menerapkan dilakukan oleh pengeluaran yang terlibat dalam penjualan tersebut. Hal inilah yang perlu diawasi agar tujuan dapat tercapai, jadi agar
internal control dapat dijalankan agar sebelum terjadi penyalahgunaan saham yang lebih dalam sudah dapat ditegur. Jadi mulai saat ini
pemberian kredit tentu diberikan konfirmasi positif maupun negative. Demikian juga pada hal ini penagihan harus dilihat apakah benar-benar
ditagih , demikian juga jaminan pemberian kredit tersebut, wajar atau tidak.
4. Kebijakan mengenai penagihan, yaitu sampai sejauh mana tindakan atau
kelonggaran yang diberikan perusahaan atas piutang yang tidak dibayar
pada waktunya.
b. System Akuntansi Piutang
Secara umum piutang dari transaksi penjualan barang secara kredit atau pemberian pinjaman kepada debitur. Bagi perusahaan jasa seperti perbankan
piutang timbul dari pemberian pinjaman kepada nasabah atau debitur. Dalam memberikan pinjaman, perjanjian ini menjadi sarana agar terjadi persetujuan
pemberian pinjaman antara pihak debitur dan pihak kreditur. Prosedur pemberian piutang ini dimulai dengan diterimanya tembusan faktur peminjam dan pemberian
piutang ini dimulai dengan diterimanya tebusan faktur peminjaman dan diakhiri dengan dibuatnya surat pernyataan piutang dan daftar analisa umur piutang.
Prosedur piutang ini merupakan sistem akuntansi piutang yang akan mencatat terjadinya piutang penagihan penggolongan analisa piutang tidak
Universitas Sumatera Utara
tertagih, pembiayaan, penghapusan piutang dan seterusnya, sehingga bagian piutang tersebut dapat digolongkan agar tercapai internal check menurut Baridwan
2002:145 yaitu : A.
Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah-jumlah piutang kepada tiap-tiap langganan
B. Menyiapkan dan mengirimkan surat pernyataan piutang
C. Membuat daftar analisa umur piutang setiap periode
Dengan prosedur yang jelas, sehingga Sudah tentu ketiga bagian itu harus lebih check dan ricek agar mudah didata pimpinan perusahaan. kreditur harus
mencatatnya dengan jelas dan benar. Untuk keteraturan piutang biasanya perusahaan melakukan administrasi piutang. Dari sinilah bagian akuntansi dapat
membuktikan bahwa keabsahan piutang dapat dijamin kebenaran dan keberadaan nya. Dan dari dokumen-dokumen yang disimpan dalam administrasi piutang ini
sangat berguna sebagai alat verifikasi piutang. Mulyadi mengemukakan 2002:263 ada empat metode pencatatan piutang
yang dapat digunakan: 1.
Metode konvensional 2.
Metode posting langsung kedalam kartu piutang atau pernyataan piutang 3.
Metode pencatatan pada buku pembantu 4.
Metode pencatatan dengan menggunakan computer Adapun uraian dari masing-masing metode pencatatan piutang diatas adalah
sebagai berikut: 1.
Metode konvensional
Universitas Sumatera Utara
Dalam metode ini, posting ke dalam kartu piutang dulakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.
2. Metode posting langsung kedalam kartu piutang atau pernyataan piutang
Metode posting langsung kedalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a. Metode posting harian
1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan,
jurnal hanya menunjukan jumlah total harian saja tidak rinci 2.
Posting langsung kedalam kartu piutang b.
Metode posting periodik 1.
Posting ditunda 2.
Penagihan bersiklus 3.
Metode pencatatan tanpa buku penbantu Dalam metode ini tidak digunakan buku pembantu piutang. Faktur
pemberian piutang beserta dokumen pendukungnya diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama langganan dalam
arsip faktur yang belum dibayar. Arsip faktur pemberian pinjaman berfungsi sebagai catatan piutang.
4. Metode pencatatan dengan menggunakan computer
Metode pencatatan dengan computer menggunakan bacth system. Dalam bacth system ini dokumen yang mengubah piutang dikumpulkan dan
sekaligus diposting setiap hari untuk memutahirkan catatan piutang. Dalam sistem computer dibentuk dua macam arsip yaitu arsip transaksi
Universitas Sumatera Utara
dan arsip induk. Secara periodik, misalnya setiap bulan arsip induk piutang digunakan untuk menghasilkan berbagai laporan bagi manajemen.
Dalam proses pencatatan piutang usaha pencatatan piutang usaha pencatatan pada buku pembantu piutang, dulakukan pada saat transaksi
berlangsung. Buku pembantu piutang biasanya menyajikan informasi jumlah piutang dari masing-masing pelanggan setiap saat. Sedangkan
untuk mengetahui jumlah keseluruhan piutang dari langganan dapat dilakukan dengan membuka file buku besar piutang. Keduanya berguna
bagi penyusunan laporan keuangan, oleh karena itu kerapian dan ketelitian pencatatan harus tetap diperhatikan, dihubungkan kepada keadaan bahwa
jumlah piutang antara buku penbantu piutang dan buku besar piutang bila dilakukan perbandingan maka keduanya harus menunjukkan jumlah yang
sama. E.
