Praktek Pelanggaran Anak: Fenomena Anak Jalanan

Terjadinya kekerasan terhadap anak dalam keluarga, sebagai pangkal penyebabnya adalah rapuhnya tatanan keluarga. Karakteristik tatanan keluarga yang rapuh diantaranya adalah ketidakmampuan orang tua dalam mendidik anak dengan sebaik-baiknya, yaitu tiadanya perhatian, kelembutan, dan kasih sayang dari orang tua terhadap anak. Sejatinya kita menyadari bahwa keluarga atau rumah tangga adalah fondasi primer bagi perkembangan, kepribadian dan tingkah laku anak. Keberhgasilan keluarga orang tua dalam membentuk watak anak sangat tergantung pada subyek-subyek dalam keluarga tersebut. Orang tua sebagai subyek terpenting dalam keluarga, semestinya dapat mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Dengan pola pendidikan yang diselimuti kasih sayang dan kelembutan ini akan menjadi kunci tercapainya derajat kualitas anak di kemudian hari. 7

C. Praktek Pelanggaran Anak: Fenomena Anak Jalanan

Semua anak membutuhkan perhatian khusus karena mereka tidak dapat mandiri selama bertahun-tahun. Jumlah anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus cukup besar. Hal ini menunjukkan 7 Ibid., h. 69. besarnya masalah dan tantangan yang dihadapi. 8 Apabila orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan fisik, psikis ataupun emosi, tidak memberikan perhatian dan sarana untuk berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya juga merupakan tindak penelantaran, termasuk di dalammya adalah: a. penelantaran untuk mendapatkan perawatan kesehatan, misalnya mengingkari adanya penyakit serius pada anak. b. Penelantaran untuk mendapatkan keamanan, misalnya cedera yang disebabkan kurangnya pengawasan dan situasi rumah yang membahayakan. c. Penelantaran emosi, yaitu tidak memberikan perhatian kepada anak, menolak kehadiran anak. d. Penelantaran pendidikan. Anak tidak mendapatkan pendidikan sesuai dengan usianya, tidak membawa anak ke sarana pendidikan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga, sehingga terpaksa putus sekolah. 8 Kelompok Kerja Penyusunan PNBAI 2015, Program Nasional Bagi Anak Indonesia PNBAI 2015, Jakarta, 2004, h. 45 e. Penelantaran fisik, yaitu jika tidak terpenuhi kebutuhan makan, pakian atau tempat tinggal yang layak untuk mendapat sarana tumbuh kembag yang optimal. 9 Sedangkan pekerjaan terburuk untuk anak, secara umum meliputi anak-anak yang dieksploitasi secara fisik maupun ekonomi yaitu: 1. anak-anak yang dilacurkan; 2. anak-anak yang bekerja di pertambangan; 3. anak-anak yang bekerja sebagai penyelam mutiara; 4. anak-anak yang bekerja di sektor konstruksi; 5. anak-anak yang bekerja di jermal; 6. anak-anak yang bekerja sebagai pemulung sampah; 7. anak-anak yang dilibatkan dalam produksi dan kegiatan yang menggunakan bahan-bahan peledak; 8. anak-anak yang bekerja di jalan; 9. anak-anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga; 10. anak-anak yang bekerja di industri rumah tangga; 11. anak-anak yang bekerja di perkebunan; 12. anak-anak yang bekerja pada penebangan, pengolahan dan pengangkutan kayu; 9 Huraerah, Child, h. 66. 13. anak-anak yang bekerja pada industri dan jenis kegiatan yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Persoalan-persoalan tersebut membuat anak menjadi menderita, putus sekolah merupakan dampak yang mudah terlihat. Selain itu anak juga mengalami gangguan kesehatan, baik fisik, psikologis maupun reproduksinya. Dampak lain menyangkut terhambatnya tumbuh kembang, sosialisasi anak, anak suka menyendiri dan tertutup. Keadaan demikian apabila tidak segera di tangani akan terus menimbulkan masalah bagi kelangssungan hidup anak. 10 10 Departemen Sosial RI Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak, Pedoman Pelayanan Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus, Jakarta, 2004, h.23-24.

BAB IV PELANGGARAN HAK ANAK JALANAN OLEH ORANG TUA

DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK: ANALISIS TERHADAP PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Konsep Undang-undang Perlindungan Anak Terhadap Anak Jalanan

Masalah anak di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup cepat. Permasalahan yang dikenal adalah masalah ketelantaran, selanjutnya berkembang menjadi berbagai masalah yang spesifik dan kompleks, seperti anak yang memerlukan perlindungan khusus. Lahirnya Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, merupakan babak baru terhadap upaya perlindungan terhadap anak. Meskipun demikian, kondisi dan situasi permasalahan anak di Indonesia belum berubah dan bahkan anak-anak belum dapat merasakan langsung akan manfaat lahirnya undang-undang tersebut, sehingga diperlukan langkah-langkah segera yang harus dilakukan sebagai upaya memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap anak. 1 Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28b ayat 2 disebutkan “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Sedangkan pasal 34 1 berbunyi “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Dalam Undang-Undang 1 Departemen Sosial RI Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak, Pedoman Pelayanan Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus, Jakarta, 2004, h. 2-4. 48 49 Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002 disebutkan secara jelas di dalam pasal 2, 3, 4, 13, 15, dan 16 tentang negara harus melindungi setiap anak dari semua tindakan kekerasan dan diskriminasi. Sementara di dalam Konfensi Hak Anak dinyatakan dengan tegas dalam pasal 19 yang berbunyi bahwa “negara akan mengambil langkah- langkah legislatif, administratif, sosial dan pendidikan yang layak guna melindungi anak dari semua bentuk kekerasan”. Sementara pasal 37 menjelaskan bahwa “tidak seorang anak pun boleh menjalani siksaan atau perlakuan atau hukuman yang tidak manusiawi atau menurunkan martabat“. Oleh karena itu negara harus segera mengakhiri kebijakan yang tidak manusiawi kepada anak-anak jalanan dan sebaliknya negara harus memberikan jaminan perlindungan bagi anak jalanan dari kekerasan maupun eksploitasi. Dan memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak. Misalnya sekolah, lapangan bermain, lapangan olah raga, rumah ibadah, balai kesehatan,gedung kesenian, tempat rekreasi, ruang menyusui, tempat penitipan anak, dan rumah tahanan khusus anak. 2

