembinaan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

6. Merumuskan rencana teknis Pengembangan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

7. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

8. Menjabarkan dan merumuskan kebijaksanaan Pengembangan Sumber Daya Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

9. Merumuskan dan menentukan serta melaksanakan prioritas pembinaan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

10. Membina dan melaksanakan upaya kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Lembaga Sosial Masyarakat serta Lembaga lainnya dalam pengembangan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

11. Menetapkan uraian tugas di lingkungan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung sesuai dengan ketentuan

12. Menetapkan tarif pelayanan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung sesuai dengan kewenangannya, dengan mempedomani ketentuan perundang-undangan yang berlaku

13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati 14. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas Bupati


(59)

2. Devisi Satuan Pengawasan Intern/SPI

a. Devisi Satuan Pengawasan Intern adalah unsur pelaksana Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung yang dipimpin oleh seorang Kepala Devisi berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur b. Devisi Satuan Pengawasan Intern mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengawasan umum didalam lingkungan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung, meliputi : Keuangan, Kepegawaian, Perlengkapan dan Rumah Tangga, Laboratorium, Perpustakaan, Urusan umum keamanan dan ketertiban, pengendalian dan penerimaan pasien, rekam medis, serta memberikan saran pemecahan masalah kepada Direktur dalam pengambilan Keputusan terdapat masalah dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

c. Kepala Devisi Satuan Pengawasan Intern diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur setelah mendapat persetujuan dari Bupati

d. Uraian tugas Devisi Satuan Pengawasan Intern ditetapkan dengan Keputusan Direktur

3. Komite Medik

a. Komite Medik merupakan kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari ketua-ketua Staf Medik Fungsional

b. Komite Medik berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur c. Komite Medik dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh Anggotanya

dan ditetapkan dengan keputusan Direktur

d. Komite medik mempunyai tugas membantu Direktur dalam menyusun Standar Pelayanan Medik, memantau pelaksanaannya, melaksanakan etika


(60)

profesi, mengatur kewenangan profesi anggota Staf Medik Fungsional, dan mengembangkan program pelayanan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

e. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Medik dapat membantu Panitia Medik yang anggotanya terdiri dari Staf Medik Fungsional dan tenaga profesi lainnya

f. Panitia Medik adalah Kelompok Kerja Khusus yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus di lingkungan Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

g. Pembentukan Panitia Medik ditetapkan dengan Keputusan Direktur

h. Uraian tugas Komite Medik dan Panitia Medik, ditetapkan dengan keputusan Direktur

4. Komite Keperawatan

a. Komite keperawatan merupakan kelompok profesi Perawat/Bidan yang anggotanya terdiri dari Perawat/Bidan

b. Komite Keperawatan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur

c. Komite Keperawatan dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh anggotanya

d. Komite Keperawatan mempunyai tugas membantu Direktur menyusun Standar Keperawatan, Pembinaan Asuhan Keperawatan, melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan

e. Ketua Komite Keperawatan, diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur setelah mendapat persetujuan dari Bupati


(61)

f. Uraian tugas Komite Keperawatan, ditetapkan dengan Keputusan Direktur

5. Komite Administrasi dan Manajemen

a. Komite Administrasi dan Manajemen merupakan unsur pelaksana Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung dipimpin oleh seorang Kepala Komite berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur b. Untuk melaksanakan tugasnya, Komite Administrasi dan Manajemen

mempunyai fungsi:

1.Penyusunan Rencana dan Program Kerja, Pengendalian dan bahan Evaluasi pelaksanaannya

2.Penyusunan Administrasi Keuangan

3.Pengurusan Tata Usaha, Administrasi Kepegawaian, Perlengkapan dan Rumah Tangga, Penyediaan dan Pengelolaan serta perawatan Perlengkapan, Pelaporan, Perpustakaan, Urusan Umum, Keamanan dan Ketertiban, Publikasi dan Informasi, Pengendalian Penerimaan dan Pemulangan Pasien serta Rekam Medis

c. Kepala Komite Administrasi Manajemen, diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur setelah mendapat persetujuan dari Bupati

d. Uraian tugas Komite Administrasi Manajemen, ditetapkan dengan Keputusan Direktur

Adapun yang menjadi uraian tugas dari masing-masing staf Komite Administrasi dan Manajemen Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung antara lain :

1. Kepala. Komite Administrasi dan Manajemen (KTU): Memiliki Tugas antara lain :


(62)

a. Membantu sebagian tugas direktur

b. Bertanggungjawab terhadap administrasi dan manajemen rumah sakit c. Mengkoordinir para pegawai

d. Menindaklanjuti surat disposisi direktur e. Membina para pegawai

f. Sebagai mediator dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di RSU Swadana Daerah Tarutung

g. Jika direktur berhalangan, maka jabatan direktur akan dipegang oleh ketua komite medik dan Komite Tata Usaha

2. Kepala. Subkom Administrasi dan Manajemen : Memiliki Tugas antara lain :

a. Membantu tugas Komite Tata Usaha b. Melaksanakan supervisi ke ruangan

c. Memonitoring tugas-tugas administrasi dan manajemen rumah sakit d. Mengikuti rapat-rapat di dalam dan di luar rumah sakit

