Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

c. Oligosakarida: glukosa yang terdiri dari tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia. d. Polisakarida: polimer monosakarida yang mempunyai berat molekul tinggi, tidak larut dalam air, membentuk koloid dan tidak memiliki rasa manis. Polisakarida yang terpenting adalah pati terdapat pada biji-bijian, umbi-umbian, glikogen, inulin, dekstrin, dan selulosa. 16,17 Karbohidrat yang terkandung dalam makanan, akan diubah menjadi glukosa melalui proses metabolisme di tubuh manusia. 2.1.3 Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat Karbohidrat dalam makanan melalui pencernaan usus halus diubah menjadi monosakarida antara lain dalam bentuk glukosa terbanyak, fruktosa, galaktosa dan manosa. 17 Proses pencernaan karboidrat dibagi menjadi 3 fase, yaitu: 1. Fase intraluminal: gerakan makanan sepanjang saluran pencernaan 2. Fase brush border: sekresi liur pencernaan 3. Fase absortip: penyerapan makanan, air, dan elektrolit yang telah dicerna. Setelah melewati proses pencernaan, maka karbohidrat akan diserap dalam bentuk monosakarida. Glukosa dan galaktosa diserap lebih cepat dari pada fruktosa dan manosa, seperti tampak pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Kecepatan Penyerapan Monosakarida No Monosakarida Rata-rata daya serap 1. Galaktosa 110 2. Glukosa 100 3. Fruktosa 30 4. Manosa 20 5. Silosa 15 6. Arabinosa 9 Monosakarida yang diserap lebih cepat, mudah mengalami fosforilasi. Efek fosforilasi dapat menurunkan konsentrasi monosakarida bebas di dalam sel yang menyebabkan difusi akhir yang sangat besar untuk glukosa dan galaktosa. Penyerapan karbohidrat dipengaruhi oleh fosfat anorganik dalam mukosa usus halus. 17 2.1.4 Metabolisme Karbohidrat Di dalam sel, glukosa akan mengalami fosforilasi oleh enzim heksokinase menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa 6-fosfat kemudian masuk ke dalam sel melalui 3 jalur metabolik yaitu glikolisis, jalur pentosa fosfat, dan sintesis glikogen. 15,18 Kemudian glukosa 6-fosfat mengalami oksidasi melalui jalur glikolisis yang merupakan sumber ATP untuk semua jenis sel. Sel yang tidak memiliki mitokondria akan menghasilkan ATP dari glikolisis anaerobik glukosa diubah menjadi laktat. Sedangkan sel yang memiliki mitokondria akan mengoksidasi glukosa menjadi CO 2 dan H 2 O melalui glikolisis dan siklus asam trikarboksilat. 15 Glukosa 6-fosfat mengalami proses oksidasi melalui jalur pentosa fosfat menghasilkan NADPH. Kemudian mengalami proses dekarboksilasi oksidatif dan akhirnya masuk proses glikolisis yang akan digunakan untuk sintesis nukleotida. Glukosa 6-fosfat diubah juga menjadi UDP-glukosa yang berfungsi untuk sintesis glikogen yang disimpan di otot dan hati. Glikogen otot digunakan untuk menghasilkan ATP saat kontraksi otot sedangkan glikogen hati digunakan untuk mempertahankan kadar glukosa darah selama puasa dan olahraga atau pada saat kebutuhan glukosa tubuh meningkat. Di hati, UDP-glukosa dioksidasi menjadi UDP-glukoronat untuk mengubah bilirubin dan senyawa toksik lainnya menjadi glukoronida untuk ekskresi. 15,19 2.1.5 Kontrol Gula Darah Metabolisme bahan bakar terdiri dari katabolisme dan anabolisme. Reaksi anabolisme memerlukan ATP untuk membentuk atau mensintesis makromolekul yang lebih besar dari subunit molekul organik kecil. Sedangkan katabolisme, merupakan penguraian makromolekul yang besar menjadi sub unit yang lebih kecil dan tidak berlangsung di dalam sel ataupun di lumen saluran cerna. 17