yaitu UU Nomor 24 Tahun 2007 yang memberikan kerangka penanggulangan bencana, meliputi prabencana, tanggap darurat, dan pascabencana. Aktivitas
penanggulangan bencana yang menjadi prioritas utama meliputi: mitigasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
1. Mitigasi yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah apa yang
akan terjadi terutama berdampak negatif pada lingkungan akibat bencana alam.
2. Rehabilitasi yaitu pemulihan kembali yang dilakukan terhadap kerusakan-
kerusakan berupa fisik dan infrastruktur akibat bencana alam. 3.
Rekontruksi yaitu membangun kembali dari kerusakan kerusakan yang terjadi akibat bencana alam. Penaggulangan bencana yang telah ditetpakan
pemerintah dibuat guna membangun kembali daerah yang terkena bencana menggingat indonesia rawan akan bencana alam.
2.2.2 Perubahan Sosial
Setiap kehidupan manusia akan mengalami perubahan. Perubahan itu dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola prilaku,
perekonomian, lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat, interaksi sosial dan yang lainya. Perubahan sosial terjadi pada semua masyarakat dalam setiap proses dan
waktu, dampak perubahan tersebut dapat berakibat positif dan negatif. Terjadinya perubahan merupakan gejala yang wajar dalam kehidupan manusia. Hal ini terjadi
karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tidak terbatas. Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami masyarakat serta
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat
Universitas Sumatera Utara
kehidupan masyarakat secara suka rela atau di pengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial terjadi pada dasarnya karena ada anggota masyarakat pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan kehidupanya yang lama
dan menganggap sudah tidak puas lagi atau tidak memadai untuk memenuhi kehidupan yang baru.
Menurut Gillin dan Gillin Abdulsyani,2002:163 perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena
perubahan geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Selain
itu, Selo Soemardjan berpendapat bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu
masyarakat, yang memepengaruhi sistem sosial lainya, termasuk didalam nilai- nilai, sikap, dan pola prilaku antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Soerjono Soekanto,2007:263. Soerjono Soekanto 2000:338 berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi
sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis dan geografis, atau biologis yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan
menghasilkan perubahan-perubahan sosial. Adapun yang menjadi ciri-ciri perubahan sosial itu sendiri antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Perubahan sosial terjadi secara terus menerus
b. Perubahan sosial selalu diikuti oleh perubahan-perubahan sosial lainnya
c. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan
disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri
d. Setiap masyarakat mengalami perubahan masyarakat dinamis
Perubahan sosial tidak terjadi begitu saja. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa perubahan sosial dapat bersumber dari dalam
masyarakat internal dan faktor dari luar masyarakat eksternal. 1. Faktor internal
Perubahan sosial dapat disebakan oleh perubahan-perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Adapun faktor tersebut antara lain:
a Perkembangan ilmu pengetahuan, Penemuan-penemuan baru akibat
perkembangan ilmu pengetahuan, baik berupa teknologi maupun berupa gagasan-gagasan menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan
selanjutnya diterima serta menimbulkan perubahan sosial. b
Kependudukan, faktor ini berkaitan erat dengan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk.
c Penemuan baru untuk memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha untuk
mencoba hal-hal yang baru. Pada suatu saat orang akan menemukan suatu yang baru baik berupa ide maupun benda. Penemuan baru sering
berpengaruh terhadap bidang atau aspek lain.
Universitas Sumatera Utara
d Konflik dalam masyarakat, adanya konflik yang terjadi dalam masyarakat
dapat menyebabkan perubahan sosial dan budaya, pertentangan antara indvidu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok sebenarnya
didasari oleh perbedaan kepentingan. 2. Faktor eksternal
Perubahan sosial disebabkan oleh perubahan-perubahan dari luar masyarakat itu sendiri seperti:
a Pengaruh kebudayaan masyarakat lain, Adanya interaksi langsung tatap
muka antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya akan menyebabkan saling berpengaruh. Disamping itu, pengaruh dapat
berlangsung melalui komunikasi satu arah, yakni komunikasi masyarakat dengan media-media massa.
b Peperangan, Terjadinya perang antar suku atau antar negara akan berakibat
munculnya perubahan-perubahan pada suku atau negara yang kalah. Pada umumnya mereka akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa
dilakukan oleh masyarakatnya, ataupun kebudayaan yang dimilikinya kepada suku atau negara yang mengalami kekalahan.
c Perubahan dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar
manusia,terjadinya gempa bumi, topan, banjir besar, gunung meletus dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami
daerah- daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya dan kemungkinan masih bertahan di daerahnya tersebut. Hal tersebut akan
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga
Universitas Sumatera Utara
kemasyarakatanya karena masyarakatnya harus memulai kehidupan baru kembali. Sebab yang bersuber dari lingkungan alam fisik kadang-kadang
ditimbulkan oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri. Strategi Adaptasi Masyarakat Dalam Bencana Hardesty 1977
mengemukakan tentang adaptasi bahwa: “adaptation is the process through which benefi cial relationships are established and maintained between an organism and
its environment”, maksudnya, adaptasi adalah proses terjalinnya dan terpeliharanya hubungan yang saling menguntungkan antara organisme dan
lingkungannya. Sementara itu para ahli ekologi budaya cultural ecologists Alland, 1975;
Harris, 1968; Moran, 1982 mendefi nisikan, bahwa adaptasi adalah suatu strategi penyesuaian diri yang digunakan manusia selama hidupnya untuk
merespon terhadap perubahan-perubahan lingkungan dan sosial. Dalam kajian adaptabilitas manusia terhadap lingkungan, ekosistem merupakan keseluruhan
situasi, di mana adaptabilitas berlangsung atau terjadi. Karena populasi manusia tersebar di berbagai belahan bumi, konteks
adaptabilitas sangat berbeda-beda. Suatu populasi di suatu ekosistem tertentu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan dengan cara-cara yang spesifi k.
Ketika suatu populasi atau masyarakat mulai menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan yang baru, suatu proses perubahan akan dimulai dan dapat saja
membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyesuaikan diri Moran 1982. Sahlins 1968 menekankan bahwa proses adaptasi sangatlah dinamis, karena
lingkungan dan populasi manusia terus dan selalu berubah. Smit dkk., 1999
Universitas Sumatera Utara
dalam kajiannya mengenai perubahan iklim, mengartikan adaptasi sebagai penyesuaian di dalam sistem ekologi-sosial-ekonomi sebagai respon terhadap
kondisi ikilm dan dampaknya. Smit dan Wandel 2006 juga menyatakan bahwa adaptasi manusia dalam
perubahan global merupakan proses dan hasil dari sebuah sistem, untuk mengatasi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan, tekanan, bahaya, risiko, dan
kesempatan. Dalam perubahan iklim terdapat 2 peran adaptasi yaitu sebagai bagian dari penilaian dampak dengan kata kunci yaitu 1 adapatasi yang
dilakukan, dan 2 respon kebijakan dengan kata kunci rekomendasi adaptasi. Kerangka dalam mendefi niskan adaptasi adalah dengan mempertanyakan: 1
adaptasi terhadap apa?; 2 siapa atau apa yang beradaptasi?; dan 3 bagaimana adaptasi berlangsung?. Hal ini berarti bahwa adaptasi adalah proses adaptasi dan
kondisi yang diadaptasikan
2.2. Strategi Adaptasi