3. Kepala.Ur. Kepegawaian : Memiliki Tugas antara lain :

a. Membantu tugas Komite Tata Usaha

b. Bertanggungjawab atas masalah/urusan kepegawaian c. Sebagai operator website rumah sakit

4. Kepala.Ur. Humas :

Memiliki Tugas antara lain :


(63)

b. Bertanggungjawab memfasilitasi para wartawan dan hubungan dengan dalam/luar rumah sakit

c. Bertanggungjawab menangani perpustakaan

d. Sebagai penanggungjawab dokumentasi atas setiap kegiatan-kegiatan di rumah sakit

e. Melaksanakan supervisi ke ruangan 5. Staf Administrasi :

Memiliki Tugas antara lain :

a. Membantu tugas Komite Tata Usaha

b. Mengagendakan Surat Masuk dan Surat Keluar c. Mengetik Naskah Surat

d. Mengarsipkan Surat

e. Melaporkan surat-surat yang sudah diproses dan yang belum diproses

f. Membuat laporan rekapitulasi bulanan terhadap surat-surat yang dikeluarkan oleh Medical Record, Surat Keterangan Bebas Narkoba dan juga surat rujukan

g. Melaporkan semua surat masuk dan surat keluar h. Membuat SPT

i. Membuat daftar hadir pegawai dan daftar hadir peserta rapat j. Membantu tugas-tugas Kepala.Urusan Kepegawaian

k. Sebagai Anggota Tim Besar Akreditasi

l. Mengantar Surat Keluar didampingi salah seorang staf administrasi m. Mengantar/ membawa pegawai untuk mengikuti rapat


(64)

Memiliki Tugas antara lain :

a. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan keuangan, dana yang bersumber dari APBN, APBD dan Operasional rumah sakit

b. Menutup buku kas setiap akhir bulan

c. Membuat laporan keuangan baik per triwulan, semester dan tahunan d. Menarik dana dari bank dan mendistribusikan kepada yang berhak 7. Bendahara Pembantu Pengeluaran Askes dan Jamkesda :

Memiliki Tugas antara lain :

a. Mencatat dan membuat laporan keuangan bendahara pengeluaran (buku kas besar dan buku kas pembantu)

b. Membuat daftar manajemen c. Membayarkan uang manajemen

d. Bertanggungjawab mengurusi kegiatan direktur e. Memasukkan surat-surat ke kamar kerja direktur

f. Mengambil dan mengeluarkan surat-surat tersebut dan diserahkan kembali kepada Komite Tata Usaha

g. Menjadwalkan semua kegiatan direktur h. Memfasilitasi tamu direktur

i. Membuka/menutup kamar kerja direktur 8. Bendahara Pembantu Pengeluaran Jamkesmas : Memiliki Tugas antara lain :

a. Menarik dana Jamkesmas dari Bank BRI kemudian menyetorkan ke Operasional Rumah Sakit di Bank Sumut yang kemudian menyerahkan slip setoran tersebut kepada bendahara penerima


(65)

b. Membuat daftar gaji dan membayarkan gaji pegawai

c. Membuat/ Menghitung jasa Jamkesmas dan membayarkannya 9. Operator Komputer Bendahara Pengeluaran :

Memiliki Tugas antara lain :

a. Membantu tugas Komite Tata Usaha

b. Membantu bendahara pengeluaran dalam penatausahaan keuangan c. Membuat Kwitansi pengeluaran

d. Membuat daftar gaji honor dan membayarkan gaji honor e. Membayarkan jasa jaga malam

Adapun yang menjadi uraian tugas dari masing-masing staf Bendahara Penerima Rumah Sakit Umun Swadana Daerah Tarutung antara lain :

1. Bendahara Pengeluaran : Memiliki Tugas antara lain :

a. Menerima voucher dari poliklinik dan ruang rawat inap yang sudah diverifikasi oleh SPI

b. Memasukkan /meng-entry-kan data ke dalam computer untuk membuat laporan harian

c. Menyetorkan dana ke Bank Sumut

d. Membuat Laporan bulanan, triwulan dan tahunan e. Mengisikan buku kas umum

2. Staf Bendahara Penerima : Memiliki Tugas antara lain :

a. Mencatat seluruh jasa dokter baik askes dan umum b. Membuat laporan bulanan, triwulan dan tahuan


(66)

c. Menerima voucher dari poliklinik dan ruang rawat inap yang sudah diverifikasi oleh SPI

d. Menyetorkan uang ke Bank Sumut 3. Bendahara Penerima di IGD :

Memiliki Tugas antara lain :

a. Menerima biaya pasien pulang khusus sore dan malam hari baik rawat inap maupun rawat jalan IGD

b. Menyetorkan biaya tersebut ke bendahara penerima besoknya c. Membantu bendahara penerima diluar jam kerja

Adapun yang menjadi uraian tugas dari masing-masing Staf Medical Record (MR) Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung antara lain :