B. Analisis Dalam Perspektif Hukum Islam

Betapa mirisnya anak-anak di negeri ini yang hak-hak hidupnya terabaikan. Bahkan nyawanya terancam sejak masih dalam kandungan. Betapa banyak kasus ditemukannya bayi-bayi yang tidak berdosa yang dengan sengaja di buang oleh orang tuanya, sebagian ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Anak yang sudah 2 http:sosbud.kompasiana.com 50 dilahirkan juga tidak mendapatkan gizi yang cukup untuk mempertahankan hidupnya yang layak. Di jalanan, terutama di kota-kota besar betapa banyaknya berkeliaran anak-anak jalanan, gelandangan dan pengemis cilik, yang mempertahankan hidupnya sendiri tanpa ada nafkah dan perlindungan dari pihak lain. Bukan hanya anak jalanan yang tidak mampu mengenyam pendidikan sekolah, anak-anak dari keluarga miskin juga termasuk kedalammya yang tidak sekolah. Kesulitan ekonomi bukanlah satu-satunya sebab kondisi buruh anak. Banyak anak dari keluarga yang mampu secara ekonomi pun mulai kehilangan kasih sayang dan pendidikan dalam keluarga, karena orang tuanya terlalu sibuk diluar rumah. Anak- anak dari berbagai kalangan juga sudah kehilangan untuk tumbuh dan berkembang dalam keamanan, anak-anak telah menjadi korban kekerasan secara fisik dan seksual. Islam telah mengatur hak anak dalam sekumpulan hukum yang mengatur kewajiban kedua orang tuanya, masyarakat disekitarnya dan negara. Dengan demikian hak anak merupakan kewajiban dari Allah kepada orang-orang yang harus memenuhinya. Karenanya pemenuhan hak anak adalah bagian dari ibadah dan ketundukan mereka kepada Allah SWT. Hak anak yang harus dijamin pemenuhanya dalam islam diantaranya: 1. Hak Untuk Hidup Ketika islam mengharamkan aborsi dan pembunuhan anak serta mengatur penangguhan pelaksanaan hukuman pada wanita hamil, pada saat itulah kita temukan pengaturan adanya hak hidup bagi anak dalam islam. 51 2. Hak Mendapatkan Nama yang Baik Islam menganjurkan agar orang tua memberikan nama yang menunjukan identitas islam, suatu identitas yang melintasi batas-batas rasial, geografis, etnis dan kekerabatan. 3. Hak Penyusuan dan Pengasuhan Hadhonah Anak berhak mendapatkan penyusuan selama 2 tahun. Islam juga mengatur masalah pengasuhan anak. Anak berhak mendapatkan pengasuhan yang baik sampai ia mampu mengurus dan menjaga diri sendiri. Islam menetapkan bahwa persoalan pengasuhan anak merupakan kewajiban sekaligus hak orang-orang tertentu. Islam pun telah menetapkan bahwa orang yang lebih berhak terampil dalam pengasuhan adalah wanita ibu. 4. Hak Mendapatkan Kasih Sayang Rasullalah SAW mengajarkan kepada kita untuk menyayangi keluarga, termasuk anak-anak didalamya. Ini berrti Rasullalah mengajarkan kepada kita untuk memenuhi hak anak terhadap kasih sayang. 5. Hak Mendapatkan Perlindungan dan Nafkah dalam Keluarga Ketika islam memberikan kepemimpinan kepada seorang ayah di dalam keluarga, saat itulah anggota keluarga yang lain, termasuk anak didalamnya, mendapatkan hak perlindungan dan nafkah dalam keluarga. 6. Hak Pendidikan dalam Keluarga Rasullalah mengajarkan betapa besarnya tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak. Mendidik anak adalah tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu,

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Hak Dan Kewajiban Anak Dan Orang Tua Ditinjau Dari Undang-Undang NO.1 Tahun 1974 Dan Hukum Islam

0 30 99

Otoritas orang tua terhadap anak perspektif hukum Islam dan undang-undang nomor 23 tahun 2002 (kasus Arumi Bachsin)

0 3 108

HAK-HAK ANAK DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NO. 23 TAHUN 2002 UNTUK MEMPEROLEH Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 13

PENDAHULUAN Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 25

PENUTUP Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 8

HAK-HAK ANAK DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NO. 23 TAHUN 2002 UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN DALAM Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 23

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Akibat Perceraian Orang Tua di Pengadilan Agama Padang Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

0 0 6

KEWAJIBAN NEGARA TERHADAP ANAK-ANAK JALANAN YANG MASIH MEMILIKI ORANG TUA YANG TINGGAL DI RUMAH SINGGAH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN UNDANG-UNDANG.

0 0 1

HAK WARIS ORANG TUA BERSAMA ANAK (STUDI KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA) - STAIN Kudus Repository

0 0 48