Gejala-gejala Abortus Inkompletus Diagnosis Abortus Inkompletus Komplikasi Abortus Inkompletus

2.2 Abortus Imkompletus Keguguran Bersisa 2.2.1 Pengertian Abortus inkompletus adalah keluarnya sebagian, tetapi tidak seluruh hasil konsepsi, sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu dan sebelum berat janin 500 gram SPMPOGI, 2006. Abortus inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Batasan ini juga masih terpancang pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram Prawirorahardjo, 2009.

2.2.2 Gejala-gejala Abortus Inkompletus

Adapun gejala-gejala dari abortus inkompletus adalah sebagai berikut: 1. Amenorea 2. Perdarahan yang bias sedikit dan bias banyak, perdarahan biasanya berupa darah beku 3. Sakit perut dan mulas – mulas dan sudah ada keluar fetus atau jaringan 4. Pada pemeriksaan dalam jika abortus baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang – kadang dapat diraba sisa – sisa jaringan dalam kantung servikalis atau kavum uteri dan uterus lebih kecil dari seharusnya kehamilan Mochtar, 1998.

2.2.3 Diagnosis Abortus Inkompletus

Diagnosis abortus inkompletus ditegakkan berdasarkan : 1. Anamnesis a. Adanya amenore pada masa reproduksi b. Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi Universitas Sumatera Utara c. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis 2. Pemeriksaan Fisik a. Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan b. Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus, dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina. c. Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol. d. Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak. 3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan, dan trombosit. b. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi

2.2.4 Komplikasi Abortus Inkompletus

Komplikasi yang dapat ditimbulkan abortus inkompletus adalah sebagai berikut: 1. Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. 2. Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain. Universitas Sumatera Utara 3. Syok Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan dan karena infeksi berat. 4. Infeksi Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema selain T. paliidum, Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili, streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur Prawirohardjo, 1999.

2.2.5 Tindakan Operatif Penanganan Abortus Inkompletus