Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Pelanggaran terhadap hak-hak anak dapat ditilik melalui perspektif relasi kuasa power relationship yang melingkupi kehidupan anak-anak. Anak dalam konteks ini menghadapi tiga 3 pihak yang berpotensi melakukan pelanggaran baik secara langsung atau tidak, ketiga pihak tersebut ialah orang tua, masyarakat setempat dan Negara. Realita yang ada menempatkan ketiga pihak ini sebagai pelaku pelanggaran terhadap anak melalui kekuasaan yang melekat pada mereka. Keluarga, masyarakat setempat, dan negara menjadi lingkungan yang mengancam hidup dan kehidupan anak. Selain itu, anak dan generasi muda adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena anak merupakan bagian dari generasi muda. Generasi muda adalah harapan bangsa. Mereka nanti yang akan menentukan kesejahteraan bangsa diwaktu mendatang. Oleh karena itu, generasi muda perlu dibina dengan baik, agar mereka tidak salah jalan dalam hidupnya kelak. Pembinaan generasi muda yang pertama- tama harus dilakukan adalah di dalam lingkungan keluarga. Keluarga sangat penting bagi anak muda, karena keluarga tempat membentuk pribadi sejak kecil. Maka tanggung jawab orang tua terhadap anak merupakan perwujudan atas hak-hak yang di miliki si anak. 9 Dalam konvensi hak-hak anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas perlindungan, mencakup perlindungan dari segala pelanggaran, perlakuan kejam dan perlakuan sewenang-wenang dalam proses peradilan pidana, maka dikeluarkanlah undang-undang tentang pengadilan anak. Masalah perlindungan hukum dan hak- 9 Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak,Jakarta : Djambatan, 2000, h. 1-2. 5 haknya bagi anak-anak merupakan salah satu sisi pendekatan untuk melindungi anak- anak Indonesia. Perlindungan hak-hak anak dapat dilakukan secara teratur, tertib dan bertanggung jawab maka diperlukan peraturan hukum yang selaras dan perkembangan masyarakat Indonesia yang dijiwai sepenuhnya oleh pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pasal 34 dalam Undang-undang Dasar 1945 telah di tegaskan bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara” ini menunjukkan adanya perhatian serius dari pemerintah terhadap hak-hak anak dan perlindungannya. 10 Pada masa kini kita masih melihat dan mendengar baik secara langsung atau tidak langsung bagaimana nasib anak-anak yang hidup didaerah-daerah pemukiman sementara. Kesehatan dan pendidikan bagi mereka sungguh tidak diperhatikan, keadaan nyata yang mereka hadapi sehari-hari jelas akan berpengaruh pula pada persepsi dan pandangan di masa depan. Di Indonesia, anak-anak jalanan terpaksa harus bekerja membantu ekonomi rumah tangga orang tuanya, jutaan anak-anak karena suatu keadaan, dan biasanya karena soal ekonomi, terpaksa tidak mendapat pelayanan kesehatan yang layak, serta sulit untuk menikmati pendidikan yang memadai. Mengapa hal demikian harus terjadi? Jawabannya jelas, yaitu kemiskinan. Kemiskinan yang dihadapi oleh orang tua atau tetangga sekelilingnya mengkondisikan pada anak-anak untuk menjalankan peran yang sesungguhnya di luar 10 Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, Bandung : Refika Aditama, 2006, Cet ke 1, h. 67. 6 kemampuan sang anak, sehingga anak sering harus bekerja guna mendapatkan tambahan bagi pendapatan rumah tangga orang tuanya. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, kita dapat mengatakan bahwa masalah perlindungan hukum bagi anak- anak merupakan salah satu sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak Indonesia. Oleh sebab itu masalahnya tidak semata-mata bisa didekati secara yuridis, tetapi perlu pendekatan yang lebih luas, yaitu ekonomi, sosial dan budaya. 11 Dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang menyatakan: “Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial”. Program penanggulangan masalah anak termasuk dalam satuan bagian dari pembangunan sosial, pendidikan, peningkatan sumber daya manusia. Untuk menangani masalah pekerjaan anak, intervensi yang dilakukan pihak pemerintah khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah menyelenggarakan pendidikan dan memperluas akses pendidikan kepada anak-anak, pelayanan pendidikan ini dimaksudkan sebagai media yang secara langsung atau tidak langsung mencegah anak-anak memasuki pasar kerja. 12 Selain itu, anak-anak dalam kehidupannya masih diperlukan adanya tanggung jawab orang tua, sehingga hak-hak anak dapat berjalan dengan baik. Tanggung jawab 11 Mulyana, Hukum.,h 20. 12 Muh. Joni, Zulchaina Z. Tanasam, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak Anak, tt : P.T Citra Aditya Bakti, 1999 Cet ke-1, h. 112-113. 7 orang tua terhadap anak merupakan perwujudan atas hak-hak yang dimiliki anak. Dalam Konvensi PBB tentang hak-hak anak, hanya terdapat satu peraturan tentang tanggung jawab orang tua terhadap anak, yaitu orang tua bertanggung jawab untuk membesarkan dan membina anak, Negara mengambil langkah membantu orang tua yang bekerja agar anak mendapat perawatan dan fasilitas. 13 Dalam islam anak merupakan amanah sekaligus karunia Allah SWT. Bahkan anak dianggap sebagai harta kekayaan yang paling berharga dibandingkan kekayaan harta benda lainya, anak sebagai amanah Allah harus dijaga dan dilindungi karena dalam diri anak melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus di junjung tinggi. 