Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh melakukan proses homeostasis glukosa untuk mempertahankan kadar glukosa dalam darah tetap konstan sekitar 80-110 mgdL dan akan
berubah kadarnya ketika kita tidur, makan ataupun bekerja. Keadaan hipoglikemi dapat dicegah dengan glikogenolisis, glukoneogenesis dan melalui lipolisis.
Ketika hiperglikemi dapat dicegah dengan perubahan glukosa menjadi glikogen dan perubahan glukosa menjadi triasigliserol di hati.
15,17
Pengaturan proses metabolisme glukosa tercantum pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Reaksi dalam Metabolisme Bahan Bakar
17
Proses Metabolik Reaksi
Konsekuensi Glikogenesis
Glukosa glikogen ↓glukosa darah
Glikogenolisis Glikogen glukosa
↑glukosa darah
Glukoneogenesis Asam amino glukosa
↑glukosa darah
Glikolisis GlukosaATP
↓glukosa darah
Keseimbangan antara penggunaan dan penyimpanan glukosa selama puasa dan makan dipengaruhi oleh kerja hormon insulin dan glukagon. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja hormon dalam keadaan fisiologis tercantum pada tabel 2.3.
Kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tidak normal karena terganggunya metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh kurangnya insulin
yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Diet sehat wajib dilakukan bagi penderita diabetes melitus untuk menurunkan kadar glukosa darah.
1
Penderita DM dianjurkan untuk konsumsi karbohidrat dalam bentuk polisakarida karena tidak cepat diserap sehingga lebih lambat menaikkan kadar
glukosa darah.
17
Tabel 2.3 Kontrol Hormon pada Metabolisme Bahan Bakar
17
Hormon Efek pada Glukosa Darah
Rangsang Utama Untuk Sekresi
Peran Utama dalam Metabolisme
Insulin ↑pengambilan glukosa
↑glikogenesis ↓glikogenolisis
↓glukoneogenesis ↑glukosa darah
↑asam amino darah Regulator
siklus absorbsi dan pasca
absorsi Glukagon
↑glikogenolisis ↑glukoneogenesis
↓glikogenesis ↓glukosa darah
↓asam amino darah Regulasi
siklus absorbsi dan pasca
absorbsi; proteksi pada keadaan hipoglikemi
Epinefrin ↑glikogenolisis
↑glukoneogenesis ↓sekresi insulin
↑sekresi glukagon Stimulasi simpatis saat
stres dan olahraga Menyediakan
energi untuk keadaan darurat
dan olahraga Kortisol
↑glukoneogenesis ↓penyerapan glukosa oleh
jaringan selain otak Stres
Mobilisasi bahan
bakar metabolik dan bahan utama saat stres
Growth Hormon
↓penyerapan glukosa oleh otot
Tidur lelap; stres;
olahraga; hipoglikemi
Faktor pertumbuhan, berperan
dalam metabolisme normal,
meminimalisir penggunaan
glukosa pada keadaan tertentu.
2.1.6 Indeks Glikemik Indeks glikemik nilai yang menggambarkan efek suatu makanan uji
terhadap peningkatan kadar glukosa darah dibandingkan makanan standar.
9
Makanan referensi yang digunakan sebagai standar untuk uji karbohidrat ini adalah glukosa murni atau roti putih.
9
Di Indonesia biasanya menggunakan nasi putih sebagai makanan referensinya.
9,20
Karbohidrat dalam makanan yang dipecah atau dicerna dengan cepat memiliki IG tinggi sedangkan karbohidrat yang dicerna lambat memiliki IG
rendah.
9
Indeks glikemik dapat diklasifikasikan menjadi IG rendah, sedang, dan tinggi seperti tercantum dalam tabel 2.4.
21
Tabel 2.4 Kategori makanan menurut IG
21
Kategori Makanan Rentang IG
IG rendah 55
IG sedang intermediate 55-70
IG tinggi 70
Pada awalnya, IG dirancang untuk orang-orang yang memiliki penyakit DM atau untuk orang-orang yang memiliki risiko penyakit tersebut.
22
Tiap individu memiliki respon glikemik yang berbeda-beda terhadap suatu makanan.
Indeks glikemik rendah dapat menurunkan sekresi insulin, meningkatkan kontrol glukosa darah, mengurangi jumlah asam lemak di darah sehingga dapat mencegah
terjadinya DM tipe 2.
23
Peran IG pada penderita diabetes melitus adalah sebagai panduan untuk memilih makanan yang tidak menyebabkan kenaikkan kadar gula darah secara
drastis. Seperti dikutip dalam buku Indeks Glikemik Pangan, Heather menyebutkan bahwa jumlah karbohidrat saja tidak cukup untuk mengendalikan
kadar gula darah tetapi makanan dengan IG rendah dapat memperbaiki pengendalian metabolik pada penderita DM tipe 2.
23
Prosedur penentuan IG makanan adalah sebagai berikut: 1. Responden berpuasa mulai pukul 20.00-08.00 keesokan paginya,
kemudian dicek kadar glukosa darah puasa. Setelah itu responden diberi makanan standar.
2. Selama 2 jam pasca pemberian makanan, responden di cek kadar glukosa darah puasa menggunakan darah kapiler tiap 15 menit dalam 1
jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua. Gambaran konsentrasi glukosa darah dalam berbagai waktu setelah makan dapat
dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Konsentrasi Glukosa Darah dalam Berbagai Waktu Setelah Makan Gambar 2.1 memperlihatkan contoh perubahan kadar glukosa darah
seseorang setelah mengkonsumsi makanan. Kadar glukosa darah meningkat pada menit ke-30 dan kembali normal pasca 2 jam
mengkonsumsi makanan. 3. Pada waktu yang berlainan hal yang sama dilakukan dengan
memberikan 50 gr makanan uji kepada responden. 4. Indeks glikemik ditentukan dengan membandingkan luas daerah di
bawah kurva antara makanan uji dengan makanan standar.
2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik Makanan Banyak faktor yang dapat mempengaruhi IG suatu makanan, seperti
tercantum pada tabel 2.5
Tabel 2.5 Faktor yang mempengaruhi Indeks Glikemik
21
Faktor Mekanisme
Contoh Tingkat gelatinisasi pati
Makin rendah
tingkat gelatinisasi makin lambat laju
pencernaan IG lebih rendah Spageti, biskuit
Biji-bijian utuh Serat berfungsi memperlambat
aktivitas enzim untuk memecah pati
Kacang polong, buncis
Rasio amilosa-amilopektin Makin tinggi rasio amilosa-
amilopektinmakin rendah laju pencernaan pati
Beras basmati
Kadar serat Serat kasar dan serat terlarut
↑viskositas campuran makanan di dalam usus menghambat
interaksi enzim
dengan campuran makanan pati
Gandum, pektin pada apel
Kadar gula daya osmotik Fruktosa
diubah menjadi
glukosa di hati dengan lambat glukosa dilepas secara lambat di
darah. Gula juga menghambat gelatinisasi pati dengan cara
mengikat air Biskuit
Kadar lemak dan protein Lemak dapat memperlambat
pengosongan lambung sehingga menyebabkan pencernaan pati
menjadi lambat Kentang goreng
Kadar antigizi Beberapa makanan mengandung
zat yang
menghambat pencernaan pati, misal: pitat dan
tannin Kedelai