menjadi lebih lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama juga.
11
Oleh karena itu, batagor memiliki nilai indeks glikemik yang
lebih rendah dari siomay.
Siomay campur campur terdiri dari siomay dan beberapa tambahan serat yang didapatkan dari kentang dan tahu. Serat dapat meningkatkan
viskositas campuran makanan di dalam usus yang menghambat interaksi enzim dengan campuran makanan pati. Kandungan serat yang terdapat
didalam siomay campur dapat menurunkan indeks glikemik.
10,11
Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan pada pasien DM atau orang yang memiliki resiko DM, untuk memilih variasi sajian siomay
campur sebagai makanan jajanan. Akan tetapi, karena ketiga variasi sajian siomay tersebut termasuk dalam klasifikasi IG tinggi, sebaiknya pasien
DM atau orang dengan resiko DM tidak terlalu berlebihan mengkonsumsi siomay dan variasi sajian lainnya.
Uji statistik pada siomay dan beberapa variasi sajian lainnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada
ketiganya lampiran 9.
4.5 Keterbatasan Penelitian
Selama proses penelitian, peneliti mengalami beberapa hal yang menjadi
keterbatasan sehingga
mempengaruhi hasil
penelitian. Pemeriksaan glukosa darah menggunakan makanan standar hanya
dilakukan satu kali padahal sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali agar data yang didapatkn lebih akurat.
Peneliti sulit memastikan responden berpuasa selama 10-14 jam karena peneliti hanya mempercayai pengakuan dari responden. Tidak
dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan metabolisme karbohidrat hanya berdasarkan pada riwayat penyakit tertentu
dan tidak dilakukan pemeriksaan secara langsung.
24
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian beberapa variasi sajian siomay, yang memiliki indeks glikemik paling rendah diantara ketiga makanan tersebut
adalah siomay campur 97,39, kemudian diikuti dengan batagor 101,33. Dan yang memiliki indeks glikemik paling tinggi adalah
siomay 107,97. Ketiga makanan uji termasuk dalam klasifikasi indeks glikemik tinggi.
2. Berdasarkan perhitungan secara statistik, tidak didapatkan perbedaan bermakna pada ketiga makanan tersebut.
5.2 Saran
1. Pemeriksaan glukosa darah dengan makanan standar sebaiknya diulang dua kali agar perhitungan indeks glikemik lebih akurat.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang siomay dan makanan tambahannya dengan komposisi yang berbeda untuk mengetahui perbedaan indeks
glikemik pada sajian lain. 3. Perlu dilakukan anamnesis beberapa jam sebelum pemberian makanan uji
berupa aktifitas fisik dan makanan yang dikonsumsi sebelum puasa.