14 Demikian juga perhatian Rasulullah terhadap dunia anak-anak, juga telah membuktikan bahwa Rasulullah sangat mengharapkan kelangsungan agama Islam yang akan terus bergema ditangan anak-anak, karena anak-anak merupakan generasi umat yang akan datang. Anak-anak muslim memiliki hak mutlak yang tidak dapat diganggu gugat. Dan sebagai orang tua tidak boleh dengan begitu saja mengabaikannya, karena hak-hak anak termasuk ke dalam salah satu kewajiban 13 Gatot, Hukum., h. 8. 14 Andi Syamsu Alam, Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam, tt : tp, tth, h. 1. 8 orang tua, yang telah digariskan Islam, yakni memelihara anak sebagai amanat Allah yang harus dilaksanakan dengan baik. 15 Di dalam sumber hukum Islam yang berupa kitab suci Al-Qur’an dan Hadist Rasul SAW. Keduanya banyak menegaskan betapa pentingnya perlindungan terhadap anak. Sementara realitanya masih dirasakan kurang optimal di dalam implementasi terhadap hak anak, termasuk Negara kita Indonesia. Islam dengan tegas mewajibkan kepada setiap individu muslim agar memberikan sesuatu yang baik dalam kesejahteraan dan perlindungan anak. Sejak 15 abad lalu kita sudah diperingatkan oleh firman Tuhan, sebagaimana di dalam Surat Al-Ma’un ayat 1-7 : ⌧ ☺ ☺ ⌧ ☺ ☺ Artinya : “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari 15 Abdur Razak Husein, Hak Anak Dalam Islam, Jakarta : PT. Fikahati Aneska, 1992, Cet ke-1, h.49. 9 shalatnya, orang-orang yang berbuat ria dan enggan menolong dengan barang berguna” Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa adanya kewajiban yang harus dilakukan secara berkesinambungan untuk memberi perlindungan dan pengayoman kepada anak, memberi sesuatu yang terbaik dalam kesejahteraan mereka. 16 Jika anak diberi pekerjaan yang menyita sebagian besar waktu dan konsentrasinya ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati masa-masa sekolahnya. Padahal masa sekolah semacam itu adalah kesempatan bagi sang anak untuk mengekspresikan semangat mudanya dalam berbagai macam aktivitas yang positif. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengeksploitasi isteri atau anak untuk menghidupi seluruh anggota keluarga. Si anak disuruh bekerja keras hingga melampaui sifat-sifat dan fitrah kekanak-kanakan. Hal semacam itu tentu saja harus di hindari. 17 Secara spesifik, keterbelakangan dan kemiskinan sebagian besar rakyat Indonesia disebabkan oleh proses penghancuran kesempatan yang terjadi sebagai akibat proses pelanggaran oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dalam islam cukup banyak lembaga yang dapat dipergunakan untuk membantu pemerintah dalam menangani kemiskinan yang sedang terjadi. Dibidang sosial ekonomi misalnya 16 Zaitunah Subhan, Menggagas Fiqih Pemberdayaan Perempuan, Jakarta: El-Khafi, 2008, Cet ke-1, h 305. 17 Cahyadi Tarakiawan, Pernak pernik Rumah Tangga Islam, Solo: Intermedia, 1997, Cet ke- 1, h. 204-206. 10 ada zakat, infak, shadaqoh, wakaf, hibah, wasiat dan lain-lain. Sayangnya di Indonesia, selama ini zakat yang diberikan kepada mustahik pada umumnya bersifat konsumtif, yakni berupa uang tanpa adanya pendamping, dengan demikian dari tahun ke tahun pada umumnya mereka tetap pada kemiskinan. 18 Dari uraian di atas penulis sangat tertarik untuk membahas masalah anak, yaitu dengan mengadakan pengkajian dalam bentuk skripsi yang berjudul : “PELANGGARAN HAK ANAK JALANAN OLEH ORANG TUA DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM ISLAM”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis di atas, maka penulis membatasi masalah pelanggaran yang penulis kaji adalah masalah Hak Anak yang dilanggar oleh orang tua, dimana dalam judul skripsi ini pelanggaran Hak Anak Jalanan oleh orang tua menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana Undang-undang Perlindungan Anak dan Hukum Islam terhadap Pelanggaran Hak Anak yang dilakukan oleh Orang Tua ? 2. Bagaimana Fenomena Anak Jalanan yang dilakukan oleh Orang Tua ? 3. Bagaimana Konsep Undang-undang tentang Pelanggaran Hak Anak Jalanan dalam Perspektif Hukum Islam ? 18 Sharing majalah ekonomi dan bisnis syariah, edisi 18 Tahun II Juni 2008, h.16-17. 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pada setiap penelitian yang dilakukan pada dasarnya memiliki tujuan dan fungsi tertentu yang ingin dicapai baik yang berkaitan langsung dengan penulisan atau dengan pihak lain yang memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis: 1. Untuk mengetahui pandangan Undang-undang Perlindungan Anak dan pandangan Hukum Islam terhadap Pelanggaran Hak Anak yang dilakukan oleh Orang Tua. 2. Untuk memberikan wawasan bagaimana fenomena pelanggaran Hak Anak Jalanan yang disebabkan oleh Orang Tua. 3. Untuk mengetahui konsep tentang Pelanggaran Hak Anak Jalanan menurut Hukum Islam dan Undang-undang No.23 Tahun 2002. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini dilakukan oleh penulis adalah: 1. Selain dimaksudkan untuk memperoleh wawasan yang lebih luas terhadap penulis dan pihak lain yang memanfaatkannya, juga diharapkan hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang masalah Pelanggaran Hak Anak oleh Orang Tua. 12 2. Menambah khazanah masalah-masalah sosial dalam spektrum perkembangan ilmu sosiologi dan hukum. 3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya penulis tentang adanya Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sehingga diharapkan masyarakat khususnya orang tua agar tidak melakukan pelanggaran terhadap anak.