1. Kepala. Staf Medical Record : Memiliki Tugas antara lain :

a. Membuat laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi baik perbulan, triwulan maupun pertahun

b. Merekapitulasi sensus harian dari rawat inap

c. Menindaklanjuti permintaan visum, jasa raharja dan asuransi

d. Membuat SKD, SKS, SKL, Surat Kematian dan Surat Cuti Melahirkan 2. Staf Medical Record :

Memiliki Tugas antara lain :

a. Membantu laporan khusus rawat jalan b. Membuat penomoran status pasien

c. Mencatat data pasien ke dalam buku harian sesuai dengan status cara pembayaran pasien


(1)

Tabel 4.41

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Mempermudah Masyarakat Untuk Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

No Pernyataan Frekuensi

(F)

Persentase (%)

1 Sangat setuju 25 25.78

2 Setuju 29 29.90

3 Kurang setuju 13 13.41

4 Tidak setuju 17 17.53

5 Sangat tidak setuju 13 13.41

Jumlah 97 100.00

Sumber : Data hasil penelitian (2012)

Dari tabel diatas dari 97 responden, yang menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang (25,78%), yang menjawab setuju 29 orang (29,90%), yang menjawab kurang setuju 13 orang (13,41%), yang menjawab tidak setuju 17 orang (17,53%), dan yang menjawab sangat tidak setuju 13 orang (13,41%).


(2)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis diterima (Ha) hal ini dikarenakan bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh respon masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

2. Proses penyembuhan pasien di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung, secara umum dipengaruhi oleh kedisiplinan yang baik dan adanya rasa tanggung jawab dari setiap karyawan dan anggota medis yang juga bekerja secara professional. Sehingga dengan adanya Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung masyarakat terbantu dalam hal pengobatan. 3. Pelayanan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Umum Swadana Daerah

Tarutung terhadap pasien, diantaranya pengadaaan konsultasi kesehatan, memberikan jaminan keselamatan terhadap pasien, melayani pasien yang menggunakan kartu Askes dan Jamkesmas, biaya administrasi terjangkau, adanya pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat sehingga sangat membantu bagi masyarakat yang melakukan pengobatan di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

4. Obat-obatan, makanan dan alat-alat medis yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung sudah memenuhi standart BPOM (Badan Pengawas Obat Dan Makanan) dan standart nilai gizi yang


(3)

baik. Oleh karena itu obat, makanan, dan alat-alat medis tersebut merupakan kebutuhan penting bagi setiap pasien yang berobat dalam proses penyembuhan pasien.

5. Kepuasan pelayanan dan adanya perubahan kearah yang lebih baik yang dirasakan oleh setiap pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung merupakan strategi bertahan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk menghadapi arus globalisasi yang semakin berkembang dalam hal kesehatan.

5.2. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya penelitian terhadap sistem penyembuhan pasien di Rumah Sakit Umum terus ditumbuh-kembangkan. Karena disamping bisa mengambil manfaat dari unsur-unsur pengobatan, penelitian tersebut dapat menjadi acuan terhadap pengobatan lainnya.

2. Perlu adanya dukungan pemerintah dalam hal pembangunan sarana dan prasarana guna menunjang percepatan pemulihan bagi para pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung.

3. Hendaknya pihak Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung lebih meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga masyarakat merasakan adanya kepuasan dalam mendapatkan pengobatan yang layak.

4. Kebersihan dan keamanan lingkungan kurang di perhatikan oleh pihak Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung. Untuk itu yang harus dilakukan oleh pihak Rumah Sakit adalah menambah karyawan untuk bertanggung jawab dalam hal kebersihan dan keamanan lingkungan Rumah


(4)

Sakit, sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan aman, sehingga perawatan dan pengobatan terhadap para pasien bisa lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi R. 2000. Psikologi, Pekerja Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Azwar, A. 1996. Menjaga Kualitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Bangin, Burgin. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kartono, Kartini. 1990. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

Moleong, A. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muninjaya, A. A. G. 2004. Manajemen Kesehatan. (Edisi 2). Jakarta: EGC. Nawawi, H dan Hadari, M. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. (Cetakan

kedua). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Notoadmojo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prasetyo, Bambang Dkk. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Poloma, Margaret M, 2001. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Ritzer, George, dan Goodman, Douglas J. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Sarwono,Sarlito. 1991. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali. Siagian, P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Singarimbun, M. 1995. Metodologi Pedoman Praktis Membuat Usulan Penelitian. Yogyakarta: FE UGM.

Soekanto, Soerjono, 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo. Tjiptono, F. 2004. Total Quality Management – TQM. (Edisi 5). Yogyakarta:


(6)

Walgito, B. 2002. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi.

Sumber dari internet :

http://www.researchgate.net/publication/42324813 Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang. Di Akses pada tanggal 11 Januari 2012.

Januari 2012.

TENTANG-KOMUNIKASI PERALATAN-DENGAN. Di akses pada tanggal 12 Januari 2012.

http://www.scribd.com/doc/21745323/Manajemen-Pelayanan-Medik-Di-Rs. di Akses pada tanggal 17 Januari 2012.