52
sehingga diperlukan pasangan yang seakidah, dan sepemahaman dalam pendidikan anak. Jika tidak demikian tentunya sulit mencapai tujuan pendidikan anak dalam
keluarga. 7.
Hak Mendapatkan Kebutuhan Pokok Sebagai Warga Negara Sebagai warga Negara, anak juga mendapatkan haknya akan kebutuhan pokok
yang disediakan secara masal oleh negara kepada warga negara. Kebutuhan ini meliputi: pendidikan di sekolah,pelayanan kesehatan dan keamanan. apabila hak anak
tersebut terpenuhi maka anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas.
Cara pandang yang benar terhadap anak merupakan langkah awal menuju optimalnya usaha pemenuhan hak anak. Islam mengajarkan untuk memandang anak
sebagai: 1.
Perhiasan Dunia Anak merupakan perhiasan dunia yang akan menyenangkan hati orang tua,
sebagaimana dalam firman Allah SWT “harta benda dan anak-anak itu sebagai perhiasan hidup di dunia ”
2. Jaminan Bagi Orang Tua Di Hari Kiamat
Orang tua telah bersusah payah membesarkan, memelihara dan mendidik anak- anaknya dengan sabar akan mendapat imbalan yang sangat besar dari Allah SWT,
yaitu Surga
53
3. Sebagai Aset Masa Depan Umat
Islam mensyariatkan pernikahan pada umatnya, bahkan mencela orang-orang yang tidak mau menikah. Islam juga menganjurkan agar laki-laki mencari calon istri
yang penyayang, subur dan solehah, islam juga mensyariatkan untuk memperhatikan kualitas generasi penerusnya. Dapat dipahami bahwa ada tuntunan bagi kaum
muslimin untuk menjamin kelestarian generasi masa depan dan mewujudkan generasi yang berkualitas baik..
3
Sebagaimana hukum Islam memandang tindakan penelantaran anak sebagai tindakan yang tidak dibenarkan dalam Islam, serta dikategorikan sebagai tindak
pidana yang berakibat dapat dipidana dengan sanksi hukuman. Berdasarkan pada hukum ta’zir, yang ketentuan putusan hukumannya diserahkan kepada kebijaksanaan
pihak penguasa atau hakim. Sedangkan dalam Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, memandang tindakan penelantaran anak sebagai tindakan
pelanggaran hukum yang berakibat dapat dipidana dengan sanksi hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
3
http:voiceofmuslimahbekasi.blogspot.com
54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah di kemukakan pada bab-bab sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah disepakati bahwa anak dimanapun berada harus dilindungi dari
berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terlepas dari perbedaan latar belakang nasionalitas, budaya, politik kedua orang tuanya,
agama atau kepercayaan, sosial ekonomi, atau jenis kelaminnya.
1
Dalam pasal 4 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyatakan bahwa “setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh kembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi”. Sedangkan dalam hukum Islam anak merupakan mahluk ciptaan Allah SWT yang
wajib dilindungi dan dijaga kehormatan, martabat dan harga dirinya secara wajar baik secara hukum, ekonomi politik, sosial, maupun budaya tanpa
membedakan suku, agama, ras dan golongan. 2.
penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak.
1
Kelompok Kerja Penyusunan PNBAI 2015, Program Nasional Bagi Anak Indonesia PNBAI 2015, Jakarta, 2004, hal 45.
54
55
Misalnya, anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau tidak diberikan pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak. Eksploitasi anak
menunjukkan pada sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan keluarga atau masyarakat. Contohnya,
memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial atau politik tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan sesuai
dengan perkembangan fisik, psikisnya dan status sosialnya. Jika keadaan ini di biarkan terus berlangsung dan kekerasan anak tidak di hentikan, cepat
atau lambat bangsa ini akan runtuh. Karena para pemimpin bangsa ini kelak akan terdiri dari orang-orang yang memiliki masa kanak-kanak penuh
dengan nuansa kekerasan.
2
3. Dengan lahirnya Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, maka perlindungan anak telah memiliki landasan hukumnya secara yuridis. Sedangkan, islam memiliki bingkai syariah yang sangat komplit
mengenai hak-hak anak dan cara pemenuhannya. Menghadapi kondisi buruk anak-anak Indonesia saat ini, seharusnya sebagai umat islam, sebagai
bagian dari keluarga dan masyarakat, harus menyelesaikan masalah anak yang ada dengan ajaran islam. Pada saat kita menyadari begitu banyak hak
anak yang tidak terpenuhi karena negara tidak memenuhinya, pada saat
2
http:www.dwp.or.id
56
itulah seharusnya kita mulai berjuang untuk menegakkan kekuasaan islam yang mengaplikasikan ajaran islam dalam seluruh sendi kehidupan.
3
B. Saran
a. Orang tua wajib memberikan perlindungan dan pendidikan bagi anak-
anaknya. Agar kelak mereka menjadi harapan bangsa yang akan menentukan kesejahteraan bangsa di waktu mendatang.
b. Pemerintah perlu memberikan pemberdayaan yang optimal terhadap anak
jalanan, serta menyediakan dan merealisasikan program-program dan pemulihan bagi anak-anak yang bekerja di jalanan.
c. Komisi Perlindungan Anak Indonesia harus mempunyai orang-orang yang
mengerti tentang anak. Melaksanakan sosialisasi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, melakukan
penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap perlindungan anak.
d. Masyarakat mesti ikut berpartisipasi aktif dalam melakukan kontrol atas
tindak kekerasan terhadap pekerja anak. Tanpa partisipasi dari masyarakat, Undang-Undang Perlindungan Anak yang dibuat oleh pemerintah tidak
akan berjalan lancar.
3
http:voiceofmuslimahbekasi.blogspot.com
57