D. Tinjauan Review Kajian Terdahulu

Penelitian terhadap kejahatan anak, akhir-akhir ini menjadi pembahasan aktual dan fenomena di masyarakat memang telah banyak dilakukan oleh para peneliti dari berbagai tingkat akademis yang berbeda, seperti skripsi pada tahun 2004 dengan judul “Perdagangan Anak dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif” yang ditulis oleh Tasmianti. Dalam skripsi tersebut ia berhasil menjelaskan tentang masalah Perdagangan Anak dalam Pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif, dimana ia mengambil kesimpulan bahwa dalam Hukum Islam pelaku Perdagangan Anak dikenakan Hukuman Ta’zir. Sedangkan penelitian lainnya yang berkaitan dengan masalan anak adalah yang ditulis oleh “Tiara Rubiati” pada tahun 2005, dengan judul “Perlindungan Lingkungan Hidup Anak menurut Hukum Islam dan Undang-Undang No. 4 tahun 1979 Kekerasan Seksual Pada Anak Jalanan ”. Pada dasarnya hasil penelitian kedua ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian pertama dimana dalam kesimpulannya Tiara Rubiati berpendapat bahwa pelaku tindak pidana terhadap anak 13 dalam hukum islam dikenakan sanksi ta’zir. Akan tetapi, masalah anak yang menjadi pokok bahasan dalam skripsinya tersebut hanya yang berkaitan dengan kejahatan terhadap anak menurut hukum islam. Dalam buku “Child Abuse atau Kekerasan Terhadap Anak”, karya Abu Huraerah. Dimana dalam buku ini membahas mengenai gambaran kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang lain bukan keluarga, namun beliau tidak membahas masalah kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua, berbeda dengan judul skripsi yang penulis buat. “Masalah Korban Kejahatan Kumpulan Karangan” karya Arif Gosita, penerbit Akademika Presindo, Jakarta 1993. dalam buku ini, penulis membahas tentang masalah Korban Kejahatan salah satunya adalah anak, dimana pembahasannya berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menggunakan buku ini sebagai perbandingan serts acuan dalam penulisan skripsi ini, dimana dalam buku ini tidak dibahas secara mendetail mengenai korban dalan pelanggaran hak anak jalanan yang disebabkan oleh orang tua. “Penanggulangan Anak Jalanan oleh Direktorat Kesejahteraan Anak Departemen Sosial RI”, karya Rondang Siahaan. Dalam buku ini dijelaskan mengenai upaya-upaya apa saja yang di gunakan dalam menanggulangi anak jalanan. Oleh karena itu penulis mencoba memaparkan upaya-upaya apa saja yang dapat di gunakan oleh Pemerintah dalam menanggulangi pelanggaran hak anak yang disebabkan oleh orang tua dengan membandingkannya dalam buku ini.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Hak Dan Kewajiban Anak Dan Orang Tua Ditinjau Dari Undang-Undang NO.1 Tahun 1974 Dan Hukum Islam

0 30 99

Otoritas orang tua terhadap anak perspektif hukum Islam dan undang-undang nomor 23 tahun 2002 (kasus Arumi Bachsin)

0 3 108

HAK-HAK ANAK DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NO. 23 TAHUN 2002 UNTUK MEMPEROLEH Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 13

PENDAHULUAN Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 25

PENUTUP Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 8

HAK-HAK ANAK DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NO. 23 TAHUN 2002 UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN DALAM Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 23

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Akibat Perceraian Orang Tua di Pengadilan Agama Padang Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

0 0 6

KEWAJIBAN NEGARA TERHADAP ANAK-ANAK JALANAN YANG MASIH MEMILIKI ORANG TUA YANG TINGGAL DI RUMAH SINGGAH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN UNDANG-UNDANG.

0 0 1

HAK WARIS ORANG TUA BERSAMA ANAK (STUDI KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA) - STAIN Kudus Repository

0 0 48