Penilaian Penjualan Kredit
Seluruh piutang yang telah disetujui dilakukan pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam memberikan persetujuan penjualan kredit
dibutuhkan suatu penilaian terhadap kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah piutang yang menjadi kewajibannya, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya piutang macet. Menurut Anthony 2000:323 ada beberapa petunjuk yang dinyatakan bahwa
sebagian atau seluruh piutang pelanggan tidak dapat melunasi hutangnya karena: 1.
Debitur atau pelanggan bangkrut 2.
Perusahaan debitur atau pelanggan ditutup
Universitas Sumatera Utara
3. Debitur atau pelnggan kabur
4. Penagihan yang berkali-kali terus gagal dan telah relatif lama
5. Pembatasan penagihan oleh ketentuan undang-undang
6. Debitur atau pelanggan telah meninggal dunia
Dalam arsip penilaian piutang maka dilaporkan piutang dalam neraca adalah sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang diharapkan
akan ditagih. Penilaian piutang dapat dilihat pada umur piutang, yang disebut dengan metode analisa umur piutang. Piutang masing-masing langganan dibagi
dalam dua kelompok, yaitu: kelompok yang belum menunggak dan kelompok yang menunggak. Yang dimaksud dengan menunggak adalah sudah melebihi
jangka waktu kredit. Piutang yang menunggak dipisah-pisahkan dalam kelompok berdasarkan lamanya waktu menunggaknya. Selanjutnya dari masing-masing
jumlah tunggakan yang didasarkan pada lamanya waktu tunggakan ditetapkan persentase kerugian piutangnya. Jumlah kerugian piutang dihitung dengan cara
ini sesudah mempertimbangkan saldo rekening cadangan kerugian piutang merupakan jumlah kerugian piutang.
Penggunaan metode analisa piutang dapat dilihat dari contoh berikut ini: misalnya pada tanggal 31 Desember 2001 saldo rekening piutang PT Perkasa
menunjukkan jumlah sebesar Rp 7.500.000 yang dapat dirinci berdasarkan umurnya nampak sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 PT PERKASA
Analisa Umur Piutang 31 Desember 2001
Nama Jumlah
Belum Menunggak
Menunggak
1-30 Hari
31-60 Hari
61-90 Hari
91-180 Hari
181-365 Hari
Lebih dari 1 tahun
Alex 270.000
250.000 20.000
Ari 500.000
500.000 Indah
320.000 250.000
300.000 40.000
CV Jaya 1.410.000
1.300.000 110.000
PT Muda 1.200.000
1.200.000 Darwin
180.000 180.000
Asri 600.000
400.000 200.000
Hanan 400.000
400.000 Ud Sari
1.000.000 800.000
100.000 100.000
T. Melati 350.000
100.000 250.000
Ud Pls 250.000
250.000 Risma
320.000 200.000
120.000 Ud Rido
50.000 50.000
Rusdi 650.000
600.000 50.000
Jumlah 7.500.000
6.000.000 350.000
250.000 150.000
320.000 250.000
180.0000
Pemisahan masing-masing piutang kedalam kelompok-kelompok umur dilakukan dari data yang ada dalam buku pembantu piutang. Setelah piutang
masing-masing pelanggan dalam dikelompokkan berdasarkan umurnya seperti diatas, langkah berikutnya adalah menentukan besarnya persentase kerugian
piutang untuk masing-masing kelompok umur. Penentuan persentase adalah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 PT PERKASA Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2001
Kelompok umur Jumlah
Persentase Kerugian Piutang
Taksiran Kerugian Piutang
Belum menunggak 6.000.000
0,50 30.000
Menunggak 1-30 hari 350.000
1,00 3.500
Menunggak 31-60 hari 250.000
2,00 5.000
Menunggak 61-90 hari 150.000
5,00 7.500
Menunggak 91-180 hari 320.000
10,00 32.000
Menunggak 180-365 hari 250.000
30,00 75.000
Menunggak lebih dari 1 tahun 180.000
50,00 90.000
7.500.000 243.000
Dari perhitungan diatas maka jurnal untuk mencatat kerugian piutang tanggal 31 Desember 2001 dan rekening cadangan kerugian piutang adalah:
Kerugian piutang Rp 243.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp 243.000
F.
Perencanaan Kerugian Piutang
Perencanaan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode yaitu sebagai berikut:
A. Metode Cadangan penyisihan
Universitas Sumatera Utara
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang bisa terjadi cukup besar jumlahnya. Maka dilakukan suatu estimasi untuk piutang yang
tak tertagih dari total piutang yang beredar. Dalam penerapan metode ini ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran
piutang yang ada pada periode akuntansi 2.
Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian
piutang 3.
Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang
dagang pada saat piutang dihapus dari pembukuan. Dalam laporan laba-rugi kerugian piutang dilaporkan sebagai beban
umum, karena tugas-tugas pemberian kredit dan penagihan dibawah tanggung jawab departemen akuntansi dalam rangka administrasi umum. Dalam neraca
piutang dagang dilaporkan dalam nilai netto dengan jelas yang nenunjukkan besarnya penyisihan atau dicantumkan secara teperinci.
Apabila segala sesuatu telah dilakukan untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu tidak mendatangkan hasil and perusahaan berkeyakinan bahwa piutang
tersebut tidak dapat diterima pelunasannya, maka piutang demikian harus dihapuskan dari pembukuan. Untuk mencegah penghapusan dini, maka
penghapusan piutang harus mendapatkan persetujuan dari manajemen yang ditentukan perusahaan. Jurnal untuk menghapus piutang yang tidak dapat ditagih:
Universitas Sumatera Utara
Cadangan Kerugian Piutang Rp XXX
Piutang Usaha Rp XXX
Kadang-kadang piutang yang telah dihapuskan sebelumnya mungkin saja dikemudian hari dapat ditagih kembali. Dalam hal ini piutang tersebut harus
ditimbulkan lagi, dalam ayat jurnal: Piutang usaha
Rp XXX Penyisihan Piutang ragu-ragu
Rp XXX Uang kas yang diterima dari pembayaran tersebut dicatat dalam buku
harian jurnal penerimaan kas sebagai penerimaan piutang. Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapuskan yaitu :
Kas Rp XXX
Piuang tak tertagih Rp XXX
Seperti halnya penghapusan piutang, penerimaan kembali piutang akan berpengaruh terhadap rekening-rekening neraca ril.
Mengestimasikan piutang tak tertagih pada akhir periode fiscal didasarkan pada pengalaman bagian perusahaan dimasa lalu dan perediksi kegiatan
perusahaan dimasa depan. Jika perekonomian secara umum berjalan secara baik, jumlah beban piutang tak
tertagih biasanya lebih rendah dibandingkan jika prekonomian sedang resesi. Menurut Niswonger 2003:329 estimasi piutang tak tertagih biasanya
didasarkan pada : 1.
Jumlah penjualan, seperti diperlihatkan dalam laporan laba-rugi periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2. Jumlah piutang, seperti diperlihatkan dalam neraca akhir periode dan umur
piutang usaha Piutang yang tidak dapat ditagih oleh manajemen biasanya terlebih dahulu
dilakukan penaksiran yang didasarkan pada : 1.
Taksiran berdasarkan jumlah penjualan Pada metode ini lebih ditekankan penandingan pendapatan biaya, jika ada
hubungan yang cukup stabil antara penjualan tahun sebelumnya dengan piutang tak tertagih maka persentase tersebut digunakan sebagai dasar
untuk menentukan beban piutang yang tidak tertagih tahun ini. Dengan jurnal sebagai berikut:
Beban Piutang tak tertagih Rp XXX
Penyisihan Piutang Ragu-ragu Rp XXX
2. Taksiran berdasarkan alalisis piutang
Semakin lama peredaran piutang usaha semakin kecil kemungkinan piutang tersebut akan tertagih. Jadi kita bisa mendaftarkan estimasi
piutang tak tertagih pada seberapa lama piutang tersebut telah beredar. Metode yang paling lazim digunakan untuk mendapatkan penyisahan
piutang usaha hanya beredar adalah melalui penetapan umur piutang aging the receivables, masing-masing piutang dianalisis untuk
menetapkan piutang mana yang belum dan mana yang sudah jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
B. Metode penghapusan piutang
Penghapusan piutang ini merupakan suatu kerugian bagi perusahaan, piutang yang tidak tertagih terjadi karena debitur lari, meninggal dunia, bangkrut,
atau sebab-sebab lain yang mengakibatkan dihapuskannya rekening piutang. Pencatatan penghapusan piutang tidak dibebankan kerekening cadangan kerugian
piutang, karena kerugian piutangnya sudah diakui pada akhir periode sebelumnya. Jurnal penghapusan piutang dapat dicatat sebagai berikut:
Cadangan Kerugian Piutang Rp XXX
Piutang Rp XXX
Kadang-kadang piutang yang sudah dihapuskan dilunasi kembali oleh debitur sehingga terjadi penerimaan piutang yang sudah dihapuskan. Jurnalnya sebagai
berikut: Kas
Rp XXX Cadangan kerugian Piutang
Rp XXX Bila pelunasan piutang yang sudah dihapuskan tidak langsung diterima, maka
pada saat diketahui bahwa piutang akan dilunasi dibuat jurnal: Piutang
Rp XXX Cadangan Piutang tak Tertagih
RpXXX Metode penyisihan menekankan pada pelaporan beban piutang akibat
piutang tak tertagih tak tertagih dalam periode dimana penjualan terkait terjadi. Penekanan pada perbandingan antara beban dengan pendapatan ini merupakan
metode akuntansi yang lebih disukai untuk piutang ragu-ragu. Namun ada situasi
Universitas Sumatera Utara